Esok harinya gue datang terlambat ke sekolah karna bangun kesiangan. Mobil gue masuk perkarangan sekolah pukul 07.15, tanpa lama gue segera keluar mobil dan berlari menuju kelas. Berharap tak bertemu guru piket yang biasanya keliling.
Pikiran gue kemana-kemana, tugas belum ada yang gue kerjakan. Tiba-tiba saja punggung seorang lelaki menghantam tubuh gue, dan ngebuat gue kehilangan keseimbangan.
Seorang lelaki itu memutar badannya dan melihat gue jatuh. Gue yang masih berdecak kesakitan langsung terpaku melihat wajah si pemilik punggung bidang itu. Kim Wooseok.
Dia sama sekali gak menujukkan rasa bersalah, dan hanya memberi gue tatapan datar. Gue segera berdiri untuk melanjutkan perjalanan ke kelas, tapi baru beberapa langkah Wooseok menahan lengan gue. Gue berhenti, lalu kembali menghadap ke arahnya.
"Disana ada guru piket, lewat tangga belakang aja."
Wajah Wooseok masih sama datar. Entah kenapa, kalau gue sedang berhadapan sama Wooseok, gue selalu memperhatikan wajahnya.
Gue gak suka sama dia, tapi menurut gue wajahnya kalau tidak di pandang akan menjadi sia-sia. Dan entah kenapa lagi jantung gue agak tersenggol karna ini.
Wooseok melepaskan genggaman tangannya di lengan gue, dan dia mengisyaratkan dengan wajahnya untuk gue segera pergi dari hadapannya.
Gue segera berlari dan masih memikiran kejadian singkat tadi. Dan gue sesampai di kelas, untungnya masih belum ada guru yang masuk.
"Yen jam berapa ini?"
Gue duduk dan masih terengah-engah, dan malas untuk menjawab pertanyaan Byungchan.
"Parah lo."-Yohan
"Lo gak ketemu guru piket?"-Hangyul
"Gak," jawab gue yang masih mengatur nafas gue.
"Kok bisa? guru piket sedang keliling sama Ketua Osis."-Geumdong
"Iya gue di selamatin sama Wooseok."
Dan sekarang gue agak terkejut karna mereka semua langsung bersamaan memberi reaksi terkejut.
"Gak mimpi lo?" Byunchan.
"Wooseok temen kita?" Seungwoo.
"Lo sogok pake apa?" Seungyoun.
"Yen lo gak kenapa-kenapa?" Sihoon.
"Lo gak nge-halu kan?" Yohan.
"Emang kenapa kalau Wooseok?" Chajun.
"Iya kenapa kalau Wooseok?" Geumdong.
"Lo perempuan pertama yang di beri aman sama dia," hangyul berkata dengan takjub dan membuat gue salting sedikit.
"Iya gue setuju," tambah Seungwoo.
"Wooseok tuh kalau bukan kita, dia gak bakal bantu apapun masalah yang orang alami," jelas Seungyoon.
"Se-kejam itu Wooseok?" tanya Geumdong, gue yakin Geum teringat dengan kejadian kemarin
"Dia itu gak kejam guys, cuma prinsipnya itu 'Teman gue ini ya ini' jadi kalian Yena, Geumdong, Chajun bener kalian duduk di sebarisan kita, bukan berarti kalian udah dianggep Wooseok teman," ucap Hangyul yang diberi anggukan kepala oleh teman-temannya.
"Gue sempet jatuh karna ngenabrak punggunya, mungkin itu dia mau bantu gue," terang gue agar mereka tak merasa heran.
"Meskipun ada orang yang kesulitan karna Wooseok, yaudah dia biarin, dia gak peduli." Seungyoun menimpali omongan gue dengan mantap.
YOU ARE READING
You and I (Produce x 101 Kim Wooseok)
Novela Juvenilbagi pecinta Kim Wooseok, ini cerita mungkin cocok untuk kalian. cerita ini akan membawa kalian ikut merasakan bagaimana Wooseok menahan semua bebannya yang menjadikan dirinya pribadi sangat dingin. Wooseok sangat pintar untuk menutupi semua lata...