Desember 2017
Bruk!
Sebuah mobil menabrak pembatas jalan, untuk menghindari bis sekolah di depan nya.Beberapa orang mencoba memberikan pertolongan pertama pada 2 korban selagi menunggu ambulance. Setelah beberapa menit, mobil ambulance datang bersama dengan Polisi untuk memeriksa Tempat kejadian dan meminta ke saksi an dari orang² yang di duga menjadi saksi kecelakaan tersebut.
✩ «--» ★
Drrrrrrt,, Drrrrrrrt
Bunyi ponsel semakin mengeras, menunggu untuk di jawab oleh pemilik ponsel
"Ya, Hallo, siapa ya?" Tanya pemilik ponsel yang tak lain adalah Istri dari Haeru.
"Apa benar ini dengan nyonya Jimsa?." Kata seseorang di seberang sana.
"Ya benar, dengan saya sendiri. Ada apa ya?" Jawab Jimsa.
"Mohon maaf, saya dari RS. Asan Medical Center ingin memberikan kabar kepada nyonya, bahwa suami anda mengalami kecelakaan di daerah Dongdaemun dan sedang kami tangani di UGD. Bisa kah anda datang untuk melihat keadaan pasien." Ucap si resepsionis.
"Hiks,, Hiks,, iya, saya akan kesana" ucap nya sambil terisak.
Ia tidak berniat memberitahu anaknya tentang keadaan Ayah mereka sekarang, dia hanya memberi pesan singkat 'Yoreum, mama pergi sebentar. Kalau mama tidak kembali sampai larut malam jangan menunggu mama. Segeralah makan dan istirahat.'.
Sesampainya di Rumah Sakit ia di beritahu tentang kondisi Haeru sekarang. Awalnya kondisi Haeru tidak terlalu parah, namun luka di kepala nya semakin banyak mengeluarkan darah, dokter sudah berusaha keras agar darahnya tidak mengalir terlalu banyak. Ternyata Haeru memiliki penyakit Hemofilia, yang menyebabkan darahnya itu sulit berhenti mengalir.
✩ «--» ★
Beberapa menit yang lalu
"Dok, apapun yang terjadi, tolong selamatkan CEO. Kalau perlu, jadikan saya pendonor untuk nya jika terjadi hal yang mengancam nyawa nya." Kata Haeru memohon pada Dokter.
"Tapi kami masih membutuhkan persetujuan Di wali anda." Sangah Dokter.
Keadaan nya bertambah parah, detak Jantung nya semakin melemah, kepala nya tak kunjung berhenti mengeluarkan darah.
✩ «--» ★
Wali dari CEO baru saja datang. Beliau Datang terlambat karena jarak rumah dan Rumah Sakit cukup jauh dan memakan waktu.
"Sus, bagaimana keadaan suami saya?" Tanya nya panik.
"Anda wali dari Pasien Im Shin ?" Tanya Suster itu, memastikan.
"Iya, saya istrinya." Tegas Istri CEO itu.
"Keadaan pasien cukup parah, tulang kaki kanan nya patah dan beberapa bagian yang harus di operasi, dan kami membutuhkan pendonor."
"A-apakah Rumah Sakit punya pendonor untuk nya?" Tanya Istri CEO khawatir.
"Sayangnya Kami tid-..." kalimat suster itu terpotong karena dokter yang menangani kedua pasien tersebut memberikan kabar baik untuk nya.
"Kami baru saja mendapat pendonor, juga persetujuan dari wali nya. Cepat siapkan ruang operasi." Kata Dokter tersebut, di belakang nya juga terdapat Jimsa.
Haeru sudah tidak bisa di selamatkan, darah yang mengalir di kepalanya membuatnya kehabisan darah, dan Rumah Sakit tidak memiliki Infus darah dengan golongan yang sama. Dan, seperti permintaan nya kepada dokter untuk menyelamatkan CEO nya,dokter pun meminta persetujuan dari Jimsa selaku Istri dan Wali pasien untuk melakukan pendonoran. Meskipun ia sangat terpukul dengan kematian suaminya, ia menyetujui kemauan dari suaminya, karena itu permintaan terakhir nya.
✩ «--» ★
Setelah menunggu beberapa jam. Im Shin akhirnya selesai melakukan Operasi, namun masih belum siuman. Istrinya sedari menunggu jalannya operasi tak henti² nya berterima kasih kepada Jimsa, ia tahu bahwa Haeru adalah Assisten suaminya. Ia juga turut berduka atas kematian Haeru.
✩ «--» ★
Maaf ya, cerita yang aku bikin pendek kaya badannya Yoreum.
Aku usaha in update an besok² lebih panjang lagi, jangan lupa Voment nya dan tolong kasih Krisa ya ^^
"Kenapa gua di bawa² ini?!"- Yoreum
"Eh, jodoh gua kesebut :*"- Ayem
"Nyimak"- Jooheon
"Nyimak (2)"- Hyejin
"Nyimak (3)"- Han Jisung
"Nyimak (4)"- Hwang Hyunjin"INI KENAPA JADI CUMA NYIMAK² AN DOANG?! BUBAR SANA BUBAR!"- Author
![](https://img.wattpad.com/cover/190282176-288-k260222.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destin' || Im Changkyun
Fanfiction"kamu tau? Aku masih canggung dengan mu, meskipun kita sudah melakukan banyak hal bersama..." "Terus? Kamu ga mau ada perubahan?" "Kalau bisa, aku sangat menginginkan nya" "Baiklah, kita mulai hari ini" -Destin'-