My Veranda - 9

2.2K 277 16
                                    

Segelas Tequila dan sebungkus rokok menthol adalah dua hal yang lumrah bagi Veranda. Dua benda itu akan selalu ada saat Veranda sedang duduk di meja bar dengan Sabrina yang menjadi teman minumnya sembari remaja itu memainkan ponsel terbaru idamanannya.

Suasana cosmos club selalu ramai dipadati pengunjung setiap malam. Mereka adalah orang-orang yang ingin mencari pelampiasan dari lelahnya kehidupan atau orang-orang yang mengais rejeki seperti Veranda.

Veranda mengisap rokok yang terselip disela jari lentiknya. Cara Veranda menarik dan menghembuskan asap saat merokok sangat santai, seperti benda itu sudah menjadi salah satu teman hidupnya selama ini. Meski tahu benda ini akan membunuhnya suatu saat nanti, tapi Veranda menikmatinya. Menikmati benda kecil itu membunuhnya secara perlahan.

Ting !

Veranda menoleh ketika mendengar bunyi ponselnya yang bergetar diatas meja bar. Preview chat beratas namakan Shinta Naomi terpampang jelas di layar hpnya.

Naomi : Hai Veranda !

Veranda mengabaikannya dan kembali menikmati rokok yang berada di sela jarinya.

"itu yang kemarin kesini yah kak ? Yang nyebelin gitu sikapnya" tanya Sabrina yang tidak sengaja melihat isi chat Naomi.

Veranda mengganguk saja, "orang gila itu terus mengganguku" komentar Veranda.

Sabrina mengetuk dagunya sambil berfikir, "tapi kelihatannya dia suka sama kakak, tatapan matanya yang kemarin kayak memuja kakak gitu"

Veranda menatap malas begitu mendengarnya. "Jangan percaya padahal seperti itu, meskipun dia menyukaiku kami tetap tidak akan bersama"

"kenapa ?" tanya Sabrina kepo.

Kepala Veranda terangkat menatap Sabrina yang penasaran akan jawaban kakaknya. "Gak akan ada cinta yang tulus untuk orang sepertiku"

Ting !

Ting !

Kembali bunyi ponsel itu menggangu Veranda, dengan malas Veranda membukanya. Sementara Sabrina terdiam mendengar apa yang baru saja Veranda katakan.

Naomi : Kok gak dibalas 😔

Naomi : Gak balas, kita jadian !

Veranda mendengus melihatnya. Dengan sangat amat terpaksa Veranda membuka chat tersebut dan membalas chat dari Naomi yang sekarang ini sering menggirimnya pesan singkat. Seperti sekarang ini misalnya.

Veranda : 🖕

Naomi : Digituin baru mau balas 😌 its okay, suatu hari nanti gue pastiin lo bakal jadi pacar gue.

Veranda : 🖕

Di kamarnya Naomi hanya tersenyum melihat balasan Veranda hanya emot jari tengah. Sikap gadis itu membuat Naomi semakin bersemangat menggangunya.

Naomi : Gue lagi baik nih ngerjain skripsi biar pas lo lanjutin gak terlalu banyak, baik kan gue ? Kalo lo sendiri lagi apa ?

Veranda : kerja

Naomi : ohh kerja, gue ganggu gak ?

Veranda : iya

"hay sayang..." seorang pria paruh baya berpakaian khas kantoran menghampiri Veranda dan langsung mencium pipi Veranda. Bisa diperkirakan umur pria itu sama dengan umur papanya jika papanya masih hidup.

"hay sayang, aku kira kamu gak jadi datang loh malam ini" Veranda mematikkan rokoknya dan bersikap centil khas gadis penggoda. Tangannya menggusap dagu yang mulai ditumbuhi bulu-bulu kasar dari pria itu sambil sesekali memberikan cubitan mesra dipipinya.

My VerandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang