Sky mengunjungi sebuah club malam bintang lima. Ia tidak asing lagi dengan club itu padahal ia baru saja pindah ke kota S.
"Selamat datang di kota ini, Sky." Seorang pria menyambut Sky dengan hangat. Pria itu memiliki penampilan yang sama dengan Sky. Barang-barang
"Berikan aku wine terbaikmu, Lyon." Sky melangkah ke sebuah tempat duduk VIP.
Lyon memanggil pelayan. Ia meminta wine dan juga cemilan untuknya dan Sky. Lyon adalah pemilik club itu. Ia adalah teman sekolah Sky saat berada di luar negeri.
"Bagaimana dengan hari pertamamu mengajar?" tanya Lyon.
Sky melirik ke sekitar dengan tatapan datar. "Membosankan."
Lyon terkekeh geli. Ia sangat hafal dengan kehidupan temannya yang dipenuhi oleh bersenang-senang dan suka menghamburkan uang. Tentu saja kehidupan bekerja tidak akan cocok untuk Sky yang suka kebebasan. Terutama mengajar. Ckck, Sky yang tidak sabar harus mengajari murid-murid, sungguh sebuah lelucon.
"Kau akan menyesuaikan diri dengan cepat Sky. Lagipula di sekolah itu banyak siswi yang cantik. Kau bisa berkencan dengan mereka." Lyon menghibur Sky.
"Bocah-bocah ingusan itu?" Sky tersenyum kecut. Apa yang menyenangkan dengan berkencan dengan bocah manja yang tadi mengerubutinya di ruang guru? Sky bahkan merasa sangat muak.
"Kalau begitu dengan rekan kerjamu saja." Lyon membuka tutup botol wine yang baru saja diantar oleh pelayan.
"Aku tidak akan berkencan dengan rekan kerjaku. Ckck, merepotkan jika putus nanti."
Lyon menyodorkan segelas wine pada Sky. Ia mengangkat gelasnya. Sky juga mengikutinya kemudian mereka menempelkan gelas mereka dan menyesap wine bersama.
Dua wanita bertubuh ideal dengan pakaian minim mendekat ke arah Sky dan Lyon. "Boleh kami bergabung?" tanya si wanita berdress hitam ketat dengan senyuman menggoda.
"Tidak." Sky menjawab singkat.
Lyon mengangkat tangannya, mengusir kedua wanita itu, membuat wajah mereka yang diusir menjadi kecut.
"Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Lyon memainkan gelas di tangannya.
"Bertahan di sekolah itu hingga aku menemukan keberadaan kakakku," jawab Sky.
"Kau yakin kakakmu benar-benar berada di kota ini?"
"Orang-orangku sedang memastikannya." Sky menenggak habis wine di dalam gelasnya.
"Aku akan membantumu mencari kakakmu, Sky."
"Thanks, Lyon."
Lyon menganggukan kepalanya. Ia menuangkan kembali minuman ke gelas Sky.
"Baiklah, bersenang-senanglah untuk malam ini." Lyon kembali mengangkat gelasnya. Kemudian menyesap minuman itu lagi bersama dengan Sky.
Sky berada di dalam ruangan yang dipenuhi oleh orang-orang, serta suara musik yang mengalun keras, tapi ia merasa kesepian. Ia tenggelam dalam rasa sepi yang sudah menemaninya sejak lama.
Terlahir sebagai penerus keluarga Axellio bukanlah anugerah bagi Sky. Ia malah merasa itu adalah kutukan. Memiliki orangtua yang terobsesi pada kekuasaan dan uang adalah hal yang paling tidak ia inginkan. Ia memiliki segalanya, tak kekurangan uang dan selalu mendapatkan apapun tentang materi, tapi ia kekurangan cinta. Orangtuanya terlalu sibuk pada pekerjaan. Mengabaikan dirinya yang butuh kasih sayang dan cinta. Bagi orangtuanya, mereka sudah melakukan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Mereka melimpahi uang sebagai ganti kasih sayang yang diinginkan oleh Sky dan kakaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend
RomanceAllara Quinn, gadis ceria yang duduk di bangku kelas 2 sekolah menengah atas di Kota S. Sky Axellio, pria berumur 25 tahun yang menjadi guru Matematika pengganti di sekolah Allara. Allara menyukai Sky yang tidak lain adalah gurunya sendiri. Dengan...