kita berjumpa kembali

7 0 0
                                    

Mungkin memang benar, dia merupakan takdir yang Tuhan berikan hanya untuk bertegur sapa, bukan untuk hidup bersama.
SA❣️

"Aku tau dia memang lebih cantik dariku. Aku tidak tau apa yang ada dipikiran semua lelaki. Apakah fisik akan menjadi nomor pertama dan yang paling utama disetiap menjalin hubungan? Jika memang begitu, pasti suatu saat akan ada yang datang menjemputku dan kita akan hidup bahagia. Tanpa harus kau melihatku dari fisik." tulisan tangan Aya di buku diary nya.

Luka fisik yang terlihat memang dapat terobati dengan sempurna. Namun perihal luka dihati? Aku saja tak yakin dapat menyembuhkannya.

Dihari hari menuju liburan berakhir, ia lebih sering menyendiri dikamar. Karena ia tau jika dirinya memang membutuhkan waktu untuk sendiri. Waktu dimana ia bisa memaafkan dirinya sendiri.

Kesalahan dimana ia telah mencintai seseorang yang tidak mencintainya, bahkan ia tak peduli dengan dirinya. Lalu menaruh seluruh hati kepada seseorang itu, bahkan seseorang itu pun ta pernah menoleh kearahnya.

Dan kesalahan fatal yang telah ia perbuat yaitu, yakin dan berharap bahwa seseorang itu nantinya akan membalas cintanya itu. Dan ia rela menunggu selama ini. Dan hingga akhirnya dia sakit dan terjatuh sedalam ini.

Ekspresi ketika masuk sekolah dihari pertama, setelah 1 minggu liburan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi ketika masuk sekolah dihari pertama, setelah 1 minggu liburan. Sebenarnya 3 minggu, namun 2 minggu waktu liburan aya digunakan untuk latihan turnamen olahraga.

Ya memang hasilnya sangat memuaskan. Semua jerih payah dan perjuangannya selama ini terbalaskan. Kini Aya duduk dibangku kelas XI, semua murid diacak kelasnya. Dan semuanya telah menunggu diruang aula.

"semoga dikelas XI ini, aku akan bahagia. Dan dapat melupakan semuanya" batin Aya, karena ia sekarang memang sudah melupakan seseorang itu. Ya siapa lagi kalau bukan sang rendy mantan kekasih rahasianya itu. Ia sekarang sudah membuka hatinya untuk siapa saja yang memang akan hadir, namun bukan untuk tempat persinggahan. Yang kau dapat keluar masuk dihatinya. Tanpa memberi kesempatan untuk menetap.

Semua siswa dan siswi berbondong bondong keluar dari aula dan menuju ruang kelas yang akan menjadi tempat belajarnya selama setahun kedepan. Aya mulai membaca satu per satu daftar nama siswa dikelas XI IPA 1, namun tidak ditemukan namanya.

Begitu juga dikelas IPA 2, hasilnya nihil. Tak ada nama Zahra yang tertera didaftar itu. Hingga ia berada didaftar kelas IPA 3. Awalnya ia tak yakin, karena ditahun ini kelas unggulannya berada di nomor 3. Entah kelas X, XI ataupun XII. Namun tak salah jika ia mencoba memeriksanya. Dan tanpa disadari, disitu tertulis nama dibaris terakhir Zahra Ulya Syarifah.

Dia sangat kaget dan syok. Ia tak menyangka bahwa dirinya akan berada dikelas unggulan selama satu tahun kedepan. bukan berarti dia meremehkan kemampuan dirinya, namun memang saat ia berada dikelas X, ia lebih banyak menghabiskan waktunya diluar kelas. Ia sering mendapat dispen untuk latihan sepakbola. Karena selama masuk di SMA, ia telah memilih satu ekstrakulikuler dan ia harus tekun menjalaninya.

Saat memasuki ruang kelas itu, rasa kaget didalam dirinya itu bertambah ketika ia melihat wajah seseorang yang pernah singgah dihatinyaitu.  Aya salting dan langsung ngasal duduk, ia tak sadar bahwa ia duduk dibangku pertama sendiri.

Dan disampingnya terdapat Mega, siswi pindahan dari IPA 2. Dia juga salah satu atlet sepakbola putri satu tim dengan aya. Akhirnya mereka berdua sangat akrab.

Bel berbunyi dan masuklah Bu Sinta, ia akan menjadi wali kelas aya selama satu tahun kedepan. Semuanya akan diubah olehnya, dengan tujuan agar murid dikelasnya saling berkomunikasi satu sama lain.

Tidak hanya dengan orang yang kenal saja. Bu Sinta mengatur posisi tempat duduk silang. Baris pertama laki laki, kedua perempuan, dan begitu seterusnya. Ia awalnya tenang karena ia duduk bersama teman yang telah akrab dengan dirinya. Namun Bu Sinta kemudian memindahkan posisi duduk Aya dan mega diposisi kedua sebelah kiri sendiri.

Karena awalnya Aya berada diposisi baris kedepan pojok kanan. Setelah ia tengok posisi tempat duduk barunya itu, dijumpai Rendy dibelakang bangkunya. Denyut jantung Aya semakin tidak terkontrol, bahkan semakin kencang.

Semuanya sangat tenang, namun tidak untuk hati aya, siapa yang tau kalau rendy yang dia akan lupakan itu ternyata kini berada dekat dengannya bahkan sangat dekat. Tiba tiba kursi bergetar, dan dipegang oleh Jimmi yang berada disamping rendy itu menggoyangkan bangku aya.

"aya ay, woyy sini hadap belakang"

"hah eh iya ada apa?"

"kita sekelas lagii, duh senangnyaaa"
wajah ceria tergambar dari jimmi. Ia sangat senang dikalau teman yang dulu sekelas sekarang bersama lagi.

Namun Aya tak membalas itu, karena ia tak sanggup berlama lama mengahap kebelakang melihat arah seseorang itu. Seseorang yang selama ini aya coba untuk melupakan. Yang telah memberi luka dihatinya.

Sungguh ia tak menyangka semesta ingin bercanda dengannya,  perasaan Aya semakin dibuat main main oleh semesta. Namun kini ia sangat kokoh.
Dahulu ketika ia sangat ceroboh menaruh hatinya kepada seseorang, kini ia belajar dari itu semua. Bahwa hati memang harus dijaga betul betul. Menaruh hati tidak boleh sesembarangan itu.

Bel istirahat berbunyi, semua sisawa berhamburan keluar untuk mengisi perutnya tersebut. Namun tiba tiba

"aya, beli makan nggak?" tanya jimmi pada aya dengan menggoyang goyangkan kursinya itu.

"yuk mau lah makan, laper nih"
Akhirnya mereka berdua keluar menuju kantin. Tapi sebelum itu.

"ren, lo ikut beli makanan ngga?" ya siapa lagi yang akan tanya, Aya? Memandangnya saja membuat jantungnya berdegup tak karuan. Apalagi tanya. Pasti copot tuh jantung.

"nggak ah, gue titip aja. Males jalan gue"

Ya begitu akhirnya Aya, Mega dan Jimmi menuju kantin. Aya membeli beberapa roti, karena ia lupa dihari awal kelas XI ia tak membawa bekal, jadi terpaksa membeli roti untuk mengganjal perutnya itu. Setelah beli akhirnya mereka menuju kelas.

Awalnya Aya dan Mega makan berdua bersama namun karena bujukan Jimmi untuk makan berempat akhirnya mau tidak mau ia harus menghadapkan bangkunya ke belakang. Ya otomatis ia harus menatap wajah seseorang itu.

"jim titipan gue mana?" tanya Rendy

"hah yaampuun gue lupa beli ren, yaudah gue balik ke kantin lagi ya"

"nggak usah, udah nggapapa"

"nih makan punya aku, aku tadi beli beberapa roti" Aya tiba tiba ngomong begitu. Itu benar benar diluar dugaan.

"eh seriusan?"

"iya udah makan aja, aku juga masih ada kok" akhirnya rendy mengambil roti yang diberikan oleh aya.

Ini waktu pertama kali Aya ngomong dengan rendy dan itu lancar tanpa terpotong potong. Karena aya berfikir jika ia tak memulainya hari ini, kapan lagi? Akan kah ia akan diam, bahkan semua orangpun pasti akan curiga.
Dengan berkomunikasi ia harap teman teman berfikir normal tanpa terlihat bahwa aya sedang menyembunyikan sesuatu yang besar dihatinya itu.

--------------------
Selamat membaca:)
Author menerima berbagai (kritik dan saran).
Salam hangat
SA❣️

Kau adalah takdir yang Tuhan berikan kepadakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang