Terlihat gadis cantik dengan rambut panjang terikat itu tengah fokus membaca sebuah buku tebal di atas meja belajarnya, tentu saja dengan headseat di kedua telinganya. Hobi? Mungkin, kebiasaan aneh itu sudah tertanam sejak kecil di diri gadis bernama lengkap Assyada Carla Fazzila itu.Carla memahami kata demi kata yang tercetak indah di buku sejarah yang tidak seharusnya ia dalami, karena ia berada di jurusan Ipa. Ia hanya sekedar membaca saja, karena ingin tahu dengan apa yang ada di buku itu.
Ia mengalihkan pandangannya saat pintu berwarna putih di kamarnya perlahan terbuka. Ia menatap kedatangan wanita muda yang datang bersama anak kecil di sampingnya. Carla melepaskan headseat hitam itu dari telinganya.
"Kak Carla jalan-jalan yuk," ajak bocah laki-laki sekitar berusia sekitar empat tahunan itu.
"Tuh, dengerin! Rendra aja bosen, padahal baru aja pulang jalan-jalan sama ayahnya. Lha ini, belajar 10 tahun juga mungkin betah kalau nggak diingetin," sungut Zia--kakak Carla kesal.
Carla hanya menghela napas, memutar bola matanya kesal karena tingkah kekanak-kanakkan kakaknya yang padahal usia mereka berjarak sejauh 7 tahun.
Rendra berjalan mendekati Carla yang terlihat enggan menuruti permintaannya, "Kak Carla, ke kolam renang yuk," rengek Rendra sambil menggoyang-goyangkan kaki Carla.
Carla menggendong Rendra, menaruh bocah itu di atas pangkuannya.
"Kakak sibuk lagi ya?" tanya Rendra memelas, membuat Carla menjadi tidak tega melihat anak dari kakak satu-satunya ini.
"Eh, kok Rendra nangis sih?" Zia menghampiri Rendra yang terlihat mengisak pelan di pangkuan Carla.
Carla memberikan Rendra pada Zia, supaya bisa ditenangkan. "Yaudah, kakak siap-siap dulu," ucap Carla pasrah, lalu berdiri dan mengelus pelan punggung kecil Rendra.
"Nah, gitu dong," ucap Rendra semangat, melupakan dramanya sejenak.
"Siap-siap dulu. Dandan yang cantik, bawa baju ganti. Gue keluar dulu, dandanin nih bocah nakal," Zia segera keluar dari kamar Carla dengan Rendra yang setia berada di gendongannya.
Carla mendengus melihat kakaknya yang telah benar-benar keluar dari ruangan kesayangannya ini. Ia berjalan menuju kamar mandi, berniat membersihkan dirinya terlebih dahulu.
○●○●
Carla benar-benar kesal sekarang, ia sempat berpikir kalau kakaknya ini hanya memiliki tujuan ke kolam renang saja. Ternyata, dugaannya salah, mereka di kolam renang hanya sekitar 30 menit-an saja karena Rendra yang memaksa, dan malahan, sekarang ia dan keluarga kecil itu tengah berada di salah satu tempat perbelanjaan yang lumayan besar di kota, mall.
Carla terus mengikuti sepasang suami istri dan satu bocah di depannya. Kenapa ia harus ikut, jika hanya untuk mengikuti keluarga kecil itu saja.
"Carla," Carla menoleh mendapati Revan yang menyapanya di salah satu tempat penjualan jam tangan.
Namanya juga Ice Princess, bukannya menyapa balik, ia malah berjalan menjauh dari pria itu.
"Anjing tuh cewek," umpat Revan kesal karena tak dianggap.
"Woy, udah belum?" sungut Revan, ia menatap malas El, pria yang tengah sibuk memilih aksesoris di tempat ini.
"Yang ini mbak," ucap El setelah selesai memilih pilihannya.
"599.000 mas," ucap ramah pegawai kasir itu, El memberikan beberapa lembar uang kepada mbak-mbak itu, lalu mengambil barang yang sekarang sudah resmi menjadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Couple (Completed)
Teen Fiction: INI ADALAH CERITA FIKSI, ARTINYA TIDAK BENAR-BENAR TERJADI, JIKA ADA KESAMAAN TEMPAT ATAUPUN TOKOH SAYA MOHON MAAF. KARENA CERITA SAYA INI TIDAKLAH NYATA, INI SESUAI DENGAN APA YANG SAYA FIKIRKAN KETIKA TENGAH MENULIS. TERIMA KASIH ----- END Cool...