"Pembukaan Asrama Pattimura?"
Choi Byungchan, mengerjapkan matanya untuk yang kedua kali. Berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang baru saja ia baca bukanlah sekedar ilusi optik semata.
Matanya membaca sebuah tulisan yang terpampang jelas di depan mading sekolahnya. Ada berbagai pengumuman, dan salah satunya adalah pengumuman soal pembukaan Asrama Pattimura dikarenakan renovasi Asrama Utama Putra.
Asrama Pattimura adalah nama resmi dari Asrama yang sudah tidak digunakan bertahun-tahun tersebut. Dimana hampir semua siswa di Pusaka Bangsa biasa menyebutnya dengan nama Asrama Hitam.
Tersadar dari keterkejutannya, Byungchan segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana, untuk kemudian mengabadikan apa yang ada di hadapannya.
Dan dengan segera ia berlari ke suatu tempat dimana hanya ia dan 4 orang temannya yang lain yang tahu akan keberadaan tempat tersebut.
👻👻👻
"Shit!"
Seungyoun memukulkan tangannya ke tembok yang ada di belakang Byungchan.Byungchan yang mengira tinjuan tersebut untuk dirinya sempat terperanjat sesaat.
"Kok bisa itu asrama dibuka lagi?"
Kookheon, yang sedang memakan snack di tangannya, beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Byungchan. Ia lalu mengambil ponsel milik Byungchan untuk melihat gambar yang tadi Byungchan tunjukkan pada Seungyoun.
"Asrama utama mau direnov." Ucap Jinhyuk yang baru saja masuk dan mengambil snack di tangan Kookheon, lalu duduk di samping Hangyul yang asik memainkan ponselnya dan seperti tidak peduli dengan kecemasan yang tengah dirasakan Byungchan dan Seungyoun.
"Kita nggak bisa biarinin mereka tinggal di sana." Ucap Seungyoun sembari berbalik dan menatap wajah temannya satu persatu.
"Itu udah keputusan bokap lo, lo yakin bisa yakinin beliau buat batalin keputusan itu?" Tanya Jinhyuk sembari memasukan satu chips ke dalam mulutnya.
Seungyoun berdecih.
"Kalau gitu, kita juga harus pindah ke sana. Kita harus tinggal di sana buat mastiin rahasia yang kita kubur di sana aman." Ucap Seungyoun lagi.
Byungchan menelan salivanya. Kookheon memandang Seungyoun dengan kedua alis yang bertautan. Pun dengan Jinhyuk. Sementara Hangyul masih santai dengan ponsel di tangannya.
"Nggak ada penolakan. Itu asrama gede. Kita harus pastiin nggak ada yang nempatin kamar di lantai satu, kecuali kita."
"Alesan kita pindah ke sana apa? Kan bukan asrama kita yang direnov?" Tanya Kookheon. "Apa kaga aneh kalo tiba-tiba kita-"
"Nggak." Potong Seungyoun. "Soal itu biar gua yang ngatur. Lo pada tinggal ngepakin barang-barang lo dan pindah ke sana juga. Inget, kita semua terlibat. Termasuk lo, Gyul." Ucap Seungyoun yang kemudian menatap jengah Hangyul yang benar-benar terlihat santai. "Dan kalau sampe rahasia itu kebongkar, bukan cuma gua, tapi kita, kita semua yang bakal abis."
Semuanya terdiam sesaat. Pun dengan Hangyul, ia mengalihkan pandangannya sesaat dari ponselnya lalu mendecih menatap Seungyoun.
Tipikal anak orang kaya yang penakut. Begitu pikir Hangyul.
Namun Hangyul memilih tidak mengatakan hal tersebut.
Sebaliknya, ia justru menganggukan kepalanya sambil berkata. "Oke, gua ikut. Lo atur aja." Ucapnya sembari beranjak berdiri dari tempat duduknya.