Sudah berjam-jam yuri menulusuri tiap jalan kota Seoul. Tergambar raut wajah kecewa yang bercampur lelah, matanya sejak tadi tak berhenti mengarah ke tiap pinggir jalan yang d terangi dengan cahaya kelap-kelip lampu jalanan. Hatinya penuh harapan akan menemukan seseorang yang telah menyita waktunya ini.
"Kau dimana Jessica?" Gumam yuri.
Kemudian Yuri mengarahkan mobilnya ke arah pinggir jalan lalu memakirkannya. Ia berhenti sejenak untuk sekedar merenggakan otot-ototnya yang mulai kaku akibat terlalu lama mengendarai mobil.
Matanya terus melihat ponsel yang ia letakan diatas dashboard, berharap orang yang sedang ia cari menghubunginya. Karena sejak awal mencari gadis bermarga Jung ini, yuri tak pernah lepas dari ponselnya berkali-kali mencoba menghubungi ponsel Jessica namu lagi yang terdengar hanya suara dari sang operator.
Rasa kawatir terus menghantui perasaan yuri bukan hanya karena tanggung jawabnya sebagai manajer yang harus melindungi keselamatan artisnya namun ada rasa yang berebeda yuri takut terjadi sesuatu pada Jessica. Ia paham bentul sikap sang gadis ini, yang kadang ceroboh dan manja.
◾️◾️◾️◾️◾️◾️
Drtt
Drtt
Drtt
Lamunan yuri terhantin ketika nada dering ponselnya terdengar dengan cepat ia meraih ponselnya dan langsung memencet tombol hijau yang tertera di layar ponselnya.
"Yeobseo"
"Oppa! Bagaimana apa kau sudah menemukan jessica?"
"Ani, Taeyeon-ah. Aku sudah mencoba mendatangi tiap tempat yang sering di kunjunginya hingga ke apartemen teman-temanya, namun tak membuahkan hasil. Apa dia menghubungi mu?"
"Tidak oppa, semua member juga sedang menghubungi ponselnya namun tidak aktif."
"Yasudah nanti ku hubungi kau jika jessica telah ku temukan."
"Ne, oppa aku pun sama. Jika ada kabar terbaru tentang jessica aku akan mengabari mu."
"Ne."
"Gunawo oppa."
Tidak hanya yuri, taeyeon pun sangat menghawatirkan member yang sekaligus telah menjadi sahabatnya ini. Maka dari itu ia meminta yuri untuk mencari jessica, karena ia tak mau terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.
Sepimikiran dengan yuri,
Rigth?
"Kenapa aku harus mengenalnya? Jika rasanya sesakit ini!" Batin jessica.
Air mata Jessica tak henti jatuh membasahi pipi mulusnya. Rasa sakit yang menyelimuti hatinya saat ini sungguh tak kuasa untuk ia bendung.
Mengingat pada acara makan malam bersama staf Managementnya tadi tak berjalan seru dan menyenangkan seperti yang ia harapkan. Namun sebuah kepahitan yang mengaharuskn Jessica mengeluarkan air matanya sampai detik ini.
Jessica tak menyangka tangan lembutnya ini menampar keras pipi laki-laki yang ia cintai mungkin sampai saat ini. Rasa sakit, kecewa, malu, bahkan hancur yang ia rasakan sekarang. Rasanya ingin sekali ia pergi sejauh mungkin, Membuang semua rasa sakit, kecewa dan malunya di hadapan seluruh staf managementnya tadi.
"Haii, cantik." goda laki-laki paruh baya yang sudah setengah mabuk.
Jessica terdiam mematung ketakukan akan laki-laki yang sedang mabuk di hadapannya ini. Wajahnya mengerikan dengan mulut yang berbau alkohol serta pakaian yang urakan.
"Kenapa gadis secantik dirimu. Keluar selarut ini? Apa kau ingin ku temani?"
Laki-laki itu mendekat kearah jessica. Memberikan pandangan genitnya. Jesica hanya terdiam menarik napas dalam-dalam.
Wajah laki-laki itu mendekat di depan wajah jessica seperti ingin mencium Jessica."Oppaaaaaaaaaaa!!!"
TBC
Maaf baru update lagi,
Akhirnya ada waktu lenggang dan ide alhamdulilah muncul.Jangan lupa ya like sama comentnya.
Semoga masih berminat 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
The Space Between Us
FanficAku terlalu egois, aku terlalu ingin. Walau dia orang yang tepat, tetapi aku tersadar kembali. Apa aku pantas bersanding dengannya? Sicaaa.... mianhe..