Part 5 - Semakin tertawan.

1.8K 317 15
                                    

Hari ini tidak ada pelajaran Matematika, tapi bukan berarti Allara tidak bisa melihat Sky. Gadis ceria itu pergi ke ruang guru. Mengintip dari jendela kaca, lalu tersenyum sembari memandangi Sky yang tengah memainkan ponsel.

"Kenapa dia terlihat sangat menawan dari sisi mana pun?" Allara bingung sendiri. Ia sudah mencoba mencari keburukan Sky, tapi dia tidak menemukannya. Makin dilihat Sky makin menawan membuat hatinya semakin tertawan.

Allara begerak ketika ia melihat Sky berdiri dari tempat duduk dan meninggalkan meja kerjanya. Ia mengejar Sky yang kini sudah keluar dari ruang guru.

"Mr. Axellio!" Allara semakin bergegas. Ia berhenti di depan Sky yang menatapnya tanpa ekspressi seperti biasanya.

"Apakah Anda sudah melihat hadiahku? Anda menyukainya?" Allara bertanya dengan mata berbinar.

Sky tidak menjawab. Allara kemudian bersuara lagi.

"Jika Anda menyukainya aku akan memberikannya pada Anda lagi."

"Aku membuangnya." Kali ini Sky menjawab. Wajahnya terlihat sangat dingin ketika mengatakan hal itu. Sky merasa ia tidak harus menjaga hati orang lain.

Allara tidak tersinggung, ia malah tersenyum seperti tidak terjadi penolakan. "Tidak apa-apa. Sepulang sekolah aku akan membelinya lagi dan memberikannya pada Anda. Kali ini jangan dibuang, aku pastikan Anda akan menyukai hadiahnya."

Sky mengabaikan Allara. Ia kembali melangkah.

"Mr. Axellio, semoga harimu menyenangkan," seru Allara pada punggung Sky yang bergerak menjauhinya.

"Ah, bahkan dari belakang dia terlihat sangat sempurna." Allara kembali memuja Sky.

Sky masuk ke dalam mobilnya. Jam mengajarnya sudah habis jadi ia bisa meninggalkan sekolah lebih cepat. Lagipula sekolah ini milik ayahnya, tidak akan ada yang berani menegurnya karena pulang lebih awal. Dan jikapun ada, Sky tidak akan peduli.

Sky menerima kabar dari orang-orangnya, bahwa ada petunjuk mengenai sang kakak.

Mobil Sky berhenti di depan sebuah cafe. Ia masuk ke dalam sana dan melangkah ke dua orang yang telah menunggunya.

"Mr. Sky, wanita ini mengaku pernah melihat Nyonya Serena 10 tahun lalu," seru pria yang duduk berseberangan dengan Sky.

Atensi Sky berpindah pada wanita yang kira-kira berusia 30 tahunan.

"Aku mengingat wanita ini karena dia pernah membantuku mencari kucing peliharaanku yang hilang. Dia wanita yang sangat baik." Wanita itu mengingat kapan ia bertemu dengan Serena. "Ini, kami bahkan mengambil foto bersama." Ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukan foto yang ia ambil 10 tahun lalu pada Sky.

Mata Sky melebar, salah satu wanita yang tengah tersenyum itu benar-benar kakaknya.

"Apakah kau memiliki nomor ponselnya atau sesuatu yang bisa membuatku bertemu dengannya?" Sky tidak sabar. Ia sangat ingin bertemu dengan kakaknya.

"Jika aku boleh tahu kenapa Anda mencarinya?" Wanita itu balik bertanya.

"Aku adiknya."

"Ah, wajar saja. Warna mata kalian sama."

Sky dan Serena memang memiliki warna mata yang sama. Hanya saja, tatapan Serena sehangat matahari pagi, sedang tatapan Sky sedingin kutub es.

"Katakan apapun yang kau ketahui tentang keberadaan Kakakku." Sky sangat berharap kali ini ia bisa menemukan Serena. Ia sudah mencari bertahun-tahun lamanya dan masih belum membuahkan hasil.

"10 tahun lalu dia bekerja di sebuah klinik dokter hewan. Tunggu sebentar, aku masih memiliki kartu nama klinik itu." Wanita itu mengeluarkan dompetnya dan mencari kartu nama yang ia sebutkan. "Ah, ini dia." Ia memberikan kartu itu pada Sky.

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang