"Kakak kamu mana, sayang?" tanya Aero dengan senyum lebar.
Maureen menatapnya jijik sambil menaikkan salah satu ujung bibirnya.
"Apaan, sih?! Jangan panggil gue kayak gitu! Jijik dengernya!" seru Maureen kesal.
Aero tertawa kecil melihat kegalakan Maureen yang mulai muncul.
"Ya udah, kamu pengennya aku panggil apa? Honey? Baby? Sweetie?" goda Aero lagi.
"Lo kira lagu?!" protes Maureen.
"Lagian ngapain, sih, lo kesini?" tanya Maureen ketus.
"Aku juga enggak tahu. Tiba-tiba aku pengen kesini aja. Mungkin karena ada kamu disini. Jodoh emang enggak akan kemana," jawab Aero nyeleneh.
"Jodoh?" ulang Maureen dengan kesal.
"Ni! Makan tu jodoh!" lanjut Maureen sambil mencubit lengan Aero dengan sangat keras. Si sasaran pun mengaduh kesakitan.
Mendengar kegaduhan yang terjadi, Kevin dan Gaby memutuskan untuk mengakhiri permainan mereka dengan cara bunuh diri menggunakan granat. Setelah itu, mereka mendatangi tempat terjadinya kegaduhan itu. Kedua orang ini tertawa melihat Maureen dan Aero yang memulai adatnya.
"Enggak ada kapoknya, lo, Ro," ucap Kevin sambil tersenyum dan berjalan mendekati kedua orang itu.
"Orang kayak dia enggak akan kapok kalau belum kemakan karma," sahut Maureen sambil menatap Aero dengan sinis dan melipat tangannya di dada.
Aero yang masih kesakitan hanya bisa meringis sambil mengusap-usap lengan kirinya yang terasa begitu nyeri.
***
Maureen dan Gaby duduk di kanopi tepi kolam renang. Mereka sedang melihat-lihat katalog sambil berbincang-bincang seputar hal itu. Beberapa kali, mereka saling berpendapat tentang beberapa produk. Aero yang duduk di meja makan pun terus menyorot Maureen yang terkadang mengulaskan senyumnya dalam sela-sela perbincangan bersama Gaby. Senyum Aero ikut terbit pada wajah yang disangga menggunakan tangan kanannya. Maureen sungguh menarik baginya.
Kevin datang dan menaruh secangkir kopi di depan Aero. Ia mengernyit heran melihat Aero berposisi seperti itu. Tatapannya ikut beralih pada objek yang terus disorot oleh sobatnya ini. Maureen rupanya. Kevin tersenyum geli sambil menggeleng-gelengkan kepala menatap Aero.
"Vin," panggil Aero tanpa mengalihkan pandangan dari Maureen.
"Maureen gue pacarin, ya?" lanjut Aero.
"Mana mau dia sama lo. Setiap liat lo aja, dia jijik gitu," sahut Kevin sambil tersenyum mengejek.
"Makanya, lo bantu gue, dong," ucap Aero sambil mengalihkan pandangan ke arah Kevin.
"Ogah! Gue enggak mau menjerumuskan Maureen ke kandang buaya kaya lo," tolak Kevin tanpa basa-basi.
"Ya elah, Vin. Gue janji, deh. Kalau Maureen jadi pacar gue, gue enggak akan main cewek lagi. Gue janji bakal jaga hati dia," Aero mencoba meyakinkan Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDANTE [Kevin Sanjaya & Natasha Wilona]
Fanfic"Selama ada harapan, aku bakal nunggu kamu." (Kevin Sanjaya Sukamuljo) "Menghapus dia, bukan hal yang mudah." (Natasha Wilona) "Aku hanya bisa mengagumimu dalam diam." (Maureen Daryanani) "Merelakanmu tak semudah yang aku bayangkan." (Verrel Bramast...