BAGIAN 1

10.2K 655 21
                                    

'Braak'

"Tsunade-sama!"

"Ada apa Shizune! Bisakah kau membuka pintu itu sedikit lebih lembut?!" Tsunade bertanya kepada Shizune yang datang ke ruangannya membuka pintu dengan sangat kasar. Bahkan Sakura yang juga berada di ruangan itupun ikut terlonjak kaget.

"Kakashi-san dalam keadaan kritis!"

Mendengar hal tersebut Tsunade dan Sakura langsung berlari mengikuti Shizune dan menuju rumah sakit konoha.

...

Mereka telah sampai di rumah sakit konoha, Sakura dapat melihat beberapa temannya yang berada di depan ruangan Kakashi. Ino yang duduk di kursi, sementara Sai dan Shikamaru yang berdiri menyandarkan tubuh mereka di dinding, dan sahabat oranye-nya yang terduduk di lantai dengan kepala yang ditekuk. Apa yang membuat Sakura kaget adalah keadaan ke empat temannya itu, sungguh mereka penuh darah, entah itu darah dari luka mereka sendiri atau darah yang lain.

Sakura berjalan melewati mereka semua dengan cepat, sebelum Naruto memanggil namanya dengan lirih.

"Sakura-chan." Sakura berhenti dan berbalik melihat Naruto.

"Tolong selamatkan Sensei."

Hanya itu. Sakura mengangguk dan masuk kedalam ruang gawat darurat tersebut.

.

Pintu ruangan terbuka, beberapa perawat keluar dari ruangan tersebut, membuat ke empat pasang mata itu berdiri dan menujukan tatapan mereka keruangan tersebut.

"Tsunade-baa-chan! Bagaimana keadaan Sensei?"

Tsunade yang baru saja keluar dari ruangan tersebur menghela napasnya.
"Keadaannya sudah lebih stabil. Tapi kita tidak tahu kapan dia akan sadar."

Mereka berlima yang sedari tadi menunggu Kakashi benar-benar bisa bernapas dengan legah sekarang.

"Kalian bisa bubar, dan mengobati luka kalian. Shikamaru, kau laporkan semuanya besok padaku." Lanjut Tsunade kemudian meninggalkan mereka diikuti Shizune dan Sakura.

.

Tok tok tok.

"Masuk." Tsunade melihat siapa yang datang, ternyata dia pria berambut nanas itu, Shikamaru. "Bukankah aku bilang untuk melaporkannya besok Shikamaru.

"Aku pikir aku tidak bisa menunggu besok."

...

"Jadi mereka sekelompok organisasi yang mengumpulkan jurus-jurus terlarang yah."

Shikamaru mengangguk.
"Kami berhasil memojokkan mereka, dan hampir menangkap pemimpin mereka. Naruto dan aku melawan si pengguna kuchiyose, Kakashi-sensei, Ino, dan Sai melawan sekitar hampir seratus anak buah mereka."

Kali ini giliran Tsunade yang mengangguk-anggukkan kepalanya

"Menurut Ino, Sensei jadi seperti itu karena melindunginya dan Sai. Mereka benar-benar terpojok dan kewalahan sebelum aku dan Naruro datang membantu." Lanjut Shikamaru.

"Apa kau tahu jurus-jurus apa saja yang mereka keluarkan?"

Shikamaru melangkah maju dan meletakkan sebuah gulungan di hadapan Tsunade. "Aku menulisnya di sini, ada beberapa jurus yang tidak diketahui namanya, tapi aku bisa menuliskan detail-detailnya." Ucap Shikamaru.

"Kerja yang bagus Shikamaru. Kembali dan beristirahatlah."

.

Matahari menyinari desa Konoha dengan terik, burung-burung berkicau, beterbangan kesana kemari. Semua penduduk desa memulai aktivitasnya seperti biasa.
Begitu juga Sakura, ia melangkahkan kakinya dengan perasaan tidak begitu baik, bagaimana tidak? Ini sudah hari ketujuh sejak Senseinya melewati masa kritisnya dan sampai sekarang ia belum sadar juga.

Sakura membuka pintu ruang inap tersebut, berjalan mendekati tempat tidur Kakashi, mengganti bunga yang sudah layu dengan bunga yang baru saja dia beli di toko Ino.

"Kapan kau akan bangun Sensei. Walaupun biasanya kau seperti ini, tapi kali ini kau hampir kehilangan nyawamu sendiri. Kalau kau tahu, kau bahkan terlihat sangat menyedihkan saat ini." Sakura berbicara sendiri sambil melihat keadaan Kakashi yang berada di hadapannya.

Kakashi mengenakan pakaian rumah sakit konoha dengan hampir seluruh badannya terutup perban, bahkan matanya pun sekalipun, sungguh saat Sakura pertama kali melihat Kakashi di ruang gawat darurat kemarin, ia hampir tidak bisa mengendalikan perasaannya ketika melihat guru pembimbingnya tersebut dalam keadaan benar-benar 'buruk'. Luka diseluruh tubuhnya, matanya yang mengeluarkan darah segar, rambut peraknya yang bahkan hampir tertutupi dengan warna merahnya darah. Beberapa organ vitalnya nyaris rusak, detak jantungnya begitu lemah, badannya terasa begitu dingin. Sakura mati-matian menahan tangisnya saat membantu Tsunade dan Shizune melakukan operasi.

Beruntung Kakashi bisa melewati masa-masa kritis tersebut, walaupun sekarang sudah seminggu sejak hari itu dan dia sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar.

Sakura yang masih melamun sambil menatap Kakashi, kemudian terlonjak begitu kaget, melihat jari telunjuk Kakashi yang bergerak, ia segera bangkit dari duduknya dan berlari memanggil Tsunade.

.

Kakashi yang sudah sadar kini duduk bersandar di atas tempat tidurnya, sementara Tsunade sedang melepaskan perban di mata Kakashi.

"Pertama kita harus mengecek keadaan matamu Kakashi. Buka matamu secara perlahan."

Kakashi masih diam untuk beberapa detik, sementara lima pasang mata tengah menatapnya dengan cemas, mereka adalah Tsunade, Shizune, Sakura, Shikamaru, tidak ketinggalan Naruto yang begitu heboh ketika melihat Sakura tadi berlari membawa kabar kalau Senseinya sudah sadar.

Kakashi membuka matanya secara perlahan, dan menampilkan kedua mata onyxnya

Mereka semua terkejud.

"Apa yang terjadi?" Shikamaru memecah keheningan saat melihat Kakashi membuka matanya, Kakashi menampilkan kedua bola mata onxy, bukankah seharusnya mata kirinya Sharingan?

"Baachan! Kemana Sharingan-nya?" Kali ini Naruto kembali menimpali.

"Tenang dulu Naruto." Sakura menatap Naruto tajam, mencoba memberi peringatan.

"Kakashi, kau bisa melihat kami dengan jelas?" Tsunade bertanya kepada Kakashi yang tampaknya masih linglung.

Kakashi menatap satu persatu wajah mereka semua, mulai dari Tsunade yang berada di sebelah kirinya, hingga Sakura yang berada di sebelah kanannya.

Kakashi benar-benar memperhatikan semuanya, khususnya wajah Sakura, dia cukup lama menatap wajah gadis itu, hingga membuat Sakura sendiri bingung.

"Kau tidak apa-apa Sensei?"

Kakashi hanya mengangguk. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya yang tertutup masker biasa itu. Perlu diketahui Kakashi sekarang hanya memakai Masker biasa berwarna putih, bukan masker yang biasa ia gunakan yang tersambung dengan baju tanpa lengannya, mengingat sekarang seluruh tubuhnya masih dibalut perban dan dia hanya menggunakan baju rumah sakit yang tentunya tidak mempunyai masker seperti miliknya biasa. Dan Tsunade sangat memahami Kakashi, ia tetap memakaikan Kakashi masker mengingat pria itu betul-betul tidak suka jika wajahnya dibiarkan terbuka begitu saja.

"Kalau begitu kau istirahat saja terlebih dahulu, nanti aku akan kembali mengecek keadaanmu. Kalian semua juga keluar, jangan mengganggu Kakashi, terutama kau Naruto!" Tsunade menatap tajam Naruto mencoba memperingati anak nakal berambut kuning tersebut.

"Sakura bantu Kakashi." Tsunade memerintahkan Sakura untuk mebantu Kakashi kembali berbaring sementara dirinya menyeret Naruto keluar diikuti dengan Shizune dan Shikamaru.

"Sensei, biar ku bantu." Sakura mencoba memegang lengan Kakashi dan membantunya untuk kembali berbaring di atas tempat tidur rumah sakit, namun satu kalimat dari Kakashi membuat Sakura terlonjak kaget.

"Sebenarnya, aku tidak mengingat siapa kalian."

"Eeeeeeeehhhh?!"

To Be Continued

Different Kakashi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang