Chapter 2: First Meet

474 73 3
                                    

Saat fajar mulai menampakkan dirinya, Lisa segera pergi ke pusat desa untuk mengurus pemakaman Halmeoni nya.

Tidak banyak orang yang datang saat upacara pemakaman Halmeoni nya. Dan Lisa tak terlalu mempedulikan hal itu. Hanya orang-orang kenalan Lisa atau Halmeoni nya. Untuk tetangga dan kerabat, Lisa dan Halemoni tak mempunyai tetangga maupun kerabat. Rumah Lisa bahkan condong seperti pengasingan karena letaknya menjauhi desa.

Setelah melaksanakan upacara pemakaman selama tiga hari. Lisa memutuskan untuk mengubur jenazah Halmeoni nya di pemakaman umum desa, tak ada pilihan lain. Biaya untuk kremasi sangat mahal, dan Lisa tak mempunyai cukup uang untuk itu. Pun jika ada, maka ia harus bekerja ekstra, tapi itu bukanlah pilihan yang tepat disaat Halmeoni nya baru saja meninggal bukan?

Lisa hidup seperti orang mati, jika dulu ia akan selalu tersenyum, maka untuk kali ini hanya ada wajah datar dengan pandangan kosong di matanya. Hari-hari Lisa berlalu begitu saja, tak ada yang menggairahkan.

Setelah dua minggu ia hidup bagaikan mayat berjalan, ia memutuskan untuk bangkit mulai perlahan. Mencari semangat hidupnya meski sendirian.

Lisa menata kembali kamar Halmeoni nya, tak membiarkan debu untuk tinggal. Oh.. ia baru saja ingat jika baju-bajunya belum ia cuci sejak Halmeoni meninggal. Pasti baju nya menumpuk sangat banyak saat ini.

Mungkin dengan melakukan pekerjaan rumah bisa mengalihkan fokusnya untuk tidak bersedih kembali.

Dengan segera Lisa mengambil setumpuk pakaian nya, tidak semua memang.. hanya sebagian karena Lisa tak akan kuat mondar-mandir dari sungai ke rumah dengan banyak tumpukan baju. Jarak Lisa dengan sungai tergolong cukup dekat, hanya sekitar 100 meter.

Setelah mencuci dan menjemur semua baju nya, Lisa memutuskan untuk bersantai sejenak sebelum memberi pakan ke hewan-hewan ternaknya.

Ia duduk di beranda rumah, melihat teras rumahnya yang dipenuhi bunga dan pepohonan membuat Lisa teringat kembali akan pesan Halmeoni nya.

Aish.. ia akan terlarut dalam kesedihan lagi jika terus begini. Maka ia putuskan untuk melanjutkan pekerjaannya lagi.

Mulai dari mengambil telur dari kandang ayam dan bebek, memeras susu sapi, memberi pakan ayam, bebek, kuda, babi, sapi, dan domba, memandikan kudanya, dan yang terakhir membersihkan kandang mereka lalu meletakkan kotoran mereka di tempat yang ia sediakan untuk menimbun kotoran-kotoran itu agar menjadi pupuk.

Dan.. iuhh, sebenarnya Lisa lapar. Tapi bau badannya sungguh membuatnya merasa mual! Jadi ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum mengambil sayuran dari kebun.

Setelah mandi, Lisa segera berlalu ke kebun, namun entah kenapa ia jadi bingung ingin memasak apa. Semua hal yang ada di rumah ini selalu mengingatkan ia akan Halmeoni nya!

Karena sebab itu Lisa memutuskan untuk mencari jamur saja di hutan, lagi pula ia sudah lama ia tak memakan jamur.

Setelah mempersiapkan dirinya dengan membawa alat-alat yang dibutuhkan, Lisa pun akhirnya pergi ke hutan. Entah kenapa setiap ia ke hutan, ia selalu dapat merasakan jika ia seperti terlahir kembali. Apakah kalian sama seperti Lisa?

Setelah mengumpulkan cukup banyak jamur, ia memutuskan untuk pulang. Namun nampaknya hal itu harus ia urungkan, sebab saat ini ia melihat seorang pemuda tak berdaya dibawah pohon jati. Dengan segera Lisa menghampiri pemuda yang nampaknya terluka cukup parah itu.

"Hei.. ireona.. yakk.." Lisa menepuk pelan pipi pemuda itu, namun pemuda itu tak kunjung bangun juga.

"Aishh, apa aku tinggalkan saja orang ini? Tapi.. tsk, semoga aku cukup kuat untuk membopong mu ke rumah ku, tuan." Lisa membawa keranjangnya di tangan kiri, sedangkan tangan kanannya membopong tubuh pemuda itu.

Untung saja jarak antara tempat tadi dengan rumahnya tak terlalu jauh. Jadi setelah ia berhasil membopong tubuh pemuda itu sampai ke kamar tamu, Lisa segera meletakkan keranjangnya lalu bergegas mengecek keadaan pemuda itu.

Saat ia telah berhasil membuka zirah pemuda itu, dapat ia lihat jika bajunya penuh dengan noda darah. Lalu dengan cekatan Lisa membuka seluruh kain yang menempel di tubuh pemuda itu hingga menyisakan celana kainnya saja.

Udara semakin lama akan semakin dingin, maka dari itu Lisa segera menutup semua jendela dan pintu lalu menyalakan perapian sebelum kembali merawat luka pemuda itu.

Kemampuan medis Lisa tak perlu diragukan lagi, ia bahkan pernah mencoba tes menjadi tabib istana karena iseng. Dan lulus dengan nilai sempurna, namun tidak ia lanjutkan. Lagipula ia tidak berminat untuk bekerja sebagai tabib istana.

Setelah selesai membalut luka pemuda itu, Lisa segera menyelimuti nya dengan tiga lapis selimut sebelum ia berganti baju dan memasak untuk dirinya dan pemuda itu.

Kali ini Lisa hanya memasak makanan sederhana, karena ia belum makan sedari pagi. Masakan Lisa baru saja matang saat matahari mulai terbenam hingga menyisakan warna jingga di langit.

Lisa memakan dengan lahap sup jamurnya. Setelah selesai makan, ia segera mengambil bubur yang telah ia siapkan untuk pemuda itu lalu berlalu ke kamar tamu.

Nampaknya pemuda itu belum siuman juga, apakah obat yang ia beri kurang efektif? Apakah ia harus menambah dosis nya lagi? Tapi bagaimana jika setelah ia tambah dosis nya maka pemuda itu akan overdosis? Atau akan menimbulkan efek samping yang berlebihan daripada sebelumnya?

Ahh.. lebih baik ia menunggu pemuda itu siuman sambil membuat obat-obatan lagi, karena persediaan obat-obatan nya sudah tinggal sedikit.

Tapi dimana ia harus membuat obat-obatan nya? Di dapur atau lebih baik disini saja? Jika ia membuatnya di dapur maka ia tak akan tau kapan pemuda ini sadar, tapi jika ia membuatnya disini maka ia harus mengambil semua peralatan nya dari dapur kesini.

Aish.. ia jadi bingung sendiri kan, sudahlah.. lebih baik ia membuatnya disini saja. Lagipula ia tak tau apakah pemuda ini baik atau tidak. Ia akan bersyukur jika pemuda ini baik dan tak menyusahkan agar ia bisa dengan segera menendang bokong pemuda ini keluar dari rumahnya, namun jika pemuda ini jahat.. bisa-bisa ia malah di rampok bahkan paling parah dibunuh!

Astaga, jika itu terjadi apa yang harus Lisa lakukan? Berteriak meminta tolong? Tidak.. itu pilihan yang bodoh! Hanya ada rumah Lisa di daerah ini, rumah penduduk paling dekat berjarak 500 meter dari sini!

Aishh.. pikirannya menjadi kacau jika memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sudahlah lebih baik ia membuat obat-obatan sembari menunggu pemuda ini sadar.

.
.
.

Magic Hour (HUNLICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang