5. Sebuah Tantangan?

1.2K 209 71
                                    

Pandangan keduanya bertemu. Tapi jelas dengan pandangan yang berbeda.

Jika Shin Hye menatap Yong Hwa dengan kemarahan yang meluap-luap maka Yong Hwa justru menatap Shin Hye datar. Shin Hye membenci betapa pintarnya Yong Hwa menyembunyikan apa yang dirasakannya. Jika saja pria itu seperti pria lain yang begitu mudah di bacanya, ia pasti akan bisa dengan mudah membaca apa yang sebenarnya diinginkan pria dingin dan menyebalkan itu darinya.

Tapi jika Yong Hwa berpikir bisa dengan gampang menyumbangkan apa yang selama ini telah diperjuangkan ayahnya dengan susah payah, maka pria itu salah besar. Shin Hye memang membenci Yong Hwa dan tidak sudi berhubungan dengan pria itu dalam hal apapun, tapi demi ayahnya, demi satu-satunya peninggalan sang ayah yang begitu berharga, ia rela melakukan apapun termasuk berurusan dengan pria menyebalkan yang sangat dibencinya itu. Ia tidak akan membiarkan Yong Hwa mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya.

"Apa kau berpikir aku akan menyerah begitu saja?" Shin Hye menatap wajah datar Yong Hwa yang rasa-rasanya begitu ingin di cakarnya agar ia bisa melihat ekspresi lain di wajah tampan itu.

Sialan... bagaimana mungkin ia mengatakan wajah pria menyebalkan itu tampan? Tapi jika diperhatikan lagi dari jarak sedekat ini Yong Hwa memang tampan. Sikap dingin yang selama ini ditunjukkannya justru semakin menambah ketampanan pria itu. Seandainya saja Yong Hwa bukan pria menyebalkan yang sangat di bencinya ia sudah pasti akan....

Stop!! Hentikan pikiran anehmu Park Shin Hye!! Pria itu adalah musuhmu dan kau tidak seharusnya mengagumi musuhmu sendiri.

"Kau salah besar kalau kau berpikir seperti itu. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah membiarkan orang lain menghancurkan apa yang telah susah payah di bangun ayahku," ucap Shin Hye menggebu begitu berhasil mendapat kembali akal sehatnya.

"Benarkah?"

Nada mengejek begitu kentara dalam ucapan Yong Hwa. Hal itu tentu saja semakin menyulut kekesalan yang Shin Hye rasakan. Jika saja bisa... jika saja bisa ia pasti sudah menendang selangkangan Yong Hwa saat ini agar ekspresi kesombongan di wajah pria itu itu segera menghilang.

"Aku pikir wanita manja sepertimu hanya tahu bersenang-senang dan itupun dengan menggunakan uang yang tidak pernah susah payah kau dapatkan. Lalu apa yang bisa di banggakan darimu? Wajah cantikmu? Tubuhmu? Kau bahkan tidak secantik dan semenggairahkan wanita di luaran sana."

"Jangan menghinaku berengsek!!" tangan Shin Hye terangkat, hendak menampar Yong Hwa tapi pria itu sudah lebih dulu menahan tangan mungil Shin Hye, "Lepaskan aku berengsek!! Kau bajingan sialan!!"

"Lihatlah, kau bahkan tidak bisa menampar seorang pria," sindir Yong Hwa, "Aku terus bertanya-tanya apa yang bisa dilakukan wanita manja sepertimu selain bersenang-senang dan menghabiskan uang yang tidak susah payah kau dapatkan, dan sekarang aku tahu satu hal lagi yang bisa dilakukan wanita sepertimu...." Yong Hwa menundukkan wajahnya, semakin dekat dengan Shin Hye. Mengabaikan aroma tubuh Shin Hye yang membuatnya merasa aneh dan fokus pada apa yang hendak diucapkannya, ".... Memuaskan setiap pria yang menginginkan tubuhmu."

Yong Hwa menjauhkan wajahnya setelah mengucapkan kalimat beracunnya. Ia menatap wajah Shin Hye yang memerah akibat penghinaan yang diberikannya. Tapi apa pedulinya? Ia yakin sudah puluhan pria menjadikan Shin Hye pelampiasan nafsu mereka mengingat bagaimana liarnya hidup wanita itu selama ini. Dan kemungkinan itu membuatnya marah.

Shin Hye mengerjap. Mencerna ucapan Yong Hwa yang melecehkannya. Pria itu kurang ajar, berengsek dan bajingan, itulah yang Shin Hye sadari dari sosok pria di hadapannya. Kenyataan itu membuatnya bertanya-tanya apa sebenarnya yang dilihat ayahnya dari sosok pria berengsek di hadapannya hingga ayahnya mempercayakan semua harta dan perwaliannya pada Yong Hwa –si berengsek bermulut tajam yang selalu bisa membuatnya meradang.

Rasanya Shin Hye begitu ingin berlari ke dapur, mengambil pisau paling tajam lalu menusukkannya di tubuh Yong Hwa dan merobek mulut berbisa pria itu agar tidak lagi bisa mengucapkan kalimat tajamnya. Bohong jika ia mengatakan tidak terluka akibat ucapan Yong Hwa. Meskipun ucapan pria itu tidaklah benar, tapi tetap saja sebagai seorang wanita –siapapun itu– tidak akan pernah bisa menerima kalimat penuh penghinaan Yong Hwa. Tapi sekali lagi, salah besar jika Yong Hwa bisa melihatnya terluka akibat ucapan berbisa pria itu. Ia tidak akan membiarkan Yong Hwa mendapatkan apa yang akan menjadi tujuan pria itu. Tidak ada kata menyerah untuk memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Shin Hye mendorong tubuh besar Yong Hwa yang melingkupinya sejak tadi dan tanpa sadar menarik napas lega ketika akhirnya indra pernapasannya tidak lagi menghirup aroma tubuh pria itu. Percaya atau tidak, aroma tubuh Yong Hwa membuat lututnya bergetar. Mendamba sesuatu yang ia sendiri tidak mengerti apa.

"Aku akan membuktikan padamu bahwa aku bisa melakukan apa yang kau ragukan padaku."

"Benarkah?" Yong Hwa tersenyum sinis, "Aku begitu bahagia mendengarnya karena begitu testaments ayahmu dibacakan, maka kehidupanmu yang sesungguhnya baru saja di mulai. Jika kau memang bisa menjalaninya maka aku tidak lagi harus susah payah mengajarkanmu banyak hal sebagai bekalmu untuk bertahan hidup."

Kening Shin Hye berkerut mendengar ucapan Yong Hwa yang terdengar aneh di telinganya.

Bekal untuk bertahan hidup? Memangnya pria itu berencana mereka akan pindah ke hutan, hidup dan mencari makan seperti tarzan? Yang benar saja!! Sepertinya kepala pria itu memang bermasalah.

"Apa maksud ucapanmu itu?" Shin Hye akhirnya bertanya. Lelah dengan spekulasi yang semakin tidak menentu di dalam otaknya.

Yong Hwa melangkah mundur, menjauh sembari menatap Shin Hye dengan tatapan tajamnya yang kali ini membuat tubuh Shin Hye bergetar. Entah karena takut atau karena hal lainnya, Shin Hye tidak mengerti. Yang pasti, interaksinya dengan Yong Hwa kali ini membuatnya merasakan hal-hal aneh pada tubuhnya. Mungkin karena ini adalah interaksi pertama mereka yang cukup lama dan dekat. Iya, hanya itu penjelasan yang bisa membenarkan reaksi tubuhnya yang terasa aneh saat ini.

"Kau ingat testaments ayahmu yang mengatakan hingga kau berumur dua puluh lima tahun maka perwalianmu berpindah padaku dan itu artinya selama empat tahun kau akan tetap berada di bawah pengawasanku."

Shin Hye tahu, tentu saja ia memahami testaments ayahnya yang benar-benar tidak masuk akal itu.

"Itu artinya aku berhak melakukan apapun padamu termasuk melarangmu menggunakan semua fasilitas yang selama ini kau miliki."

Shin Hye merangsek. Mendekati Yong Hwa dengan wajah merah menahan marah. Ia tentu saja tahu maksud pembicaraan Yong Hwa. Ia mengerti kemana arah pembicaraan pria itu, tapi mulutnya tidak bisa di tahan untuk menanyakan langsung maksud sebenarnya pria itu, "Apa maksud ucapanmu, berengsek??"

"Mulai sekarang kau akan tinggal denganku, bukan di sini tapi di tempat tinggalku. Uang peninggalan ayahmu hanya akan aku keluarkan untuk membiayai kuliahmudan keperluan pokokmu, tidak lebih. Mobil dan semua fasilitas yang selama ini kau miliki akan kubekukan sementara waktu sampai aku yakin kau pantas untuk mendapatkannya lagi."

Mulut Shin Hye menganga. Matanya mengerjap-ngerjap seperti orang bodoh. Benarkah apa yang dikatakan pria berengsek itu?? Apa otaknya sudah tidak waras??

"Kau gila!! Aku tidak akan pernah melakukan apa yang kau inginkan!!" pekik Shin Hye histeris.

"Aku tidak masalah kau setuju atau tidak. Yang pasti mulai detik ini seluruh fasilitasmu aku bekukan dan kau tidak diperbolehkan tinggal di rumah ini lagi," sahut Yong Hwa santai, "Pilihannya sederhana Nona sombong, ikut denganku, tinggal bersamaku atau kau bisa memilih terlunta-lunta di jalanan. Pilihannya hanya itu Nona sombong, meskipun sebenarnya aku lebih suka kau memilih terlunta-lunta di jalanan, jadi aku tidak harus bertanggung jawab padamu lagi."

Tangan Shin Hye terkepal kuat, menahan kemarahan yang meletup-letup di kepalanya, "Kau bajingan. Kau berengsek."

"Kau bisa memanggilku sesuka hatimu, tapi aku tidak akan pernah merubah keputusan yang telah kutentukan untukmu. Ikuti keinginanku atau hidup terlunta-lunta di jalanan. Hanya itu pilihanmu Nona," ucap Yong Hwa dingin tanpa perasaan.

Lbk
====160719====
Saat ini aku lagi sakit dan harus bedrest seminggu kalau kondisinya belum membaik di sarankan kontrol lagi.
Minta doanya semoga aku bisa sembuh 😊

My Misterius BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang