"Halo, guys! Selamat malam buat semua siswa Pusaka Bangsa! Balik lagi bersama gua... "
"Hah?"
"Shit!"
"Itu suara dia!"
"Kok bisa?"
"Bukannya dia..."
"Kim Hyunbin. Yang bakal nemenin kalian malam ini dengan sebuah kisah yang sangat menarik untuk dilewatkan."
"Sebelum berlanjut ke cerita malam ini, seperti yang udah gue sebutin di awal tadi. Tema kita malam ini adalah soal kematian.
Kematian, adalah satu-satunya hal yang pasti dan nggak bisa ditolak sama setiap makhluk hidup yang ada di muka bumi ini.
Kematian itu mutlak.
Meski terkadang, insan yang mengalaminya belum tentu sadar dari kematian yang mereka alami.
Maksudnya apa?
Well, untuk lebih jelasnya, mari kita langsung aja dengerin cerita kali ini."
👻👻👻
"Hati-hati ya, Bin!"
"Iya, bang."
"Inget, langsung balik lo ke asrama. Besok mau ke panti kan?"
"Iya."
"Berangkat jam berapa?"
"Pagi sih rencananya, biar bisa lama di sana."
"Mau dianter nggak?"
"Nggak usah, bang. Udah beli tiket kereta juga soalnya."
"Oh oke oke."
"Hati-hati juga, bang. Jangan ngebut lo bawa motornya."
"Ya elah, anak motor mah harus ngebut dong, apalagi malem malem begini, sepi."
Kim Hyunbin, tertawa mendengar celotehan Kim Yohan, rekan sesama kegiatan ekstrakurikuler Penyiaran di sekolah mereka.
Mereka berdua baru saja selesai siaran malam seperti biasanya.
Kebetulan, hari ini adalah hari terakhir mereka siaran di semester genap ini. Besok, musim liburan sudah tiba, dan Yohan yang biasanya pulang ke asrama bersama Hyunbin, memutuskan untuk langsung pulang ke rumahnya yang berada di luar kota dengan motor kesayangannya.
Dan Hyunbin, yang biasanya pulang bersama Yohan, harus pulang sendiri kali ini.
Well, pulang sendiri bukanlah hal yang harus ditakuti oleh Hyunbin.
Setidaknya, itu sebelum ia melihat Seungyoun, kakak kelasnya, yang tiba-tiba menghampirinya dan menarik kerah kemeja yang ia kenakan.
"B-bang Seungyoun?"
"Berani lo nyebut nama gua?!"
"A-ada apa ini, bang?"
"Pake nanya lagi lo bangsat! Nggak ada takut-takutnya lo sama gua, hah?!"
"M-maksudnya-"
BUGH!
"Pukulan pertama karena lo udah berani-beraninya rebut Soobin dari gua!"
BUGH!
BUGH!
BUGH!
"Dan pukulan ini buat ngegantiin rasa sakit yang harus gua tanggung karena Soobin mutusin gua dan lebih milih lo!"