11. Shalat berjamaah

127 22 10
                                    

Hai para pembaca setia...!
Udah lama ya saya gk update cerita ini. Maklum lah sibuk, gk bisa ngetik cerita trus gak ada ide buat nulis, banyak deh kendalanya.
Tapi, hari ini saya akan update lagi cerita ini. Ada yg masih nunggu gk ceritanya?
Support saya terus ya, dengan cara: vote and koment setiap kali baca cerita ini.
Ok! Basa basinya udah dulu, kepanjangan ya?
Keep smile 😊!!!

Selamat membaca...!

***

Pagi menjelang datang, matahari telah terbit menyibak tirai kegelapan memasuki celah-celah keheningan. Di luar sana burung-burung berkicau indah membentuk nyanyian alam yang merdu di pagi yang sejuk.

Suara alarm yang berdentang nyaring memecahkan keheningan pagi yang sunyi membangunkan dua insan yang masih meringkuk dalam nyamannya selimut yang membalut tubuh. Sudah menjadi kebiasaan Malika yang tak pernah lupa mengatur alarm di pagi hari.

Malika bangkit dari tidurnya yang lelap mematikan alarm yang terus berdering nyaring hingga mengusik tidur sosok manusia yang masih meringkuk di samping Malika yang tak memedulikan seberapa nyaringnya alarm yang berbunyi.

Jarum jam menunjukkan pukul 05.20 pagi. Malika heran melihat orang disampingnya yang masih saja meringkuk nyaman di bawah tebalnya selimut bahkan makin menarik selimutnya lagi untuk menutupi tubuh sebatas leher.

"Bangunin? gak? bangunin? gak? bangunin? gak?" Malika terus saja menghitung jari-jarinya hingga jari kesepuluh.

"Tapi, kalau gak dibangunin dia gak shalat dong?" gumam gadis itu.

"Tapi aku malu" lirihnya lagi. "Aduuuuh gimana nih? apa aku bangunin aja ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Aduuuuh gimana dong?" lagi-lagi Malika bingung harus melakukan apa dikarenakan dia terlalu malu pada lelaki yang baru dikenalnya itu.

"Bismillahirrahmanirrahim"

"Ehmm" sebelum memanggil nama laki-laki itu dia menyiapkan mentalnya.

"Kak Asran" lirih Malika.

"Kak, kak Asran! bangun kak!"

"Hm" gumam Asran.

Asran menggeliat lalu menolehkan kepalanya kesamping, tapi orang yang membangunkannya telah beranjak ke kamar mandi.

Tak berapa lama Malika pun keluar dari kamar mandi tapi langkahnya terhenti saat matanya dan mata Asran bertemu pandang. Malika langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain lalu mengambil sajadah dan sarung dari lemarinya memberikannya pada Asran.

"Ini kak" ucap Malika.

Asran menerima sajadah serta sarung yang disodorkan Malika tanpa berkata apapun lalu beranjak ke kamar mandi.

"Sudah shalat?" tanya Asran saat dirinya telah keluar dari kamar mandi dan melihat Malika yang masih memakai mukena duduk di atas ranjang.

Malika menggelengkan kepalanya.

"Aku tunggu kakak" sebuah jawaban yang membuat Asran terkejut, ia paham apa maksudnya.

"Ayo!" ajak Asran dan Malika mengikuti Asran untuk shalat subuh berjamaah.

"Ya Allah semoga ini adalah jalan yang terbaik yang Engkau berikan padaku dan kak Asran, Amiiin" mohon Malika saat telah menyelesaikan shalat berjamaahnya.

High School & Love After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang