Sejujurnya aku bahagia karna jatuh cinta ke kamu. Menikmati setiap hal yang aku lalui karna kamu, tapi enggak menutup kemungkinan kalau aku juga sakit hati. Memendam semua perasaan, menguburnya di hati sedalam-dalamnya meski sebenarnya aku ingin meluapkan.
Saat melihat kamu sedang tertawa dan bukan karna aku, aku iri dengan mereka yang berhasil melebarkan bibir mu, menampilkan deretan gigi mu yang rapi, membuatmu tertawa. Aku ingin merasakan apa yang mereka rasakan.
Tapi waktu akan terus berputar. Waktu enggak akan menunggu aku yang menunggu kamu. Tuhan bekerja sama dengannya, menciptakan skenario nya sendiri setiap detik yang siapapun tidak bisa menebaknya, termasuk aku.
Yang bisa aku lakukan cuma berusaha, sampai waktunya telah tiba, sampai pada bagian dimana aku dihadapkan pada dua kenyataan. Kamu menengok dan menyadari kehadiranku, atau tetap tak mau tahu dan aku harus berhenti.
Aku harus siap menghadapi setiap kemungkinan yang ada, aku bisa terluka kapan saja. Oleh karna itu, nanti jika saatnya tiba, entah disadari oleh mu atau tidak, aku tidak pernah menyesal karna telah menjadikan kamu bagian dari orang yang telah membuatku jungkir balik soal cinta.
Aku tak menyesali sakitnya, sungguh, tak apa. Aku akan berhenti dan beranjak pergi sembari bergumam dalam hati beruntunglah orang yang mendapatkan kamu nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPATAH KATA
PoetryKetika kamu enggak bisa menjelaskan apapun, tulisan akan mengungkapkan semuanya.