Merajut Asa

407 33 1
                                    

"Kenapa bunda melakukan itu pada anak bunda sendiri?!" Nayla datang ke ruang kerja Khadijah tanpa permisi dan di suruh.

"Kenapa kamu slalu ikut campur urusan kami?!" Jawab Khadijah secara angkuh, Mukanya tidak ada lagi pancaran kasih sayang untuk Nayla dan Aisyah.

"Bunda berubah! Bunda bukan bunda yang Nay kenal!" Jawab Nay, ia bingung kenapa bundanya bersikap seperti ini kepada dirinya maupun Aisyah? Apakah hanya kepada mereka saja?Atau dengan orang lain juga? Entahlah Naylah hanya bisa berdoa kepada Allah menyelipkan harap diantara harapan yang pupus.

Khadijah hanya diam, Ya ia hanya bisa bungkam tanpa memberi alasan. hanya bisa meluapkan tanpa mencari solusi.

"Bun, Nay mohon. Nay ingin keluarga kita seperi dulu lagi walau-" omongan Nay terpotong,

"Kamu bisa keluar sekarang dari ruang kerja saya!!!"

"Bun-"

"Keluar!!!"

                                 ***

"Memangnya kenapa jika jilbab saya panjang? ada masalah? lagian saya tidak mengganggu anda beraktivitas kan?"

-Shafadila

Tekad Aisyah sudah bulat. Ia ingin segera mondok, setelah ajaran baru nanti Aisyah akan berada di lingkungan barunya

Waktu menunjukan pukul 11.30 sebentar lagi dzuhur dan Aisyah masih dalam perjalan. Ia pun segera mencari masjid yang jaraknya tak jauh dari ia berada sekarang.

"Aduhh!!!"

"Yaa wudhuku batal" Refleks Aisyah menutup mulutnya, merutuki dirinya yang keceplosan karena ia sedang menjaga wudhu

Ya, Aisyah tak sengaja menabrak seseorang yang hendak berjalan ke arahnya lebih tepatnya lawan arah.

"Kalo jalan mata itu di pake" Ucap cowok itu dengan nada kesalnya

"Bukannya mata untuk melihat?"

"Dih anak kecil di bilangin ngeyel"

"Emang bener, kaki yang di gunain untuk jalan, mata untuk melihat. Anak tk juga tau kali" Kesel Aisyah

"Oh iya, aku itu bukan anak kecil lagi ya Om, aku udah SMA" sambung Aisyah menekankan kata SMA disana agar lelaki itu mendengarnya

"Eh ni bocah kurang ajar banget manggil saya om, denger saya masih kuliah. belum juga jadi om-om"

"Lagian mukanya aja ketuan" Refleks Aisyah menutup mulutnya lagi, dalam hati ia merutuki kebodohannya dan memohon ampun kepada Allah karena tidak bisa menjaga lisannya dengan baik.

"Buset dah nih bocah mulutnya, eh kamu tuh kalo dibilangin sama yang lebih tua nurut, Oh iya mungkin jilbab kamu kepanjangan jadi kamu nabrak saya"

Sontak saja mata Aisya yang memang sudah besar tambah besar, kesel bukan main. Ia tau dirinya salah, tapi jangan bawa jilbab juga

"Maaf kalo saya sudah menabrak om, tapi om disini yang salah saya jadi salhkan saya. jangan jilbab saya juga ikut disalahkan, lagi pula, kenapa jilbab saya panjang? ada masalah? lagian saya tidak menggangu anda beraktuvitas kan?" Aisyah menundukan pandangannya.

Beristighfar dalam hati, memohon ampun kepada Allah, memohon kekuatan hati dan iman agar ia tetap istiqomah di jalan-Nya. Dan juga ia menyesal karena belum bisa menjaga lisannya dengan baik

"Maafin Aisyah Yaa Allah"

"Saya permisi, Assalamualaikum"

Aisyah langsung pergi meninggalkan lelaki yang tidak sengaja ia tabrak.

                                 ***
Assalamualaikum Readers ☺
Akhirnya saya bisa kembali lagi ke dunia oren
Bagaimana part ini? Maaf kalo masih banyak yang kurang ataupun typo
Adakah yang Menunggu kisah Nayla-Fatimah? (semoga ada 😁😁)
Insyallah saya akan berusaha update secepat mungkin
Terimakasih banyak yang udah dukung saya, nunggu cerita ini berlanjut dan juga mengirim saya DM
Maaf belum bisa saya balas satu persatu dikarenakan jadwal saya padat
sekali lagi terimakasih readers 😊
Oh iya, jangan lupa vote dan komen. tinggalkan jejak kalian di sini ya! 😊

Shafadila
Palembang, 3 Juli 2019

Hijrah : [Fatimah]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang