13. Sentimental Blue

3.7K 131 63
                                    

BMG : Sentimental Blue by. Jeon Su Yeon (I love this instrument. And I'm sure it really fit with the scene where CW in the beach. Just check it in eksternal link.)

Vid : Taken fr. 2nd MOON Chaewon fanmeeting Feb 2011 when she read No One Else by. Won Tae Yeon. I've search for that poem in Google but can't find it. Just listen, and she put the deep feeling in this poem. I have no idea about this poem but it give me a sad/melancholic vibe.

It's the last chapter. Bear with me, guys.

=======================================================

Moon Chae Won

“Joong Ki-ah! Ayo kita main di luar!”

“Tidak! Kalian saja. Aku akan tetap disini bersama Chae Won.”

“Kau sungguh membosankan!”

Aku menarik nafas panjang begitu mendengar suara derap langkah beberapa anak laki-laki pergi menjauh. “Joong Ki oppa!” Aku meletakkan benang dan jarum crochet keatas meja lalu melipat kedua lengan di depan dada sambil mengangkat dagu ku kearahnya. Aku tahu ia duduk menghadap ke arah ku meski tidak memutar kursinya. “Apa kau tak bosan terus bersama ku!” Aku memasang wajah cemberut saat mengatakan hal itu. Aku sendiri tak tahu apa yang ku katakan adalah sebuah pertanyaan atau pernyataan. Sejak pertemuan kami sebulan yang lalu, tak pernah sedetik pun ia meninggalkan ku.

“Apa kau bosan aku terus bersama mu, Chae Won-ah?” Joong Ki balas bertanya.

Kembali aku menghembuskan nafas dalam-dalam tak bisa menjawab pertanyaan yang seharusnya ia jawab. “Jika kau terus seperti ini, oppa..kau tak akan memiliki teman.” Aku bergumam kesal merasakan dirinya tersenyum kearah ku. Sungguh aku merasa senang dan berterimakasih ia terus bersama ku, membuat ku merasa tak kesepian dan seorang diri tapi aku juga tak ingin membatasi dan membebaninya dengan terus bersama ku.

“Kau tidak membebani ku, Chae Won-ah.” Seolah bisa membaca apa yang ku pirkan, tiba-tiba saja Joong Ki menarik kedua lengan ku yang semula di depan dada dan menggengamnya. “Dan siapa bilang aku tak memiliki teman? Aku memiliki mu. Kau teman ku, kan?” Tanpa bisa ku cegah, aku tersenyum mengangguk kecil. “Jikalau pun aku tak memiliki teman, itu bukan kerena mu, Chae Won-ah. Sebelum aku bertemu dengan mu pun aku tak memiliki teman. Aku seringkali...eh-em... berangkat sekolah dengan kondisi yang buruk. Tak ada yang mau berteman dengan ku.  Anak-anak baik akan langsung menjauhi ku ketakutan saat melihat ku datang ke sekolah dengan wajah kebiruan setelah dipukuli appa, kalau pun mereka mengajak ku berbicara itu karena rasa iba mereka dan itu membuat perasaan ku semakin buruk saja. Sementara anak-anak nakal selalu mengganggu ku dan mencari gara-gara, membuat ku semakin babak-belur. Dan para guru tak menganggapku ada meski mereka sering melihat ku keluar masuk ruang guru karena tak mau berurusan dengan appa. Mereka hanyalah sekelompok orang dewasa yang memasang wajah kepura-puraan saat melihat ku berlalu dihadapan mereka.” Joong Ki menarik nafas panjang. “Bisa dibilang aku tak memiliki siapa pun kecuali eomma sebelum kau datang.” Mendengar perkataannya membuat airmata ku menetes keluar.

Sejak eomma dan appa tiada, aku selalu meruntuki diri ku sebagai anak paling malang di dunia. Bahwa Tuhan sungguh kejam kepada ku. Bahwa kematian lebih baik dibandingkan dengan kehidupan tanpa mereka disisi ku.

Tapi...anak lelaki dihadapan ku ini membuat ku sadar kalau ternyata aku tak semalang itu. Ia lebih malang dan tak seberuntung aku. Meski eomma dan appa telah tiada, paling tidak aku tahu mereka mencintai ku dengan tulus dan selalu memperlakukan ku dengan baik. Tidak seperti apa yang ia terima selama ini; appa yang selalu memukulinya sementara eomma nya tak bisa berbuat apa-apa untuk melindunginya serta lingkungan yang mengabaikannya.

THE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang