7. Gugup

139 43 4
                                    


Malika pun keluar dari kamarnya yang memang berada di lantai satu didampingi oleh Ana serta mamanya yang mengekor di belakang dibantu oleh Dewi (periasnya Malika) yang mendorong kursi rodanya.

Malika harus melewati ruang keluarga serta ruang tengah rumahnya karena kamar Malika berada di bagian tengah rumah kediaman keluarga Nugraha.

Baju seloyor warna putih serta heels yang dipakainya membuat Malika susah untuk berjalan menuju ruang tamu rumahnya sehingga membuat Malika harus berjalan dengan sangat pelan menjaga dirinya agar tidak terjatuh ataupun terkilir karena heels yang terlalu tinggi baginya.

Baju seloyor warna putih serta heels yang dipakainya membuat Malika susah untuk berjalan menuju ruang tamu rumahnya sehingga membuat Malika harus berjalan dengan sangat pelan menjaga dirinya agar tidak terjatuh ataupun terkilir karena heels yang t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Laki-laki itu terus memandang ke segala arah tanpa menoleh sedikitpun, ia hanya memainkan matanya saja.

Saat ia memandang ke arah pembatas ruang tamu dengan ruang tengah rumah ini mulutnya sedikit terbuka menganga karena seseorang yang dilihatnya.

Saat ia memandang ke arah pembatas ruang tamu dengan ruang tengah rumah ini mulutnya sedikit terbuka menganga karena seseorang yang dilihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki yang kini sudah resmi menjadi kakak iparnya itu menyunggingkan senyum manisnya penuh makna melihat tingkah adik iparnya itu.

Beberapa detik kemudian ia pun tersadar dan langsung mengatupkan mulutnya kembali.

Sebelumnya ia belum pernah sekalipun melihat wanita yang memakai seloyor itu baik difoto yang diberikan oleh ayahnya karena ia membuang foto itu disembarang tempat dikamarnya ataupun dipertemuan yang diadakan oleh kedua belah pihak, keluarganya dan keluarga gadis itu karena ia tak pernah hadir sedetikpun pada acara pertemuan itu, selalu saja ada alasan baginya untuk menolak permintaan dari ayahnya untuk hadir pada pertemuan-pertemuan yang dibuat. Pernah sekali saja ia memberikan ancaman kepada sang ayah jika terus saja memaksanya untuk hadir pada pertemuan-pertemuan itu maka ia akan membatalkan pernikahannya sehingga membuat ayahnya bungkam dan tidak lagi mempermasalahkan jika sang putra tak mau hadir pada acara pertemuan apapun itu dengan keluarga calon mempelainya.

Wanita itu terus saja berjalan dengan sangat pelan berhati-hati karena heels yang dipakainya dan wajahnya yang tertunduk ke bawah tanpa sedikitpun mendongakkan kepalanya ke arah sang pendamping hidupnya kini yang masih duduk diam membisu memandangi sang gadis yang telah menjadi teman hidupnya tanpa satu katapun yang keluar dari mulut pria itu.

High School & Love After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang