Down🔪

7 3 0
                                    

"Jadi kau sudah tahu kan kisah yang sebenarnya?" Tanya Eric ke Faina

Tanpa menjawab pertanyaan dari paman Eric itu Faina cuma bisa menangis dan mencerna setiap kata-kata yang di cerita kan paman Eric

Bagaimana Ayahku itu seorang mafia, setahuku ayahku adalah CEO sebuah perusahaan yang bekerja di bidang teknologi~Faina pov

"Kalau Begitu Ceritanya, Trus Apa Maksud paman menculik kami?" Tanya Atfim Karna di Sekarang Sedang merasa bingung

"Ouh itu, Kalau Aku menculik Faina Aku ingin bertanya di mana ayahnya Faina menyembunyikan berkas-berkas perusahaan dan di mana lokasi pabrik pembuatan senjata ilegal itu, dan kau Kenapa Aku menculikmu Karna kau dan Kakak mu itu mencoba menyelidiki kasus pembunuhan seorang mentri dan orang yang membunuhnya itu adalah Aku sendiri"

"Jadi Memang Benar dugaan Kakak ku selama ini"

"Jadi Sekarang Aku ingin menghabisi mu Saat ini juga" balas Vibae Karna dia tidak sabar untuk melukai Apalagi membunuh Atfim secepatnya

"Tapi paman Aku tidak tahu di mana keberadaan berkas itu, sungguh..." jawab Faina

"Tapi kuncinya itu ada padamu Faina"

"Ayah Ayo Kita lakukan Rencana Kita dan koyak semua informasi yang Diketahuinya tentang diri kita" balas Vibae dan menarik Atfim menjauh dari Faina 

Setelah menarik Atfim menjauh dari Faina Akhirnya anak buah Vibae mengikat tangan dan kaki Atfim

"APA YANG KALIAN LAKUKAN KEPADA ATFIM?..." teriak Faina, Dia ingin menolong Atfim Tapi naas anak buahnya Vibae sudah terlebih dahulu memegang kedua tangan faina

"APA YANG KALIA  LAKUKAN?... LEPASKAN AKU!..." sambil meronta-ronta ingin melepaskan diri Tapi tenaga Faina tidak sekuat tenaga dua orang laki-laki yang memegang kedua tangannya

"Kami cuma ingin bermain Sedikit dengan Atfim" balas Vibae sambil berjalan mendekati Atfim dan menggoreskan pisau silet ke wajah Atfim

"Ayah Apakah Ayah ingin bermain juga?" Tawar Vibae kepada ayahnya

"Tidak... kau saja, Aku ingin ke kantor dulu ada urusan yang ingin ku kerjakan" balas Eric dan keluar dari ruangan itu

"Baiklah ayah"
"Dan Sekarang akan ku beri ini supaya permainan semakin menarik" sambil mengambil lemon dan memerasnya di bagian luka itu

"Akhhhh..." teriak Atfim
Itu Memang terasa perih (banyangkan aja ya readers (*`〇Д〇)?)

"Atfim... hentikan itu Vibae!" Perintah Faina Tapi Vibae tidak meresponya

"Tapi ini baru mulai"

Vibae pun menjalankan aksinya Dia menggoreskan lagi luka le wajah Atfim dan memberikannya perasan lemon
Tapi ini kurang menarik, Dia lempar silet itu dan mulai memukul perut Atfim secara bertubi-tubi

"Akhhh..." teriakan Atfim menggema di seluruh ruangan

Sedangkan Faina Hanya menunduk dan menangis karna tidak kuat melihat sahabatnya di siksa

"Ayo teriak lagi saya suka itu, Itu bagaikan nyanyian yang merdu sekali" ucap Vibae dan langsung memukul perut Atfim

Darah keluar dari mulut Atfim

Sedangkan Vibae Belum puasa dengan ini, keadaan Atfim Sangat tidak berbentuk lagi wajah yang penuh bekas silet dan darah mengalir keluar dari luka itu, kaki kirinya yang telah membiru Karna infeksi gara-gara tembakan tadi, sekujur Badan ada lebam dan sekarang di tambah darah yang keluar dari mulutnya

Memang Vibae tidak memiliki hati sekarang ini dia telah menjadi iblis yang ganas

Tak berhenti Vibae mengambil pisau lipat dan memotong jari tangannya Atfim, jari tangannya terpotong itu tidak berada lagi di tempat biasa

Don't Kill The Person I Love (THE KILLER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang