Kesialan bermula

60 10 2
                                    

Matahari sudah berada tinggi diatas kepala. Sinarnya begitu membakar kulit membuat orang-orang mengeluh dengan teriknya. Pria itu menyeruput es teh di hadapanya dengan rakus. Tenggorokannya benar-benar kering. Tak butuh waktu lama es teh digelas sudah kandas diteguk habis olehnya.

"Segernya." pria itu tersenyum sambil mengelap bibirnya.

"Woy Ali, disini lu rupanya," sapa David dan duduk disampingnya.

"Gimana kelas tambahan dihari sabtu?" tanya David teman sekelasnya.

"B aja," jawab Ali.

"Kenapa muka lu masam gitu?" tanya David memperhatikan muka masam sahabatnya, ia sangat hapal temannya ini sangat membenci pelajaran yang bersangkutan dengan bahasa inggris.

"Lu tau kan mata kuliah gue di bahasa inggris selalu C dan sekarang dikampus ini harus ada jam tambahan bahasa inggris." Ali mengacak rambutnya frustasi, kalau ia tau bakal selalu bertemu pelajaran bahasa inggris, kenapa pula ia memilih jurusan komunikasi tak sekalian saja bunuh diri masuk jurusan bahasa inggris.

"Aelah bukannya itu udah biasa dalam hidup lo, gak usah masang muka sekarat gitu dah! Dulu lu selalu mendapatkan Nilai 2, 3, 4 buktinya lu lulusan SMA."

"Bener juga yang lu bilang." kini wajah Ali berbinar senang.

"Gue denger lu di pilih langsung oleh dosen menjadi ketua kelas."

Ali berdehem, "Kok bisa?" tanya David tak percaya seorang Ali di percaya menjadi ketua kelas.

"Soalnya pertemuan pertama kemarin Mahasiswa cowok yang dateng cuman gue."

David tertawa terbahak-bahak, "Gue pikir itu dosen udah gak waras milih lu buat menjadi ketua kelas."

Plakk..

"Sialan lu!" David mengusap-usap kepala bagian belakang karena Ali menoyornya.

"Lu pikir gue apa! Gini-gini gue tampang ketua kelas ya! Kalau gue Mau gue juga bisa jadi ketua Dema!" Kesal Ali meninggalkan temannya itu. Bukannya merasa bersalah David semakin tertawa mendengarnya, sampai memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa.

*********

Gadis itu membuka matanya, merentangkan kedua tangan ke udara lalu berjalan menuju jendela, membuka horden dan seketika wajahnya diterpa hangatnya sang mentari pagi.

"Selamat pagi dunia." Ia tersenyum dengan mata sedikit menyimpit.

Ceklek..

Gadis itu menoleh pada pintu yang terbuka disana menampilkan wajah seorang pria dengan wajah bangun tidurnya.

"Selamat pagi adiknya abang" sapa Abangnya bernama Radit.

"Selamat pagi juga abangnya Amanda." gadis itu Amanda Pricilya  berjalan mendekati Abangnya.

"Cuci muka dulu gih sana, lalu turun bunda udah siapin sarapan" Amanda mengangguk, setelah itu Abangnya turun terlebih dahulu.

Amanda menuruni beberapa anak tangga, melihat keluarganya sudah berkumpul disana.

"Pagi ayah, pagi bunda." sapanya saat sudah duduk dimeja makan.

"Pagi juga sayang," jawab kedua orang tuanya bersamaan.

"Abang gak disapa juga ni?" tanya Abang Radit.

"Kan tadi sudah bang."

"Iyadeh. Hari ini kuliah Amanda Liburkan? Mau ikut Abang jalan?" Amanda cemberut mendengarnya.

"Gak bisa bang, di Kampus Amanda setiap hari sabtu ada jam tambahan khusus bahasa inggris, liburnya hanya hari minggu."

"Kok gitu? Dulu di Kampus Abang setiap hari Sabtu diliburkan."

Mr.InggrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang