Sudah seminggu sejak cowok tampan bernama lengkap Elvano Gama Sakti menyerang Carla dengan kata-kata sakral yang keluar dari mulut manisnya. Dan sudah selama itu juga, sikap Carla menjadi semakin dingin kepada semua orang, tak terkecuali siapapun yang ia temui
Flasback on
"I Love you," ucap El di samping telinga Carla yang hendak membayar es krim yang sudah ia pilih.
Carla menoleh kaget dan tanpa ia sadari benda kenyal milik cowok itu menempel di dahinya. Ia mendelik dan refleks langsung mendorong El agar segera menjauh darinya.
Wajahnya sudah merah padam menahan amarah karena sikap konyol El, dan ia malah tambah malu lagi karena menjadi pusat perhatian di kedai es krim itu.
Gelagat El sama sekali tak mencerminkan akan rasa bersalah pada Carla. Wajah tanpa ekspresi itu seakan membuat nyali Carla memuncak untuk membunuh pria yang sekarang sudah berada jauh di depannya.
"Yang, gue juga pengen,"
"Alay banget anak kecil,"
"Kok didorong sih,"
Carla kembali memasang wajah datar, ia menetralkan kembali ekspresinya dan langsung menarik tangan kecil Rendra untuk keluar kedai itu, melupakan es krim yang tadi sudah ia pesan.
Flasback off
"Car, lo diet ya?" geram Eva karena jam istirahat yang tinggal beberapa menit lagi, dan sahabat anehnya ini tak ingin makan apapun hanya karena alasan yang membuat penyakit 'kepo'nya kembali kumat.
"El ngapain lo sih? Dia nggak aneh-aneh juga kan?" tanya Eva geram.
Carla masih saja fokus dengan buku tebalnya, juga telinganya yang ditutup headseat membuatnya sama sekali tak menghiraukan Eva yang berceloteh tak jelas di sampingnya.
"Males ah. Gue laper," ucap Eva lalu berjalan keluar kelas dan meninggalkan Carla sendirian di sana.
Tak lama kemudian, tubuhnya sampai di depan meja yang sudah diisi tiga siswa yang tengah menyantap makanannya masing-masing.
"El! Lo beneran nggak ngapa-ngapain temen gue kan?" tanya Eva curiga dengan menggebrak pelan meja di depannya.
Ia mendudukkan dirinya di samping Revan yang memang duduk sendiri di satu kursi, sedangkan kursi lainnya diisi Eka dan El.
"Masih marah tuh bocah?" tanya Eka setelah menyelesaikan makanannya.
Raut wajah Eva sudah menjawab pertanyaannya, Eka menyenggol lengan El yang tengah menyeruput jus jeruknya.
"Apa!" pekik-an El membuat nyali Eka menciut.
"Santai bro. Woles, woles," ucap Eka menenangkan El yang terlihat marah.
El yang sudah panas karena tatapan mematikan Eva langsung saja pergi dari sana, entah mau kemana, Eka, Eva dan bahkan Revan yang masih mengunyah makanannya pun tak tahu.
El berjalan santai menyusuri koridor kelas, wajah tampan nan dinginnya bisa membuat para adek kelas, siswi seangkatan, bahkan kakak kelas yang berpapasan dengannya heboh sendiri. Entahlah, ia hanya menganggap orang-orang itu kurang kerjaan karena selalu memperhatikan setiap apa yang ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Couple (Completed)
Teen Fiction: INI ADALAH CERITA FIKSI, ARTINYA TIDAK BENAR-BENAR TERJADI, JIKA ADA KESAMAAN TEMPAT ATAUPUN TOKOH SAYA MOHON MAAF. KARENA CERITA SAYA INI TIDAKLAH NYATA, INI SESUAI DENGAN APA YANG SAYA FIKIRKAN KETIKA TENGAH MENULIS. TERIMA KASIH ----- END Cool...