part 4. JAKET 18 SEKALA

4.6K 170 0
                                    

Anneth sudah sampai di ruangan osis, pagi ini ia datang seperti biasa, disaat semuanya baru saja terbangun, Anneth sudah berada di sekolah.

Bay The Way, ini jam 6 pagi.

"Jaket nya gue taruh sini dulu deh" Anneth menggantung jaket Deven di kursi milik nya, lalu ia pergi menuju kantin untuk membeli sarapan.

•••

"Al!pagi banget anjir." Clinton mengeluh saat pagi pagi buta, Alde datang dan tanpa basa basi menarik nya untuk mandi dan berangkat bersamanya.

Alasannya cukup simple.

"Temani ambil tugas"

"De! Mana ada ruang osis buka jam 6 pagi!?" Clinton mengusai rambutnya kesal dengan temannya itu, pagi buta gini malah dibangun in..

"Idih, bawel banget lu, gue slepet juga nih!" Alde sudah cukup sabar dengan Clinton, padahal untung untuk Clinton yang tidak akan dihukum hari ini karena telat.

"Tuh kan udah dibuka!" Ucap Alde sambil menunjuk pintu ruangan osis yang ia buka.

"Ck! Ya udah cepetan dah!" Clinton menerobos masuk sedangkan Alde mencari buku pelajarannya yang tertinggal.

"Nah! Ini udah!" Ucap Alde.

Sedangkan Clinton yang menyandar di tembok sambil mata terpejam, langsung membenarkan atas nya dan berharap cepat keluar lalu masuk kedalam kelas nya.

Namun mata nya justru tertuju kepada jaket yang ia kenali.

"hah? 18 SEKALA?" Clinton menghampiri jaket yang berada di kursi utama.

"EH! JANGAN DI PEGANG! JAKET ANNETH!" Clinton berhenti lalu menoleh ke Alde.

"Ini meja Anneth?" Tanya Clinton

"Lu ga liat tulisan nya? Meja ketos! Tuh!" Tunjuk Alde.

"Tapi ini jaket 28 SEKALA cuman Deven ajah yang punya" Ucapan Clinton membuat Alde terdiam.

"Hah!?" Alde langsung menghampiri kursi Anneth dan mengambil jaket bertulis kan 18 SEKALA.

"Lah! Bener ini mah! Jaket si Deven!" Ucap Alde.

Kedua nya terdiam saling tatap, lalu detik berikutnya tersenyum menang.

"Taro lagi, nanti kita ledek in orang nya"

Keduanya berjalan keluar sambil cekikikan, sudah siap mengejek Deven.

•••

Anneth tak mengerti kenapa ia bisa berada di depan lapangan basket, dan ini sudah jam pulang, seharusnya ia pergi pulang dan tidur!

"Neth?" Anneth terkejut saat ada yang memanggilnya, saat berbalik ia melihat Friden dibelakang nya.

"Mau balik in jaket Deven?" Sambil melirik jaket yang di pegang oleh Anneth.

Anneth nampak terkejut, bagaimana Friden bisa tahu kalau ia akan mengembalikan jaket Deven? Sedangkan Friden malah tertawa terpikal pikal.

"Ya udah sana samperin, gue pergi dulu" Friden menepuk bahu Anneth lalu pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

"Apa sih, dasar gajelas" Setelah itu, Anneth masuk dan mencari keberadaan Deven disekitar lapangan. Saat sedang melihat lihat, Anneth langsung melirik ke arah Deven yang tengah mengobrol bersama Sam.

Sam yang posisinya menghadap ke arah Anneth, langsung menepuk bahu Deven agar melihat ke arah belakang nya.

Anneth berjalan menghampiri pria dengan jersey bertuliskan "Crishtian" dengan nomor "18".

"Nih jaket lo!" Anneth langsung melempar jaket itu ke arah Deven saat pria itu berbalik. Untung saja Deven gercep, coba kalau engga? jaketnya bakal jatoh ke genangan air dibawah.

"Wah, ga niat nih balik in nya?!" Tanya Deven dengan nada songong.

"Iya, ga ada yang minta buat lo ngasih jaket ini ke gue, bay!" Setelah itu Anneth beranjak pergi dari sana tanpa menghiraukan caci maki Deven dibelakang nya.

Sementara Samuel yang berada disana, sudah cukup sabar sekali menghadapi keduanya. Ia hanya akan berperan sebagai pemisah bila keduanya mulai beradu fisik, seperti memukul dan lainnya.

•••

"DEVEN!!!"

"MINGGIR GAK!?"

"ANJIR LAH NIH ANAK!"

Siang ini Anneth tertahan di kelas nya, karena Deven kini berada di depan pintu kelas nya sambil membawa kodok yang entah ia dapat dari mana.

"JOROK!!! PERGI GA LU!"

Teriakan Anneth semakin melengking saat Deven melepaskan kodok nya, Anneth langsung berlarian menuju jendela di yang dekat dengan kursi, tak kehabisan akal, Anneth malah keluar dari kelas nya melewati jendela.

Setelah itu langsung berlari pergi, Deven langsung mengerjar Anneth saat melihat gadis itu malah kabur melewati jalan pintas.

Keduanya terlibat aksi kejar kejar an di sekitar sekolah, Deven yang terus membawa kodok sedangkan Anneth yang berlari mencari perlindungan.

Pandangan yang membuat siswa siswi disana menggelengkan kepala nya. Walaupun tidak mengganggu aktivitas para siswa siswi, tapi kasihan juga Anneth yang selalu kadi korban.

"JO!!! TOLONG!" Saat Anneth bersembunyi di balik Joa, Deven langsung berhenti dan langsung menyembunyikan kodok yang ia bawa.

Pacar temannya itu sangat menyeramkan bagi Deven, pernah sekali Deven di pukul pake sepatu Joa. Sejak saat itu Deven tak ingin berurusan sama Joa.

"Apa! Sana pergi!" Deven langsung kabur, melupakan sesi kejar kejar an nya bersama Anneth.

"Untung ada lo jo, kalau engga, bisa di lempar kodok ama tuh orang" Ucap Anneth.

"Lagian kok bisa sih dia bawa kodok?" Tanya Joa.

"Gak tau, gue di jegat di depan kelas, tuh orang bawa bawa kodok" Jawab Anneth.

"Permisi" Anneth lantas menoleh ke arah suara, begitu pula Joa.

"Permisi kak Anneth, kak Joa, kakak liat kak Deven gak?" Anneth menatap Joa dengan tanda tanya 'ada urusan apa memang?' Begitulah.

"Ada urusan apa memang?" Tanya Joa

"Anu kak.. kelas 10 MIPA lagi praktikum, tapi kak Deven malah bawa kodok kelompok kami... katanya untuk dikasih ke kak Anneth.." Jawaban adik kelas itu membuat Joa dan Anneth tercengang, kelakuan Deven benar benar di luar prediksi mereka...















Vote & Comment!

Ketos vs Kapten [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang