Tak terasa hari kamis sudah tiba, yang artinya malam ini Reyhan akan datang ke rumah orangtuanya. Sepulang kuliah Nasya memilih langsung pulang untuk segera memberitahu orangtuanya jika malam nanti ada tamu yang akan berkunjung agar mereka tidak kaget jika tiba-tiba ada pria yang melamar anaknya.
Jarak kampus Nasya dan rumah kedua orangtua nya memang hanya berjarak 18 km, namun Nasya memilih untuk tinggal di kosan dan pulang seminggu sekali, karena jika pulang-pergi Nasya tidak bisa membayangkan berapa kali ia harus kesiangan dalam seminggu.
Setelah menghabiskan 2 jam perjalanan akhirnya Nasya sampai di rumah. Lena sedikit kaget melihat putrinya tiba-tiba muncul di depan pintu mengingat biasanya Nasya baru pulang setiap hari sabtu.
"loh, tumben hari kamis, kamu udah pulang neng?" tanya Lena menerima uluran tangan Nasya yang hendak menyalaminya
"Iya bun" jawab Nasya langsung nyelonos masuk dan merebahkan diri di sofa, meregangkan ototnya yang kaku setelah harus berdiri selama satu jam di bis kota.
"emang besok kuliah libur, neng?" tanya Lena yang kini duduk di sofa samping Nasya
Nasya menggeleng
"lah terus kenapa pulang?" heran Lena
Nasya yang terus dibombardir pertanyaan oleh bundanya terpaksa bangkit dan bersiap untuk memberitahu bundanya perihal maksud kepulangannya.
"Ayah mana bun?" tanya Nasya yang tidak mendapati keberadaan ayahnya padahal jam sudah menunjukan pukul 4 sore yang seharusnya ayahnya sudah pulang dari sekolah.
"Ayah belum pulang neng, lagi banyak kerjaan di sekolah katanya" jawab Lena
Memang, semenjak ayah Nasya menjabat sebagai kepala sekolah di salah satu SMP negeri di kotanya, beliau menjadi sangat sibuk dan tidak jarang pulang sore. Sangat berbeda ketika ayahnya masih bekerja sebagai staff pengajar di sana.
"Emang ada apa sih neng pake nanyain ayah segala?" tanya Lena yang sudah sangat penasaran, mendengar putrinya yang tiba-tiba menanyakan ayahnya
"gini, bun" Nasya tampak menarik nafas sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya yang justru membuat bunda nya semakin penasaran
"nanti malem, ada yang mau lamar Nasya"
"APA? MELAMAR? " potong Lena, melotot tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan putrinya. Apalagi sepengetahuannya putrinya tidak pernah memiliki pacar
"i.. Iya bun" jawab Nasya gelagapan
" Kan udah bunda bilang, jangan dulu nikah kalo belum punya kerjaan, mau jadi apa kamu nanti? kuliah aja belum beres udah mau nikah, kamu pikir nikah itu gampang? " cerocos Lena yang langsung menceramahi putri nya habis-habiskan. Tepat seperti yang diperkirakan Nasya.
"dengerin dulu.." bela Nasya yang lagi-lagi langsung dipotong Lena
"kamu ga lihat apa tuh temen smp kamu, si Anita, gara-gara ngebet nikah dia berenti kuliah, dan malah repot ngurusin anak. Udah gitu malah makin nyusahin orangtuanya karena suaminya ga bisa nyari duit" cerocos Lena semakin memojokan Nasya
"DENGERIN DULU PENJELASAN NASYA DONG BUN! " teriak Nasya kesal melihat ibunya yang malah langsung menghakiminya
"Nasya juga belum mau nikah bun, Jadi kalo bunda sama ayah ga setuju langsung aja tolak, toh Nasya juga ga suka sama dia" jelas Nasya yang berhasil membuat Lena mengatupkan mulutnya
"jam berapa dia datang? " tanya Lena akhirnya
"Nanti malem, bun. Bilangin sama ayah juga" ucap Nasya yang kini memilih meninggalkan bundanya dan langsung menuju kamarnya di lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COLD PROFESSOR
Ficção GeralFollow sebelum membaca ya readers 🙏 Bukan anak seorang konglomerat, bukan gadis terkenal dan bukan pula mahasiswi berprestasi di kampusnya. Nasya Aliya (19) hanyalah mahasiwi pemalas pecinta oppa korea yang karena suatu kesalahpahaman memaksanya...