Setelah berkutat cukup lama dengan pikirannya mengenai hilangnya Sehun, Lisa tak ingin ambil pusing. Ia segera memutari kamar itu dan melihat di titik-titik tertentu seperti kolong ranjang, mungkin saja pemuda itu sedang mengajaknya bermain petak umpet, kan..?
Tetapi.. apakah Sehun pergi karena kejadian tadi? Sebenarnya apa yang sedang terjadi disini? Kenapa ia merasa sangat kehilangan saat tau jika pemuda itu telah pergi?
Lisa duduk termenung di teras rumah, memperhatikan mega sore yang indah, sebenarnya. Namun karena hatinya sedang kalut. Ia tak dapat merasakan keindahan itu.
Makanan yang telah ia buat sudah mendingin sejak tadi. Bayangkan saja, dari siang sampai sore ia mengelilingi rumahnya dua kali, dan jika kalian penasaran. Rumah Lisa itu luas! Sekitar 120 meter untuk bagian rumah dan masing-masing 50 meter untuk setiap bagian samping rumahnya.
Di sela lamunannya, perut Lisa berbunyi cukup keras. Menyadarkannya agar segera makan.
"Aishh, aku tidak bisa begini terus. Jika pemuda itu sudah memutuskan untuk pergi, maka aku bisa apa. Tapi bagaimana jika ia tiba-tiba pingsan? Apalagi dari sini ke desa jaraknya sangat jauh.. aishh, ini bisa membuatku gila!"
Lisa memasuki rumahnya sambil terus mengomel, memasuki kamar tamu untuk mengambil makanan yang tadi diletakkannya di meja samping perapian. Mulai memakannya walau suasana hatinya sangat buruk. Karena bagaimanapun juga, tubuhnya butuh asupan nutrisi.
Selesai makan, dengan segera Lisa pergi ke dapur untuk mencuci piring-piring kotor, tak lupa juga ia membuang makanan yang telah ia siapkan untuk Sehun, karena makanan itu akan basi jika ia biarkan untuk besok.
Namun ditengah kegiatan mencuci piringnya, ia mendengar suara pintu pagar dibuka dari arah teras belakang rumah. Dapurnya ini menghadap langsung kearah teras belakang rumah yang notabenenya adalah kebun, dengan mengendap-endap Lisa berjalan menuju jendela dapur untuk melihat siapa yang datang.
Tsk, ia lupa jika ia belum menghidupkan lampu petromax, jika keadaannya seperti ini akan memuluskan rencana orang jahat itu dengan mudah!
Astaga.. ini semua gara-gara Sehun! Jika saja ia tidak pergi maka ia tidak akan terlalu banyak melamun dan melupakan banyak hal! Aish.. kenapa sekarang ia jadi melantur begini sih?!
Lisa dengan segera mengambil panci di rak yang ada didekatnya. Berjaga-jaga jika orang itu masuk ke dalam rumahnya, maka dengan segera ia bisa memukulkan pancinya ke kepala orang itu.
Perkiraannya benar! Orang itu berjalan menuju pintu dapur! Orang itu berjalan dengan santai, tidak mengendap-endap layaknya Lisa, apakah orang itu berpikir jika rencananya akan mulus? Hell! Tak akan ia biarkan sembarang orang mencuri benda dari rumahnya! Apalagi benda-benda ini peninggalan Halmeoninya! Yang benar saja!
Dengan perlahan, Lisa berjalan menuju pintu dan berdiri di sampingnya, dengan jantung yang berdegup kencang dan tak lupa juga ia merapalkan doa, Lisa mencengkeram lalu mengangkat panci yang telah dipegangnya setinggi mungkin.
Kriett
Satu langkah.. dua langkah..
Lisa dapat melihat banyangan orang itu, jadi dia laki-laki? atau perempuan? Jika perempuan, mengapa badannya seperti laki-laki? Jika laki-laki, mengapa dia terlihat seperti memakai hanbok?
Aish.. posisinya tak begitu menguntungkan, dia hanya bisa melihat bayangan orang itu melalui celah sudut dari pintu ini. Jika kalian bertanya posisinya saat ini, ia sedang berada di belakang pintu!
Tiga langkah..
Lisa mulai menutup pintunya secara perlahan, tunggu.. sepertinya ia pernah melihat badan itu. Itu mengingatkan nya pada Sehun, aish.. fokus Lisa! Fokus!
empat langkah..
Lisa mulai berjalan mendekat kearah orang itu, lalu..
"Hyaaa!!"
"Yakk!"
Doengg
Bruk
"Aishh,"
Penasaran dengan kejadiannya? Tadi setelah Lisa merasa cukup dekat dengan orang itu, ia segera memukulkan pancinya ke kepala orang itu. Dan orang itu tidak dapat menghindar, namun sayangnya setelah Lisa memukulkan pancinya, ia kehilangan keseimbangan yang berakibat pada posisi mereka yang.. ekhem, tidak etis begini. Lisa terjatuh di atas badan orang itu saat setelah memukulkan pancinya.
Lisa segera tersadar jika yang ia lawan adalah penjahat! Maka ia dengan segera bergegas bangun dan mengambil posisi siaga lagi.
Namun betapa terkejutnya ia saat ternyata ia melihat wajah orang itu, "Sehun-ssi?!" Pekiknya.
"Aishh, Yak! Apa yang kau lakukan, hah?! Kau mau membuatku kehilangan ingatan atau bagaimana?! Kenapa kau memukulkan.. benda itu padaku?!"
"Yak!! Kenapa kau membentak ku?! Seharusnya aku yang marah disini?! Darimana saja kau?! Kenapa kau pulang saat larut begini?! Tak taukah betapa khawatirnya aku saat tau kau menghilang, hah?!" Lisa menurunkan pancinya dan berjalan mendekati Sehun.
"Kau.. mengkhawatirkan.. ku?"
Sadar dengan apa yang telah ia ucapkan, Lisa pun terdiam.
"Jadi benar? Kau mengkhawatirkanku? Lili-ssi, mianhe.. aku hanya ingin membantumu saja. Melihatmu kerepotan untukku, rasanya aku adalah namja yang tidak berguna. Awalnya aku hanya ingin berkeliling sekaligus mencari bahan-bahan makanan di sekitar sini, tapi aku malah tersesat di hutan. Kenapa rumahmu jauh sekali dari desa? Aku jadi bingung saat ingin bertanya arah untuk kembali ke rumahmu,"
Sadar akan keterkejutannya, Lisa pun membalas, "Kenapa kau jadi cerewet begini, huh? Lagipula siapa yang mengkhawatirkan mu? aku hanya mengkhawatirkan diriku sendiri, jika ada orang jahat aku harus meminta tolong pada siapa? Aku tinggal sendiri disini. Bagaimana jika orang jahat itu memperkosaku? Bagaimana nasibku nanti?"
Selama sesaat, Sehun tertegun mendengar apa yang diucapkan Lisa. Benar, jika ada orang jahat yang berkeliaran, bagaimana nasib Lili nanti?
Sehun pun mendekati Lisa, lalu memegang pundaknya dengan kedua tangannya. "Lili-ssi.. dengar, apapun yang terjadi nanti.. aku tidak akan membiarkan satupun orang jahat mendekatimu. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu, mungkin sekarang akan terdengar seperti omong kosong, tetapi aku berjanji untuk selalu melindungimu."
Keheningan pun mulai merayap, secara tidak sadar, jantung mereka berdegup sangat cepat. Mereka bertatapan, seolah dapat menyelami pikiran masing-masing.
Hingga Lisa mendapatkan kembali kesadarannya. Lisa pun menurunkan tangan Sehun yang berada di pundaknya, "Sehun-ssi, jangan berjanji pada hal-hal yang mungkin tak akan bisa kau tepati di masa depan."
Lisa mulai berbalik dan mengembalikan pancinya di tempat semula, "Lagipula setelah kau sembuh, kau akan pergi dari sini kan?"
Ya.. Lisa tidak ingin merasakan bagaimana rasanya kehilangan kembali, maka dari itu sebelum Lisa terjatuh pada perasaannya.. secepat mungkin ia harus menyuruh Sehun untuk pergi, karena ia lebih memilih untuk ditinggalkan sendiri.
"Lili-ssi.."
"Sehun-ssi, sekarang sudah larut malam. Lukamu belum sepenuhnya sembuh, lebih baik kau kembali ke kamar.. Aku akan menyiapkan makan malam untukmu. Segeralah ganti baju," Setelah itu Lisa kembali beraktivitas dengan peralatan dapur nya.
Mendengar hal itu, Sehun pun menghela nafas pasrah, percuma saja jika ia kekeuh pada pendiriannya. Selama ia tinggal disini, ia cukup mengerti jika yeoja di depannya ini adalah sosok yang keras kepala. Maka dari itu, ia lebih memilih untuk menurut saja.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Hour (HUNLICE)
FanfictionLisa hanyalah seorang gadis desa yang hanya tinggal bersama neneknya, rumahnya terletak di pinggir desa yang dekat dengan hutan rimbun. Ia jarang sekali pergi ke pusat desa jika bukan karena hal yang mendesak, maka dari itu ia tak punya banyak tem...