"kalian ga ada kegiatan lagi kan setelah ini?"
Nasya dan Tika pun kompak mengangguk
"bagus, kalo gitu kalian langsung ke kantor jurusan bantuin dosen-dosen ngurus kelengkapan dokumen buat besok akreditasi" perintah Prof. Rendra
"Tapi pak.."
"ga usah tapi-tapian, sekali-sekali kalian bantuin jurusan lah, akreditasi ini juga kan demi kebaikan jurusan dan kebaikan kalian juga kan, emang kalian mau lulus dengan akreditasi C?" ancam Prof. Rendra, yang refleks membuat kedua mahasiswi dihadapannya menggelengkan kepala
" ya udah cepet sekarang ke sana! " usir prof. Rendra
Tak punya pilihan lain mereka pun menurut dan langsung pergi ke kantor jurusan di lantai dua
Suasana di kantor jurusan memang terlihat sangat sibuk pagi itu, hampir semua dosen berkumpul di sana, berkutat dengan berkas-berkas yang Nasya dan Tika tak tahu menahu berkas-berkas apa itu.
"Permisi pak?"
"iya ada apa?" jawab pak Edi, yang merupakan admin jurusan psikologi
"kami disuruh Prof. Rendra buat bantu-bantu di sini, pak" jelas Tika
"wah bagus dong, kami sedang deadline buat besok soalnya " sambut Pak Edi
"jadi kita kerjanya ngapain pak?" tanya Nasya
Pak edi tampak berpikir sebentar
"kalian bantuin pak Toni aja tuh, kasian dari tadi ngerjain sendiri ga ada yang bantuin" perintah pak Edi menunjuk dosen berkacamata yg sedang berkutat dengan tumpukan berkas dihadapannya
Tak banyak protes mereka pun berjalan menghampiri dosen yang dimaksud pak Edi.
Pak Toni merupakan termasuk dosen paling muda di jurusan yang baru saja menyelesaikan pendidikan magisternya"permisi pak? Kami mau bantu-bantu bapak boleh? " tanya Nasya basa-basi
Dosen bernama Toni itupun sekilas membenarkan posisi kacamatanya manatap dua mahasiswi di hadapannya
"tentu saja boleh dong, dengan senang hati saya berbagi pekerjaan" sambut dosen tersebut dengan senyum ramahnya
"kebetulan ini ada berkas yang harus dicopy, saya minta tolong kamu copy-in ya di ruang sebelah"
Perintah pak Toni, mengambil setumpuk kertas di mejanya dan menyerahkannya pada Nasya.
Nasya pun menurut dan mengambil setumpuk kertas tersebut dan segera membawanya ke tempat fotocopy jurusan yang terletak tepat di samping kantor jurusan.
Setelah sekian lama, Nasya pun kembali tumpukan kertas yang lebih tinggi. Nasya pun pun berjalan hati-hati ke meja tempat Tika dan pak Toni berada.
"aduh makasih banget ya, saya jadi terbantu " ucap pak Toni
"langsung aja ya, masuk ke dalam bantuin temen kamu " perintah pak Toni yang juga sedang sibuk memeriksa berkas yang tersusun dalam map berwarna merah.
Nasya pun masuk ke ruang rapat jurusan, menyusul Tika yang juga berada di sana. Namun ternyata Tika tak seorang diri, Prof Reyhan juga ada di sana, mencermati berkas-berkas di balik kacamatanya.
"mau bantuin juga?"
Belum sempat Nasya mengucap salam, Reyhan sudah menodongnya duluan
"iya pak" jawab Nasya cepat
"tolong jumlahkan skor di angket ini, nanti kalo udah beres langsung input datanya ke laptop saya" perintah Reyhan menyerahkan setumpuk hasil sebaran angket kepada Nasya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COLD PROFESSOR
General FictionFollow sebelum membaca ya readers 🙏 Bukan anak seorang konglomerat, bukan gadis terkenal dan bukan pula mahasiswi berprestasi di kampusnya. Nasya Aliya (19) hanyalah mahasiwi pemalas pecinta oppa korea yang karena suatu kesalahpahaman memaksanya...