LDR

13 5 0
                                    

"Waktu memaksa kita untuk rindu. Jarak membatasi kita untuk bertemu."

Kynaya membuka knop pintu kamarnya. Dia melemparkan sling bag ke tempat tidur. Dia duduk di tepi ranjang lalu bergegas mengecek benda pipih yang sejak tadi dilantarkan. Apakah hari ini Hendrix ada menghubunginya? Sebab, sejak pagi tadi gadis super sibuk itu tidak sempat mengirim kabar karena jadwalnya hari ini cukup padat. Tak lama kemudian, masuk panggilan video call dari Hendrix. Tangannya yang lentik langsung menggeser layar ponsel itu, dan menghadapkan benda tipis itu tepat di depan wajahnya. Sepasang mata Kynaya berbinar-binar. Nampak laki-laki tengah duduk membenarkan posisi ponselnya untuk mendapatkan pencahayaan yang bagus.

"Aku rindu," ucap Kynaya tanpa ragu saat menjawab panggilan video call dari Hendrix.

Sang penelepon, senyum-senyum sendiri saat mendengar ungkapan kekasihnya yang bisa dibilang begitu manja. "Wah, baru beberapa hari enggak ketemu, udah rindu aja," goda Hendrix.

"Iya, habisnya ini untuk pertama kali berhubungan jarak jauh, bisa ketemu cuma dari video call doang." Kynaya menunduk memamerkan raut wajah cemberut.

"Jangan cemberut gitu, dong. Jelek tau, aku enggak bisa cubit hidung kamu yang pesek itu." Seperti biasa, Hendrix selalu mahir merayu Kynaya.

Kynaya mengerucutkan bibirnya yang mungil. "Aku pengen ketemu, aku enggak bisa terus-terus menahan rindu," rengeknya.

Hendrix meraih botol minum yang ada di sampingnya. Setelah meneguk beberapa kali, dia melanjutkan perkataannya. "Sabar. Aku pasti pulang kok, tapi enggak sekarang ya. Kan aku masih kumpul uang buat biaya pernikahan kita."

"Kan aku juga masih kuliah, nikahnya juga masih lama. Kamu bisa pulang dulu, nanti kalau aku udah wisuda, baru aku ikut kamu ke luar kota," sanggah Kynaya.

"Enggak bisa gitu. Kan aku juga harus kirim uang ke Ibu. Kamu yang sabar ya, aku pasti pulang, kok," ucap Hendrix menenangkan hati Kynaya.

Kita pasti tau banget bagaimana perasaan Kynaya. Rasa di mana kita benar-benar membutuhkan sosok yang sangat berarti dalam hidup kita. Namun, kita tidak bisa mencapainya karena jarak membatasi pertemuan.

"Ya udah, aku minta maaf kalau egois. Aku cuma takut kalau kamu lupa sama aku."

"Enggak, Ky. Aku akan selalu sayang sama kamu, janji," katanya bersamaan dengan senyum yang melengkung. "Oh ya, kamu kok enggak ada ngubungi aku tadi pagi, Ky?" tanya Hendrix sembari memasang haadset ke kupingnya.

"Iya, maaf ya, Sayang. Aku tu tadi pagi super sibuk. Mana hari ini jadwal kuliah padat banget. Ditambah lagi tugas yang menumpuk, jadi aku baru ada kabar sore ini. Aku juga baru pulang kuliah." Kynaya mengubah posisi duduk menjadi berbaring di tempat tidur.

KYNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang