"Maafin Luna kek, Luna akan pergi ke kota, ini demi kakek juga meskipun Luna tidak mau ninggalin kakek"
Aku sangat bingung, tapi aku ingin mencari kerja siapa tau ada pekerjaan buat aku yang baru 15 tahun, aku siap jadi apapun disana dan aku akan cari ayah.
Malampun berlalu, aku menangis sampai tertidur. Suara adzan subuh terdengar sampai kamarku, biasanya sebelum adzan subuh kakek membangunkanku untuk shalat malam.
Tasku yang berisi baju sudah siap, aku masih saja menatap tas itu dan merasa tidak tega melihat kakek yang sudah tua harus tinggal sendiri.
"Lebih baik aku disini, aku bantu kakek bekerja di kebun dan mengurus Beni kambing kakek satu-satunya"
Keputusanku sudah bulat, aku tidak akan pergi demi kakek yang sudah merawat aku, mana mungkin aku pergi, aku takut kakek kenapa-napa.
"Kakek..., kakek..., Luna gak jadi pergi kek, kek.." Aku memanggil kakek dan mengetuk pintu kamarnya tapi kakek tidak menyahut. Kebetulan pintu kamar kakek tidak dikunci, aku masuk dan kakek tidak ada dikamarnya.
"Kakek.." Aku masih mencari kakek, ternyata kakek ada di dapur. Sepertinya kakek menyiapkan bekal untuk aku pergi ke kota, rebusan singkong masih hangat di lantai dan kakek teridur pulas. Aku gak tega bangunin kakek tapi sekarang udah adzan, kakek belum shalat subuh.
"Kakek, bangun, kita shalat subuh kek"
Kakek tidak bangun, mungkin kakek sangat lelah aku shalat duluan saja.
Aku mengambil air wudhu dibelakang rumah, tidak ada kamar mandi atau toilet di dalam rumah itu juga hanya memakai tirai dari karung bekas agar bisa menutupi tubuh aku.Sehabis salat aku mengaji, cukup lama aku mengaji tapi tak terdengar langkah kakek ke kamarnya, maklum rumah panggung yang sudah tua dan rapuh, mau bergerak sedikitpun terdengar geraknya dan bergoyang seperti mau roboh.
Mataharipun sudah mulai memancarkan sinarnya, aku menaruh al quran dirak, dan membereskan mukena juga sajadahku.Aku pergi ke dapur dan kakek masih tertidur.
"Kakek... Bangun kek" aku bingung, kakek tidak pernah seperti ini. Tubuhnya dingin, mungkin kakek kedinginan karena terlalu lama tidur disini.
Aku bawakan selimut buat kakek dan menyelimutinya. Aku lihat air bersih d rumah sudah hampir habis, aku harus membawa air dari sungai.Tidak membutuhkan waktu yang lama, akupun cepat pulang karena perasaanku sudah mulai tidak enak, aku takut kakek kenapa-napa karena dari tadi kakek tidur dan tidak seperti biasanya.
Aku kaget melihat rumah sudah banyak orang, "Ada apa?" hatiku bertanya dan sangat heran, biasanya jarang sekali orang datang ke rumah kalo ada juga yang menagih utang.
"Pak ada apa ya dirumah aku, Kenapa banyak orang?" Aku bertanya kepada pak Burhan yang kebetulan akan pergi meninggalkan rumah.
"Tuh, kakek kamu meninggal"
"Braaakkkk" Kompan air aku lepaskan dari tangan.
"Engga, gak mungkin, kakek gak kenapa-napa, Ehh pak aku tahu bapak gak suka sama kakek aku tau bapa kaya gimana, bapak suka kasar ke kakek aku, apalagi kalo kakek gak bayar utang!"
Aku gak percaya, sangat gak percaya, pak Burhan pasti bohong, pasti!
"heh, saya kesini buat nagih utang kakek kamu saja yahh, untung saja saya masuk ke rumah kamu, kalo engga kakek kamu udah jadi bangkai!!
Suara yang tinggi mengalihkan pandangan semua orang kepada aku dan pak Burhan. Aku sangat tidak suka sama pak Burhan ini.
"Kakek..."
Aku pergi menghampiri kakek yang hendak dimandikan, aku tidak kenal orang-orang di rumah, aku jarang keluar rumah dan yang ku tau hanya pak Burhan yang selalu datang ke rumah menagih utang dengan cara kasar.
Tidak tau berapa banyak air mataku mengalir, aku ikut mengantakan kakek ke rumah barunya. Sudah mulai tak terlihat, kakek sudah ditutupi oleh tanah.
"Kakek, Luna gak jadi pergi kek, Luna pengen sama kakek, kakek ayo pulang ke rumah sama Luna, kita mancing lagi kaya kemarin, kita bakar ikan bareng ya kek, Luna bantu kakek di kebun biar kita dapet upah dan beli beras kek, udah 1 bulan kita gak makan beras, terakhir kali kita makan beras dikasih sama yang punya kebun ya kek, kakek, kakek di bawah dengar Luna ya kan? Kakek....."
Kenapa ini lebih sakit dari ditinggalkan oleh ayah bekerja, aku sangat berat untuk meninggalkan makam kakek, untuk apa aku pulang ke rumah kalo kakek juga berada disini, aku mau ngapain dirumah.
Tapi hari mulai gelap, aku pulang saja mungkin aku hanya bermimpi sekarang ini, dan mungkin juga saat aku pulang kakek akan ada disana.
~~~
Hiks :'(
Vote and commet,
Happy reading...
Tunggu kelanjutannya okee
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
DiversosMengingat seorang ayah, bagiku sulit. Wajahnya pernah kulihat, namun saat aku kecil. Aku pernah mencium tangannya, tapi aku lupa bagaimana harum tubuhnya. Aku pernah dipeluk olehnya, tapi aku lupa bagaimana hangatnya. Ayah... Kembalillah, aku ingin...