Awan Mendung *1

6.9K 78 2
                                    

Kita semua terlahir dari rahim ibu yang berbeda2, kita juga di besarkan dalam keluarga, cara dan adat istiadat yang berbeda pula karena itu cerita perjalanan hidup setiap orang pasti berbeda2, mungkin di luar sana banyak yg punya perjalanan hidup yang lebih berat drpd perjalanan hidupku namun disini aku hanya ingin berbagi ceritaku, cerita perjalanan hidupku.
namaku Ridwan, usiaku sekarang 29tahun, aku lahir dr keluarga yang tidak mampu, aku anak tunggal, orang tuaku cerai ketika aku masih SD, kala itu usiaku masih 10tahun tidak bgtu tau permasalahan antara kedua orang tuaku sehingga mereka memutuskan untuk berpisah, rumah yg kutinggali sejak kecil di jual oleh ayahku dan sejak saat itu ibuku pergi ke luar negeri untuk menjadi seorang TKW sedangkan ayahku menikah lagi dan menetap di kota yang jauh bersama istri barunya, aku di titipkan dengan bibiku, beliau seorang janda aku tinggal bersama 2 saudara perempuanku yg nasibnya hampir sama di tinggal sosok seorang ayah karena sebuah perceraian. masa2 sekolahku berlalu setelah lulus SD, 3tahun SMP dan 3 tahun SMAku kulewati tanpa kehadiran orang tuaku sampai hari kelulusanku dari SMA mereka tak ada satupun yang berkenan hadir. ayahku sudah benar2 putus hubungan dgku tak tau lagi beliau dimana sedangkan ibuku yg awalnya sering bertanya kabar dan mengirimi uang semakin lama semakin jarang memberi kabar dan tak pernah lagi mengirimkan uang, yang aku tau dari cerita bibiku beliau baik2 saja disana.
sempat ngerasa frustasi dan ingin bunuh diri karena jalan hidupku yg tak seperti orang lain,aku hidup hanya sia2 saja tidak ada yang peduli dengan kehidupanku, namun semua itu aku urungkan manakala melihat semangat bibiku yg banting tulang setiap hari untuk mencukupi kebutuhan keluarganya tanpa bantuan orang lain, semakin lama kondisi keluarga bibikupun semakin kacau setiap hari pasti ada orang dari BANK yg menagih hutang, saudara2 perempuankupun semakin liar sering pulang malam dan kadang enggak pulang entah pergi kemana. karena tak mau lagi membebani bibiku dg berbekal ijasah SMA dan uang tabungan sisa kiriman dr ibuku  aku nekad pergi ke kota besar mengadu nasib, dg tujuan ingin menjadi manusia yang lebih berguna lagi. sesampainya di kota aku tinggal sendiri di rumah kontrakan yg lumayan luas dg fasilitas yg lumayan lengkap dan mengumpulkan semangat setiap harinya untuk mencari pekerjaan hampir sebulan berlalu persediaan uangku semakin menipis dan aku belum juga dapat pekerjaan. bulan2 berikutnya karena kebutuhan akhirnya aku bekerja serabutan hanya untuk menyambung hidup apasaja aku kerjakan dr tukang bangunan sampai jadi kuli pasar dan kurasakan semakin hari semakin berat, gaji yang kudapat tak sepadan dg rasa capek yang kuterima. akhirnya yg awalnya tinggal dikontrakan dg kamar yg layak sekarang pindah ke rumah kos yg ala kadarnya yg penting murah dan bisa buat berteduh dari panas dan hujan, setiap hari selalu berfikir tentang bagaimana caranya bertahan hidup hingga sampailah di titik jenuh dan fikiranku mulai kacau inginku pulang kerumah bibiku namun teringat kembali masalah2 disana niyatan itupun perlahan sirna dan pada akhirnya aku mulai berfikir bagaimana caranya mencari uang dg cara instan mulailah aktif di sosial media mencari peluang usaha namun hasilnya nihil, mencari info dari teman2 sekolahku dulu juga nihil, kebanyakan dr mereka melanjutkan kuliah jd tak ada yg bisa memberikanku info lowongan pekerjaan dan hampir setiap hari berakhir dg curhatan2 galau di laman facebooku tentang kerasnya kehidupanku, ada beberapa teman yang merespon biarpun aku juga gak kenal aslinya mereka siapa namun mereka peduli dan sering menasehatiku  karena hal itulah timbul sedikit semangat dalam hidupku untuk terus berusaha pantang menyerah, dari sekian banyak teman facebooku ada satu teman yang care banget dengan kehidupanku, sering memberikan perhatian lebih di kolom komentar, dalam fikiranku yang masih lugu kala itu tak ada yang aneh di beri perhatian lebih oleh seorang pria yg aslinya belum aku kenal bahkan wajahnya saja aku tak tau karena tak ada foto beliau di facebooknya, aku memanggilnya abang adam, kami awalnya berteman biasa di facebook karena sering berkomentar dan memberikan saran di setiap2 statusku semakin lama kita semakin akrab dan akupun tak canggung untuk bercerita banyak hal dengan beliau lewat pesan dan akhirnya kitapun bertukar nomor hp yg awalnya berbalas pesan facebook beralih berbalas pesan singkat setiap harinya, kata2 motivasi dari beliau yg membuatku terus semangat menjalani hidupku. sampai pada suatu hari beliau datang kekota dimana aku tinggal dan mengajakku untuk bertemu, masih teringat jelas di ingatanku sore itu hari dimana kita janjian untuk bertemu sepulang kerja dg baju lusuh celana pendek yg kotor karena seharian habis kerja, kutunggu beliau di pinggir jalan depan sebuah minimarket, tak lama sebuah mobil silver parkir tak jauh dariku kulihat seorang pria, postur tubuhnya cukup tinggi dan atletis, agak sipit matanya terhalang kacamata yang minimalis, keluar dr mobil tsb dan menghampiriku..

Awan MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang