"Bisa-bisanya lantai satu udah penuh!" ucap Minkyu terus menggerutu sembari memasuki kamarnya yang ada di lantai 3.
Karena tak ada lift, ia jadi harus bersusah payah menyeret koper besarnya yang berisi baju, seragam dan peralatan sekolah serta peralatan lainnya ke lantai tiga. Inilah yang membuat Minkyu ngotot ingin mendapat kamar di lantai satu.
Selain tidak harus naik turun tangga setiap pagi, juga untuk menghindari beban berat yang harus ditanggungnya menyeret koper seberat lebih dari 30 kilo itu dari lantai satu menuju lantai 3.
Berbeda dengan asrama lamanya, Asrama Pattimura atau Asrama Hitam ini cenderung tua, belum banyak fasilitas seperti halnya di Asrama Diponegoro.
Meski sudah dibersihkan, kesan usang dan kosong masih sangat kentara dan melekat.
Beruntung sesampainya di kamar Minkyu hanya tinggal menyusun barang-barang bawaannya. Sekali lagi sebelum ditempati, asrama ini sudah dibersihkan terlebih dahulu oleh pihak pengurus asrama jadi Minkyu bisa langsung beristirahat setelahnya.
"Tapi enak sih di sini, satu kamar satu orang. Nggak kayak di Diponegoro," ucap Minkyu sembari merebahkan tubuhnya di atas kasur bersepraikan kain berwarna hitam.
Awalnya seprai kasur tersebut berwarna putih, namun tadi Minkyu langsung menggantinya dengan seprai warna hitam miliknya.
"Huh," dihelanya napas dalam-dalam untuk kemudian dikeluarkan secara kasar.
Minkyu merasa bosan.
Tak banyak hal yang bisa ia lakukan di hari pertama pindah ke Asrama Hitam ini. Sekolah belum dimulai jadi peer pun belum ada. Mau berkeliling asrama tapi Minkyu malas karena masih kelelahan.
"Coba twitteran deh," katanya yang kemudian mengeluarkan ponsel yang sedari tadi berada di tas ranselnya.
Sudah beberapa hari ini Minkyu tak membuka aplikasi berlogo burung tersebut. Well, Minkyu memang bukan tipikal seseorang yang kecanduan dengan media sosial, apalagi twitter. Ia hanya sesekali membuka akunnya untuk melihat beberapa cuitan atau retweet-an temannya, serta membaca thread-thread horror yang biasanya lewat di timelinenya.
"Lah ini kan thread yang waktu itu!" ucap Minkyu ketika ia langsung melihat thread yang sempat ia abaikan setelah membaca 2 sampai 3 tautan di thread tersebut.
Tak seperti waktu itu, kali ini Minkyu merasa tertarik untuk membaca untaian kata yang tertulis di dalam utas yang dituliskan oleh seorang anonim tersebut.
Minkyu mencoba menggulir ke bawah cuitan yang belum ia baca.
Minkyu menaikan satu alisnya membaca satu tweet tersebut.
Makin tertarik Minkyu kembali menggerakkan tangannya ke atas.