Bab 3

2 0 0
                                        

Sudah setengah hari Amel di cuekin oleh Ilham. Apapun yang Amel lakuin, tidak di gubris oleh cowok satu bangkunya tersebut. Sampai akhirnya jam istirahat berbunyi, dan Ilham masih enggan menanggapi Amel

Buset ni cowok Pns atau gimane sih, diem-diem bae.

Dan akhirnya Ilham meninggalkan Amel begitu saja. "aaaaaaaaaa" rengek Amel

"keliatannya elo sedih banget kagak dapet perhatian dari Ilham". Amel lalu menoleh arah suara tersebut. Terlihat Hamzah dengan senyum sapanya "hay, boleh duduk disni gak ?".

"silahkah, toh yang punya udah pergi"

"hahaha,baru pertama kali ini gua lihat ada cewek selain Annita marah kalau dicuekin sama gendut"

"gendut ?" tanya Amel heran

"ah itu cuman panggilan gua ke Ilham, kita udah temenan lama. Yah sangat lama, sampai aku tidak menyadari hal sepele kenapa dirinya sampai menjadi seperti ini" tiba-tiba raut wajah Hamzah terlihat menyesal."yah tapi dirinya tidak sepenuhnya berubah, hal baik darinya mungkin contohnya"

Amel menangguk iya. Dirinya jadi sedikit mengerti tentang Ilham. "yaudah gua tinggal dulu yak" Amel lalu berdiri dari tempat duduknya

"iya tolong bilangin ke Ilham, jangan lupa sabtu besok"

"ok"

Kenapa aku telat menyadarinya, mungkin karena cuman dirinya yang mengerti dan merasakannya. Ah bodohnya aku. Amel mempercepat jalan kakinya menuju ke arah Lab. Komputer Multimedia, satu-satunya tempat yang akan dituju oleh Ilham

Krieeeek

Mata Amel lalu menyusuri setiap sudut ruangan Lab, dirinya tidak menemukan adanya Ilham disana, lalu ia mengecek rak sepatu. Terdapat dua pasang sepatu milik Ilham, aneh. Lalu Amel berdiri mematung didepan Lab sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal

"ni bocah kemana yak ?" gerutunya

"jadi gimana pak untuk projek ini ? ada refrensi kah ?"

Terdengar suara dari arah anak tangga yang berada di belakang Amel, Amel lalu menoleh. Disana ada Ilham dengan pak Teguh

"bagus sih Ham, gak ada revisi kok, tinggal action dilapangan aja"

"baik pak, terima kasih untuk waktunya"

Kedua orang tersebut langsung berhenti melihat ada Amel didepannya

"pacarmu ?" tanya pak Teguh

"bukan bapak, yaallah. Bapak percaya kalau dia pacarku ?"

"percaya, kalo kamu pakek pelet yang bapak saranin kemarin" ejek pak Teguh sambil terkekeh

Lalu pak Teguh meninggalkan mereka berdua dan masuk kedalam lab "yah semoga berhasil anak muda"

"apaan sih bapak !!"

Dan Amel pun ikut terkekeh melihat tingkah Ilham yang malu-malu barusan

"jadi kenapa elo disini ?"

"elo mau enggak jadi pacar gua"

Seketika atmosfir disekitar mereka berubah, padahal hari ini. Sidoarjo sedang panas-panasnya, namun entah kenapa seketika menjadi sejuk. Semua suara bising yang di sebabkan oleh teriakan anak STM pun menghilang seketika, cuman ada mereka berdua yang sedang berukar pandang dengan sangat dalam.

"elo ngigau yak ?" jawab Ilham "Mel, elu basuh dulu deh muka lo, biar seger"

Amel terdiam, wajahnya sangat bingung" gua serius, dan gua juga dalam keadaan sadar"

"berarti gua dong yang masih belom sadar" jawabnya santai "yaudah gua sibuk, ada projek film nih, udah ya bye"

Ilham lalu meninggalkan Amel diluar lab dengan keadaan kebingungan, di dalam sudah terlihatv Pak Teguh yang senyum-senyum melihatnya. "bapak denger barusan"

"udahlah Ilham, jadilah seorang pria"

Ah shit yang barusan dati bukanlah mimpi, untuk pertama kalinya Ilham mendapatkan pernyataan cinta. Tidak-tidak Ilham kamu enggak boleh ke geeran, ingatlah. Kamu seorang veteran dalam hal kesendirian, coba berfikir logis tidak mungkin cewek secantik Amel suka sama elo.

Ilham lalu menampar keras wajahnya sampai dirinya menggerutu kesakitan.

Sadarlah Ilham bahwa cinta hanya akan melahirkan sebuha keputusasaan dan kesedihan. Jangan lupakan itu

Kakak tua RancuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang