Saat sebelum matahari terbit, Lisa telah terlebih dahulu bangun untuk memasak. Sembari menunggu masakannya matang, Lisa memutuskan menyiapkan obat untuk Sehun.
Apakah ia harus makan terlebih dahulu sebelum membangunkan Sehun? Atau malah sebaliknya? Atau lebih baik ia dan Sehun sarapan bersama saja?
Namun pikiran Lisa buyar saat mendengar bunyi dari teko air nya. Dengan segera ia mematikan api di semua tungku dan mulai menata masakannya di piring.
Setelah itu, ia pergi ke kamar Sehun dengan membawa semua makanan itu.
Krieett
"Eoh, sudah bangun?" Lisa meletakkan semua makanan itu di meja dekat perapian.
"Ne, sebenarnya aku telah bangun sedari tadi." Sehun mendudukkan dirinya dengan perlahan saat melihat Lisa masuk.
"Bagaimana keadaan mu? Apakah ada yang nyeri?" Lisa mengambil mangkuk berisi sup bunga tahu lalu berjalan ke ranjang.
"Aniya, sepertinya obatmu sangat manjur, dan apa yang kau masak?" Sehun bertanya saat ia melihat Lisa membawa mangkuk ke arahnya.
"Beberapa makanan olahan dari kedelai, kuharap cocok dengan lidahmu." Lisa meletakkan mangkuk yang berisi sup bunga tahu ke pangkuan Sehun, lalu ia duduk di sisi ranjang.
"Yeppeo, apa kau seorang koki?"
"Ku pikir aku adalah seorang koki untuk diriku sendiri, hehehe."
"Kau tidak bekerja?"
"Tentu saja bekerja,"
"Bekerja dimana? Lalu kenapa kau tak bersiap untuk itu? Matahari sudah terbit dari tadi."
"Aku bekerja jika aku mau, aku bekerja kepada diriku sendiri bukan kepada orang lain."
"Lalu? Kau bekerja sebagai apa?"
"Aishh.. jangan banyak bertanya! Makan saja sup itu!" Lisa mulai memakan makanannya.
"Apakah kau tidak memasak bubur?" Sehun bertanya sambil memakan supnya.
"Ada apa? Apa kau ingin bubur?"
"Aniya, hanya saja jika di tempat ku tinggal. Orang sakit akan di masakkan bubur,"
"Peraturan itu tidak berlaku jika kau tinggal di tempatku. Lagipula apa yang ku masak hari ini berbahan dasar kedelai yang sudah ku haluskan semua, jadi kau takkan repot untuk mengunyah saat memakannya."
"Masakan mu lezat, aku suka."
"Khamsamida,"
"Aku selesai, khamsamida atas makanannya."
"Ne," Lisa mengambil mangkuk Sehun dan berjalan ke meja dekat perapian lalu mengambil segelas air putih dan obat untuk Sehun. "Minumlah," ucap Lisa saat berada di sisi ranjang.
"Apakah ini rasanya sangat pahit seperti kemarin?"
"Kupikir tidak, dosisnya sudah ku kurangi sedikit."
Tanpa membalas ucapan Lisa, Sehun langsung meminum obatnya.
"Aishh.. ini masih pahit, Lili-ssi."
"Tapi tidak sepahit yang kemarin bukan?"
"tsk,"
"Aku pergi, kembalilah beristirahat Sehun-ssi." Lisa mengambil gelas-gelas tadi lalu meletakkannya di nampan.
"Apakah aku tidak boleh bergerak kemanapun?"
"Mari ku cek lagi lukamu," Lisa berjalan ke arah Sehun lalu duduk di sisi ranjang. Ia mulai membuka perban yang dililitkan nya di sekitar perut pemuda itu. "Lukanya mulai mengering, jangan terlalu banyak bergerak. Maka besok kau sudah bisa beraktivitas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Hour (HUNLICE)
FanfictionLisa hanyalah seorang gadis desa yang hanya tinggal bersama neneknya, rumahnya terletak di pinggir desa yang dekat dengan hutan rimbun. Ia jarang sekali pergi ke pusat desa jika bukan karena hal yang mendesak, maka dari itu ia tak punya banyak tem...