Immortality Items

Kontrak Dengan Peri

" Maukah kamu membuat kontrak dengan ku Yuta?" kata hana yang didepanku

Sejak kata itu di katakan hana layar itu muncul kembali

*Quest baru di temukan
.
.
.
.
Menjadi Pahlawan
.
.
.
.
Apakah kamu ingin menerimanya?

Aku kaget karna tiba² muncul layar itu kembali dan itu menjelaskan tentang quest ( atau disebut misi )

"Eh...saat terakhir kali aku melihat nya kenapa tidak ada icon yang menampilkan penjelasan tentang quest" kataku dengan nada bingung

Hana menatapku lalu memiringkan kepalanya dengan tatapan heran bertanya padaku "Ada apa yuta?kenapa kamu bicara sendiri?"

Aku melihat hana dengan tatapan serius dan berfikir sebenarnya hana ini siapa?bagaimana bisa dia memberikan quest padaku?

Aku menutup layar itu dan icon baru muncul sekarang icon yang berada di pandanganku menjadi 4 yang sebelumnya ada 3

"Hana... Apa maksudmu dengan kontrak?" tanyaku pada hana dengan serius

"Yaa itu semacam perjanjian yang diikat dengan sihir"

"Sihir?seperti yang kamu lakukan tadi?" tanyaku bingung

"Iyaaa" jawab hana

"Jadi kamu itu penyihir?"

"Hmm... Bukan kayaknya"

"Kalau bukan penyihir lalu kamu ini apa?"

"Ngk tau,hehe... Tapi.. Tidak hanya penyihir yang bisa menggunakan sihir loh" kata hana dengan malu - malu

"Heeee!?!?" kataku dengan nada terkejut

"Kenapa yuta?"

Tenang,tenang yutaa ingattt dia itu aneh,dunia ini juga bahkan kehidupan ku ini sudah aneh sejak aku berada di hutan aneh itu

"Jadi..Apa yang kudapatkan jika kita membuat kontrak?" kataku padanya dengan nada serius

"Hmmm....Aku tidak tau soal itu,tapi kata ibuku,jika kamu ingin bebas dari hutan ini kamu harus membuat kontrak dengan orang yang menurut mu pantas"

"Bebas?" kataku dengan bingung

"Iyaa bebas"

"Apa maksudnya dengan bebas?kamu selama ini terikat dengan hutan itu?"

"Tidak.. Bukan begitu.." kata hana dengan serius

"Lalu?"

"A-aku-"

"Kenapa?"

"Aku tidak tahu" kata hana sambil menundukan kepalanya kebawah seperti orang yang merasa bersalah

"Hmm... Jadi intinya kamu hanya mengikuti kata - kata ibumu?"

"Iyaa begitulah"

"Apakah aku orang pertama yang masuk kehutan tempatmu tinggal??"

"Tidak ada beberapa orang yang masuk kesana"

"Lalu kenapa kamu memilihku?" kataku sambil menatapnya yang menunduk dengan serius