Day 2 - Love You To Death

717 46 5
                                    

Di pertengahan musim semi itu, saat netra oniksnya berpaku pada jejeran pohon sakura yang memamerkan keindahannya sembari menikmati kebebasan yang baru saja ia raih, telinganya menangkap suara familiar. Tangan kaku seketika dan bahu menegang. Wajahnya meringis masam ketika tahu perbuatan nakalnya sudah diketahui sang ayah.

“Kazunari,”

Suara tegas itu kembali mengudara, membuat si pemilik nama mencebilkan bibir dan mengerling malas. Dibalikkan tubuhnya ogah-ogahan, dan sedikit menunduk saat tatapan tajam sang ayah berpapasan dengan matanya.

“Gomen,”

Terdengar suara helaan napas panjang. Takao Kiyosu, sang kepala keluarga, juga ayah dari remaja berjiwa pemberontak yang berjarak beberapa meter dari sang putra tunggal menatap lama Kazunari lalu menghampirinya.

“..Memarahimu seperti biasa tak akan membuatmu jera―iya kan?” Nada dingin itu membuat Kazunari terdiam dengan dahi mengernyit kesal. Dilirikkan matanya.

“Kenapa aku harus merasa bersalah dan menuruti semua perkataanmu, jika yang kulakukan hanyalah pergi melihat indahnya dunia yang kau sembunyikan dariku?”

Nada ketus balik dilempar sang anak. Kazunari muak terus dikurung dalam rumah bak istana itu. Harus mempelajari semuanya, demi menjadi penerus keluarga yang hebat. Ia membuang pandangan ke samping saat mengingat hal itu.
Penerus keluarga.

Calon pemimpin keluarga Takao―yang merupakan salah satu keluarga bangsawan terkemuka di Jepang.
Ia teramat benci dengan predikat yang disandangnya.

“Ikut aku.”

Kazunari mendecih saat nada perintah menyapa indra pendengarannya. Namun ia tetap menuruti. Karena membangkang pun percuma saja. Ayahnya pasti punya cara agar ia tunduk padanya.

Sepasang ayah-anak itu menyusuri jalan setapak yang dikelilingi pepohonan menuju sebuah mansion. Hening mendera. Tidak ada yang ingin membuka percakapan, karena hubungan mereka memanglah terbilang buruk.

Sekitar 20 menit berjalan, dan bagian belakang mansion itu nampak. Kiyosu mempercepat langkah saat melihat seorang bawahan yang terlihat sudah menunggu mereka sedari tadi.

“Apa dia sudah datang?”

Kiyosu menatap puas saat bawahannya itu mengangguk mantap. Diliriknya Kazunari yang bertampang tidak peduli. Ketika pandangan mereka tidak sengaja bertemu, Kiyosu mengisyaratkan agar sang putra kembali mengikutinya. Wajah Kazunari bertambah cemberut. Dilangkahkan kaki malas mengekori sang ayah.

Setelah sampai di ruang kerja sang ayah, Kazunari langsung menyamankan diri di kursi yang berada di depan meja kerja Kiyosu. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu―yang entah mengapa, mengundang senyum ganjil di wajah ayahnya.

“Kiyosu-sama, saya Midorima Shintarou menghadap pada anda.”

Mata Kazunari sedikit terbeliak saat suara bass itu mengisi indra pendengarannya. Tubuh ditegakkan seketika dan berbalik menoleh pada sosok itu.

Mata tajam berhias manik emerald yang terbingkai di balik kacamata, membuat Kazunari terpaku, sekaligus terpesona.

Sekali lagi persona itu menunduk hormat. “Saya, Midorima Shintarou, menerima tawaran anda untuk menjadi butler putra anda, Kiyosu-sama.”

―Pernyataan yang sekali lagi membuat Takao menatap tidak percaya.

‘Butler.. katanya?!’

.

.

[Jujur, pada awalnya aku tidak tahu. Bagiku, ini adalah sebuah pertemuan yang tidak disengaja.

Special for MidoTaka Day 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang