Yang dulu sedekat jarum jam ketika pukul dua belas, kini sudah sejauh matahari dan bumi dalam hunian angkasa yang luas.
Ada beberapa hal yang seharusnya dihentikan. Kita sudah seharusnya saling melupakan. Mungkin tidak berlaku bagimu, hanya berlaku bagiku.
Untukku, melupakan apa-apa saja yang pernah terjadi dalam hari-hari ku saat ditemani mu bukan hal yang mudah. Susah payah aku melakukannya.
Tapi dengan mudahnya, kamu tetap disini. Entah apa yang ada dalam pikiranmu, kenapa kamu masih beredar dalam ruang lingkup duniaku?
Asal kamu tahu, ketika kamu pergi, seharusnya kamu benar-benar pergi. Ragamu, jiwamu, ku harap juga kenangan bersamamu ikut terbawa seiring dengan langkahmu yang semakin jauh. Bukan begini.
Kamu tetap berdiri disini, memberikan beberapa motivasi untuk aku bangkit kembali, memberikan secuil perhatian barangkali aku kelelahan. Dan kamu pikir, aku bisa bangkit dengan mudah karena caramu?
Tidak. Ini salah.
Pergilah. Sejauh yang pernah kamu mau, aku sudah melepasmu. Luka- luka ini biar jadi urusanku, kamu tidak perlu tau. Begitu, akan memudahkan ku, membuka jalan terlebar untuk aku bisa keluar dari jeruji semu.
Pergi.
Kemanapun yang pernah kamu ingin, tidak akan ada yang menggelayuti manja lenganmu untuk menahan langkahmu.
Ketika kamu mengatakan "kita sudah berakhir", maka kamu harus berlaku bahwa semua ini memang sudah berakhir.
Ya, pergilah, sejauh yang kamu mau, aku mengiringi dengan doaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPATAH KATA
PoetryKetika kamu enggak bisa menjelaskan apapun, tulisan akan mengungkapkan semuanya.