D U A

41.6K 1.2K 3
                                    

Lea membuka matanya dengan pening yang dahsyat menghinggapi kepalanya.

"Sshh" Lea meringis ketika ia menggerakan kakinya yang terbungkus selimut itu, hingga akhirnya Lea memutuskan untuk memejamkan kembali matanya.

Hawa dingin menusuk kulit Lea, namun sesuatu yang bergerak di perut mulusnya malah membuat Lea mengabaikan rasa dingin itu.

Tiba-tiba saja tangan yang melingkar di perut gadis itu semakin mengeratkan pelukannya, seolah takut jika Lea akan pergi meninggalkannya.

Perbuatan Sean yang berada di balik tubuh Lea membuat gadis cantik itu terlonjak kaget. Kesadarannya yang baru setengah di dapatkan itu kini sudah sepenuhnya kembali.

Lea pun membuka lebar-lebar matanya dan menyadari jika ia sedang tidak berada di kamarnya. Manik mata gadis itu tak sengaja mendapati pakaian yang berceceran di lantai berbalut beludru tebal itu. Kini tubuh Lea menegang.

Lea menundukan kepalanya untuk melihat keadaan tubuhnya yang sekarang terasa dua kali lipat lebih dingin dari sebelumnya. Jantung gadis itu mencelos saat melihat tubuhnya sudah tak berbalut hoodie kesayangannya yang seingatnya ia pakai saat datang ke club. Dengan gerakan pelan, Lea menyibak selimut yang membalut setengah bagian tubuhnya, mulai dari perut sampai ke ujung kakinya.

Sebuah lengan yang melingkar di perutnya membuat tubuh gadis yang semulanya menegang itu kini melemas selemas-lemasnya. Dengan perlahan, Lea menyingkirkan lengan itu dari tubuhnya, takut membangunkan orang yang tertidur di belakangnya.

Kini gadis itu tengah duduk di tepi kasur empuk yang seharusnya terasa nyaman. Lea menangis sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Lea tahu, sesuatu yang buruk pasti telah terjadi pada dirinya. Mengingat bagaimana ia bangun dengan pangkal paha yang sakit dan bagaimana tubuhnya tanpa sehelai benang yang melekat.

Lea bangkit dari duduknya dan segera mengambil pakaiannya. Dengan gerakan cepat meski sekujur tubuhnya itu terasa ingin remuk, Lea pun mengenakan pakaiannya.

Sebelum hendak meninggalkan kamar itu, Lea membalikan tubuhnya. Setidaknya ia harus tahu siapa yang akan bertanggung jawab pada dirinya nanti jika terjadi sesuatu yang besar.

Entah nasib baik atau nasib buruk yang tengah menimpa dirinya, Lea menemukan Sean, mantan kekasihnya yang selama tiga bulan belakangan ini menemaninya, sedang tertidur di kasur yang tadi ia tiduri.

Lea merutuki nasibnya. Kenapa ia harus berurusan lagi dengan Sean setelah pemuda itu memutuskannya tanpa alasan satu minggu yang lalu?

Lea pun segera pergi dari kamar itu. Ia tak mau jika Sean bangun dan melihatnya ada disana. Lea belum siap berhadapan dengan Sean dan mulut pedasnya.

🌊🌊🌊

Sean membuka matanya. Cahaya yang menerangi kamar yang ditempatinya itu cukup mengganggu penglihatannya.

Tangan Sean bergerak untuk mencari ponsel di saku celananya. Namun alangkah terkejutnya Sean karena bukan celananya yang ia pegang, melainkan pahanya yang tak terbalut busana.

Sean pun langsung bangkit dari tidurnya dan menyibak selimutnya. Matanya hampir melompat keluar saat Sean menemukan dirinya tengah bertelanjang bulat. Namun pemuda itu segera menghela napas lega saat tak menemukan seorang pun di dalam kamarnya. Sean yakin ia tak melakukan kesalahan apa pun semalam.

Sean pun segera mengambil pakaiannya dan langsung memakainya. Setelah itu Sean berlalu pergi meninggalkan kamar yang disewanya itu tanpa menyadari bercak darah di atas seprai akibat perbuatannya.

LAUT DALAM✓ [NAIK CETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang