Lu cantik

17 1 0
                                    

"Dorr," ucap seseorang tiba-tiba menepuk bahu Ali dari belakang.

"Bangkee!" Seseorang itu tersenyum memamerkan gigi putihnya melihat Ali yang terkejut, ia sudah menduga akan bertemu Ali disini.

"Dih kasar banget jadi cowok, pantes cewek males deket-deket sama lu," ucap Amanda tak merasa bersalah sedikit pun telah mengangetkan Ali.

"Lu bisa gak sih, kalo muncul jangan tiba-tiba. Kaya hantu tau gak loh!" kesal Ali mengabaikan ucapan Amanda yang meledeknya.

"Mana ada hantu cantik kaya gue," jawabnya sambil tersenyum jahil kearah Ali.

"Pede gila anda," ucap Ali memandang datar Amanda.

"Lah gua kan emang cantik, bang Radit sering bilang," ucap Amanda dengan polosnya.

"Iya karna lu adiknya."

"Emak bapak gua juga bilang cantik,"

"Iya karna lu anak cewek satu-satunya."

"Eh, Adit juga bilang," ucap Amanda masih mencari pembelaan untuk dirinya.

Hening.

Ali hanya mengangkat satu alisnya memandang Amanda dengan pandangan bertanya pasalnya ia tak mengenal seseorang yang Amanda sebut tadi.

"Bomat," ucap Ali pada akhirnya.

Lalu ia melanjutkan joggingnya yang sempat tertunda. Amanda mengikuti Ali berlari kecil disamping pria itu.

"Btw cewek tadi siapa?" tanya Amanda. Ali hanya melirik sekilas Amanda. Namun ia enggan menjawab.

Amanda tak menyerah, ia pun bertanya kembali.

"Gua perhatiin lu sering jogging disekitar sini, tapi cuman modus biar bisa ketemu cewek tadi. Iya kan?" cecar Amanda.

"Cantik ya," jawab Ali tak terduga, bahkan Amanda dapat melihat dengan jelas Ali tersenyum saat mengatakan itu.

Ali menghentikan lari kecilnya, membuat Amanda ikut berhenti.

"Namanya Bella," lanjut Ali dengan senyuman masih melekat indah di wajah tampannya, "lu pertama kali ketemu gue, rambut gue pendek ya?"

Amanda mengangguk kecil,  "iya, tapi gak pendek banget sih."

Ali mengangguk paham, "Ada cerita sebelum ketemu lu," ucap Ali.

"Apa itu, kalo boleh tau?"

"Rambut gue dulu panjang." Amanda sedikit terkejut tak menyangka seorang Ali mau bercerita padanya.

"Teros?"

"Udah gitu aja. Males cerita gue."

'Anjirr' maki Amanda dalam hati. Kalo emang gak niat ya dari awal gak usah cerita.

"Tanggung jawab, udah bikin gue penasaran!"

Hening beberapa saat.

"Buruan cerita!" kesal Amanda.

"Oke. Berawal dari kamera kesayangan gue ilang karena kecerobohan kawan. Gue udah sempayeng lah, gue hampir mau nonjok kawan gue. Eh tapi gak jadi gegara tiba-tiba ada cewek nyamperin kita ternyata dia mau balikin kamera. Dia gak sengaja denger perdebatan gua sama kawan soal kamera hilang. Geulis pisan euy," ucap Ali, terlihat jelas pria itu sudah tergila-gila dengan perempuan itu.

Amanda hanya bergidik ngeri melihat Ali. Pasalnya ia baru pertama kali melihat Ali selebay ini memuji perempuan.

"Gua langsung jatuh cinta anjirr sama tu cewek. Semenjak dari situ gua selalu cari tahu tentangnya. Gua tau dia anti banget sama cowok berambut panjang dan gua memutuskan untuk memotong rambut, dia itu udah cantik, baik, dan jujur pula, coba kalo engak mana mau dia balikin kamera gua yang kalo dijual lumayan bisa beli alat make up. Emang dasarnya cantik luar dalem, lu udah liat sendiri kan dia cantik?"

Mr.InggrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang