Seisi rumah begitu sepi, saat ada kakek aku selalu mendengar kakek bernyanyi dan kita selalu bernyanyi lagu yang berjudul Ayah
"Ayah... Dengarkan aku ingin bernyanyi walau air mata di pipi ku...
Ayah... Dengarkanlah aku ingin berjumpa walau hanya dalam, mimpiii... AAAYYYAAAAAHHHH"Aku tidak bisa menahan semua ini Aaaaaahhhh aku ingin berteriak sekencang mungkin, aku tidak bisa menahan tangis ini dan disini tidak ada satupun yang menghiburku, setidaknya mengajak aku bicara hingga aku sedikit lupa dengan kesedihan ini.
Sepi dan rindu merasuki hatiku
Pergilah gundah,
Pergilah sejauh mungkin,
Aku hanya ingin tersenyum,
Ingin ku benturkan kepala ini,
Merasakan amnesia dan mengulang kehidupan.
Aku hanya minta pada Tuhan
Kembalikan semua orang yang aku sayang
Kembalikan senyumku
Bersama pelukan ayah dan bunda
Dan ia yang terbungkuk, yang menjadi penguat hidupku
Ia adalah kakek
Ya Allah...
Untuk apa aku hidup?
Untuk apa aku di dunia ini?
Aku ingin pergi bersama kakek
Di sini tidak ada ayah
Bahkan ibu
Ya Allah...
Temukan aku dengan ayah ku
Aku yakin ia sebaik dulu
Jangan pertemukan aku dengan ibu,
Karena dia pasti bersama anaknya yang lebih sempurna dari pada aku.Sudah pukul 11 malam, aku hanya ditemani buku dan pensil pemberian kakek, hanya bisa bercerita pada selembar kertas dan pensil sebagai pelengkap hidupku. Sesekali aku selalu menggambar sosok pria yang aku anggap itu ayah dan aku selalu menggambar kakek yang sedang mencangkul di kebun, ya memang hasil gambarnya tidak bagus, tapi semua tulisan dan lukisan itu sebagai curahan hati, aku tenang jika menuntaskannya, masalah hasil aku tidak perduli.
Kakek sama sekali tidak menyimpan foto ayah, Aku selalu penasaran dan ingin mencari tau.
Malam itu, Aku berusaha mencari foto ayah di lemari kakek.Brraakkk
Pintu lemari kakek yang sudah tua itu dibuka dengan keras oleh ku, aku sangat emosi dan marah akan kehidupan ini, aku sangat putus asa dan berpikir untuk pergi menyusul kakek.
Aku keluarkan semua baju kakek dari mulai lemari bagian atas, tapi disana tidak ada foto ayah. Hanya ada celengan kecil, mungkin itu celengan kakek selama ini.
Di lemari bagian tengah juga tidak ada apa-apa dan akhirnya di bagian paling bawah aku menemukan sebuah buku tua yang sudah berdebu tetapi sepertinya tulisannya belum pudar.Aku duduk di kasur kakek dan mulai membaca buku itu, berharap ada jalan untuk aku memulai kehidupan ini tanpa seorangpun keluarga ataupun teman.
Di bagian awal tertulis Anakku yang berbahagia terus lah bahagia dan dibagian bawah nya terdapat tulisan yang hampir tidak terbaca tapi aku berusaha untuk bisa membacanya, dan tertulis jangan pergi nak, jangan tinggalkan bapak dan Aluna, jangan mencari istrimu, Aluna sangat membutuhkanmu, dan kakek juga begitu .
Ada apa dengan masalalu kakek dan ayah? Ada apa ini semua? Apa alasan ibu pergi dan mengapa ayah juga pergi? Aku tidak kuasa menahan tangis, belum baca saja sudah menangis tapi aku harus kuat.
~
Bagaimana ya masalalu kakek dan ayah Aluna? Kok bisa sihh semuanya meninggalkan Aluna?
Vote and comment

KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
RandomMengingat seorang ayah, bagiku sulit. Wajahnya pernah kulihat, namun saat aku kecil. Aku pernah mencium tangannya, tapi aku lupa bagaimana harum tubuhnya. Aku pernah dipeluk olehnya, tapi aku lupa bagaimana hangatnya. Ayah... Kembalillah, aku ingin...