Benarkah Ini Mimpi?

1.7K 90 5
                                    

Syukron Allah

"Bun, kak Nay mana bun?" Tanyaku heran, selain heran aku juga kangen sama kakaku yang nyebelin itu.

"Naila sudah pulang" tunggu, kok nada bicara bunda dingin, seperti... Gak, gak mungkin kak Naila dan bunda? Aku gak mau bunda kembali dingin seperti dulu.

Gak! Aku gak mau bunda kayak dulu! Gak aku juga gak mau kak Naila pergi! Aku gak mau!

Gak mau!

***

"Dek bangun! Adek bangun ya allah kenapa sih ni anak?"

Naila terus saja mengoyangkan bahu Aisyah bukan hanya bahu tapi seluruh badan Aisyah ia goyangkan agar Aisyah terbangun dari tidurnya, memang sih kalo Aisyah sudah tidur pasti susah dibangun seperti sekarang.

"Fatimah! Ba-"

"Gak! aku gak mau!!!" Aisyah terbangun dari tidurnya dengan keringat yang membasahi dahi dan bajunya.

"Kamu kenapa dek?" Tanya Naila dengan lembut bercampur rasa khawatir dengan adik satu-satunya itu.

"Hantu!!" teriak Aisyah ketika melihat wajah Naila di depan matanya "mana?" tanya Naila dengan enteng, mana ada hantu di siang bolong.

"Kakak masih hidup kan? Bunda mana?" tanya Aisyah sambil memegang kepala, mata, hidung, tangan dan terakhir kaki dan Naila sambil menoleh kekanan dan kiri mencari keberadaan bundanya.

Tanpa memperdulikan Aisyah yang masih bertanya keberadaan bundanya, langsung saja Naila memeluk Aisyah "kak aku takut, aku takut kakak ninggalin aku" pernyataan itu mulus meluncur dari mulut Aisyah yang bergetar menahan tangis.

"Kakak gak akan ninggalin kamu dek" ucap Naila sambil mengelus rambut kusut Aisyah.

"Tapi kak-"

"Ssshhhtttt...kakak gak akan ninggalin kamu dek, kakak akan selalu bersama Fatimah" ucap Naila berusaha menenangkan Aisyah yang masih takut akan mimpinya tadi.

Aisyah menatap mata Naila mencari kebohongan ataupun kejahilan Naila namun, nihil. Ia takut kalau kali ini adalah mimpi lagi bukan nyata. Tapi apa setakut itukah dia sama mimpi yang dialami tadi?

"Kenapa liat-liat ntar kamu naksir sama kakak" sontak saja Aisyah langsung memukul Naila dengan bantal yang ada di dekatnya.

"Iiiihhhh kakak nyebelin! Aisyah lagi serius tau!" oke, kakaknya yang baik hati seketika berubah lagi menjadi kakak yang nyebelin.

"Nyebelin tapi ngangenin kan?" tanya Naila sambil menaik-turunkan alisnya, membuat Aisyah sebel bin kesal.

"Oke, kakak kesini mau nagih" ucap Naila

"Nagih apa emang aku punya hutang sama kakak?"

"Kakak mau nagih hafalan kamu Fatimah" ucap Naila geram karena wajah Aisyah yang keliatan lucu dan kesel karena wajah Aisyah yang sok polosnya nanya balik ke Naila.

"Oh iya Fatimah lupa kak" Aisyah baru inget bahwa tadi ia baru menghafal surah al-jin 20 ayat dan ketiduran karena menghayal akan wisuda 30 juz yang ia impikan.

"Ya udah hafalkan dulu, setelah isya kakak kekamarmu lagi"

"Mau ngapain kak?" tanya Aisyah bercanda.

"Fatimah, awas kamu ya"

Aisyah tertawa, namun setelah Naila keluar ia menangis. Takut akan mimpinya yang menjadi kenyataan

Ia juga bersyukur kepada Allah karena ada Naila yang menjadi kakaknya bukan hanya namun ibu kedua bagi Aisyah.
Yang menjadi penyemangat untuk menghafal al-qur'an untuk bunda dan ayahnya.

Takut? Aisyah masih takut Naila pergi selamanya meninggalkan dia dan bunda, dan satu lagi ia takut bundanya tidak bahagia ketika ia menjadi penghafal qur'an.

Tapi tunggu cewek yang muncul di mimpinya tersebut bernama Syifa? Siapa dia?

***

Assalamualaikum...
Alhamdulillah bisa update lagi 😊
Mungkin bab 2 ini ceritanya masih pendek
Semoga ceritanya bermanfaat bagi kalian yang membaca
Dan terimakasih sudah mau baca dan vote 😁😁

Palembang, 3 Oktober 2017
Shafadila

Hijrah : [Fatimah]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang