Meremehkan orang bukanlah tindakan yang bijaksana. Bekerja sebagai Auror selama bertahun-tahun telah memberi Moody pelajaran yang berharga. Ia menyadari kebenaran ungkapan tersebut ketika kejayaan kelam sang Pangeran Kegelapan berakhir. Setelah Harry Potter secara ajaib mampu mengalahkan penyihir hitam itu, para Auror di Kementerian Sihir disibukkan oleh agenda penangkapan dan pemeriksaan besar-besaran para oknum yang diduga sebagai pengikut Voldemort.
Hasil dari pemeriksaan itulah yang mengajari Moody tentang ungkapan yang tadi disebutkan. Berdasarkan hasil investigasi, ia menemukan banyak fakta yang membuktikan adanya keterlibatan para penyihir ternama dalam persebaran teror sihir gelap Voldemort. Para penyihir itu banyak yang bekerja di kementerian, tempat paling penting yang seharusnya diisi orang-orang yang dapat dipercaya. Keadaan tersebut membuatnya menyadari keberadaan mereka yang tampak bersih, tapi ternyata begitu berbahaya. Itulah mengapa ia selalu ingat untuk tidak meremehkan orang lain.
Sayangnya, pelajaran yang didapat Moody dalam hidupnya sebagai Auror juga membuatnya menjadi sangat paranoid dan sulit mempercayai orang baru. Masalah Orde dan kebangkitan Voldemort sangatlah krusial. Segala tindakan yang diambil Orde sangat penting untuk ke depannya.
Salah satu tindakan tersebut yakni mengenai Dumbledore yang memutuskan untuk menyewa orang-orang asing yang disebut sebagai ninja. Selama seharian penuh, Moody telah menimbang-nimbang dan berusaha untuk mempercayai keputusan Dumbledore. Selama satu jam terakhir, Moody pun telah menata pikirannya dan mengesampingkan isu kepercayaan yang ia miliki dengan mulai bersikap menerima keputusan Dumbledore.
Menyewa para ninja mungkin bukan malasah besar, pikirnya kala itu. Namun, begitu mata elektriknya mendapati tujuh orang yang Dumbledore kenalkan sebagai ninja, rasa paranoid dan isu kepercayaan yang ia miliki pun mengambil alih. Moody tampak melupakan pelajaran berharga mengenai 'jangan meremehkan orang lain'. Ia tidak bisa untuk tidak mempertanyakan kemampuan para ninja begitu melihatnya secara langsung.
Berbagai pertanyaan yang menganggu pun mulai berterbangan di kepalanya. Moody menekan pertanyaan itu dalam-dalam dan mulai mencoba menganalisis keadaan seraya mendengarkan Dumbledore yang tampak 'antusias' untuk memperkenalkan para ninja kepada para anggota Orde.
"Duduklah terlebih dahulu. Segalanya akan lebih mudah jika kita semua berbicara dengan nyaman, bukan?" ungkap sang Kepala Sekolah sambil mempersilakan mereka untuk menempatkan diri di meja yang menghadap ke arah para ninja yang tengah berdiri berjejer tanpa bergerak sedikit pun.
Tiga belas orang anggota Orde segera menempatkan diri di meja yang ditempati Dumbledore dan dua meja lain yang berada di dekatnya. Pertemuan ini melibatkan lebih banyak anggota Orde dibandingkan pertemuan terakhir mereka di Grimmauld Place sehari yang lalu. Hal ini dikarenakan Dumbledore meminta mereka semua hadir jika tidak ada kepentingan.
Dengan Mundungus Fletcher dan sang squib Arabella Figg yang tengah mendapat giliran untuk 'menjaga' Harry serta karena adanya beberapa anggota Orde yang tidak cukup aktif, pertemuan kali ini akhirnya dihadiri oleh tiga belas orang alih-alih dua puluh satu. Molly Weasley absen karena harus menjaga anak-anak sedangkan Sirius Black sedang dalam kondisi yang mengharuskannya tidak memunculkan diri di ranah publik. Selain itu, Minerva McGonagall juga absen karena harus mengurus kepentingan sekolah.
Moody duduk satu meja bersama dengan Dumbledore, Snape, Lupin, serta Tonks. Ia masih belum mengalihkan matanya dari para ninja ketika isu kepercayaannya mengambil alih dan secara tiba-tiba membuatnya berkata, "Kalian tidak tampak bisa diandalkan," dengan nada mengkritik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Mission [discontinued]
Fanfiction[R-15] [Naruto x Harry Potter Fanfiction] Misinya hanyalah memperbaiki 'barrier dua dunia' yang rusak serta menjaga sekolah sihir Hogwarts agar aman dari serangan musuh yang dinamakan Pelahap Maut. Tapi, siapa sangka segalanya menjadi rumit ketika...