Andai kamu tahu, pergi dari kehidupanmu tidak semudah dan se-menyenangkan yang aku bayangkan. Kupikir, setelah tidak denganmu, aku akan terbebas dari segala rasa yang selama ini membuat sesak.
Harus kamu tahu, kenyataannya tidak begitu. Ada separuh dari diriku yang merasa seolah aku telah kehilangan, melewatkan sesuatu yang tidak seharusnya aku lewatkan. Tapi dengan diriku sendiri, aku mencoba yakin bahwa keputusan yang aku ambil adalah hal yang benar.
Bahwa meninggalkanmu, bagiku, adalah sebuah keharusan.
Menunggu kepastian dalam kurun waktu yang tidak berujung dan terbelenggu rasa bersalah yang menghantui diri setiap hari, aku harap kamu bisa merasakan bagaimana aku melewati siang dan malam dengan pikiran yang penuh seperti itu. Itulah alasan mengapa aku memilih untuk pergi.
Meski memang benar ada seorang penyelamat, yang mungkin tanpa disadarinya, dia telah menyelamatkan aku. Dia bersedia menjadi penopang kalau saja aku jatuh.
Apakah kamu berpikir aku akan melewatkan nya begitu saja? Aku telah lama menunggu seseorang yang siap menggenggam tanganku dan mengeluarkan aku dari kubangan penuh luka, dan ketika dia datang, apakah aku harus melewatkannya? Tentu saja tidak.
Aku menggapai tangannya dan berhasil keluar dari kubangan, seharusnya aku bahagia. Tidak, ku pikir aku memang bahagia, hanya saja, sebagian dari diriku sedang belum terbiasa.
Dan pada akhirnya, aku harus memaksa diri untuk yakin, bahwa meninggalkanmu memang sebuah keharusan dan merupakan salah satu bentuk perwujudan bahwa aku mencintai diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPATAH KATA
PoetryKetika kamu enggak bisa menjelaskan apapun, tulisan akan mengungkapkan semuanya.