My Veranda - 16

2K 259 18
                                    

Mata Naomi menatap tajam pada jalanan yang padat. Rahangnya mengatup layaknya dinding di lapisian beton yang kokoh. Berulang kali dia menghentikan laju mobil ketika mobil didepannya berhenti karena lampu merah atau sejenisnya yang menimbulkan kemacetan. Kaki dan tubuhnya yang sudah pegal tidak lagi dia pedulikan. Pikirannya penuh oleh satu nama yang berhasil membolak-balik kehidupan Naomi seperti roller coaster. Jessica Veranda.

Flashback on

Nasihat Pak Prabu menjadi modal Naomi menemui Veranda. Setelah sekian lama, baru hari ini Naomi melaksanakan perkataan sang dosen dengan langsung tanpa menunda.

Dan disinilah Naomi, berdiri didepan pintu pagar kost Veranda.

"Eh, Naomi kan?"

Naomi memejamkan mata mencoba mengingat nama seseorang yang ada didepannya ini. Dia kenal tapi lupa namanya.

"gue Shania, teman satu kost Veranda" Shania langsung menyebutkan namanya, mungkin Naomi lupa menurut Shania.

"oh iya, sorry gue lupa nama lo" kata Naomi yang langsung sadar bahwa dihadapannya adalah teman seseorang yang sedang ingin dia temui.

"lo ngapain kesini ?" tanya Shania sekedar basa-basi.

Naomi menggaruk kepalanya, tiba-tiba dia merasa gugup dan takut untuk bertemu dengan Veranda. Keberaniannya mendadak menciut.

"enngg itu...ya...a-anu"

"Lo nyari Veranda?"

Shania yang sudah menggira kehadiran Naomi langsung menyambar, Naomi yang tengah dilanda gugup langsung menggangukkan kepala membenarkan.

"Veranda ada ?"

Shania tersenyum miris, matanya memancarkan kesedihan ketika Naomi menanyakan Veranda. Naomi yang melihat perubahan mimik wajah Shania sedikit bingung, sebuah firasat berbisik dalam hati Naomi yang memberi dampak tidak baik bagi Naomi sekarang.

"Veranda pulang ke Bandung, adiknya masuk ICU"

Bagai tersambar petir di siang bolong, Naomi terkejut. Bahu Naomi langsung merosot, dadanya bergejolak sangat hebat seperti dikejar anjing. Naomi merasa dirinya sangat kacau setelah mendapat kabar yang tidak baik dari seseorang yang dia sayang.

"se-sejak ka-kapan ?" lihatlah, bahkan Naomi hampir lupa caranya berbicara.

"Udah 3 hari disana, gue sendiri gak bisa mastiin kapan dia pulang kesini" kata Shania lirih.

Naomi menghela nafas gusar, Naomi dilanda sakit kepala hebat sekarang, pikirannya dipenuhi oleh Veranda dan kesedihan yang di hadapinnya seorang diri. Naomi marah pada dirinya sendiri, seharusnya dia ada disamping Veranda untuk terus membuatnya tersenyum seperti janjinya, Namun sekarang Naomi justru ingkar terhadap apa yang sudah dia janjikan.

"Shan, bisa minta nama adik Veranda sama alamat rumah sakitnya ?"

Flashback off

TIN

TIN

MAJUIN MOBIL LO BEGOK !!

Naomi memaki mobil yang ada didepannya yang menurutnya memperlama perjalanannya. Naomi benar-benar kacau, selama perjalanan yang dia harapkan adalah jalanan mulus tanpa kemacetan yang menghambat. Namun anggan tinggal anggan, Naomi justru terjebak kemacetan yang nyaris membuatnya gila.

***

"Ve..."

Sebuah usapan lembut begitu terasa nyaman di pundak Veranda. Perlahan Veranda membuka kelopak matanya yang sebenarnya masih terasa berat oleh kantuk.

My VerandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang