Saat hatimu melambung tinggi dan dadamu terasa begitu sesak, itu artinya kau sedang jatuh cinta
Vita membelalakkan matanya. Meski sempat memiliki pemikiran semacam ini sebelumnya, namun ia tak pernah mengira akan menjadi nyata. Dengan gugup ia mencoba membalas tatapan lelaki tersebut.
"lo gak lagi berkacanda, kan?"
Richard menggeleng "gua serius"
Vita berdeham. Tidakkah ini terlalu cepat? Sejujurnya ada banyak pertanyaan yang ingin dilontarkannya terhadap lelaki tersebut. Benarkah ia mantan pacar Gita? Benarkah ia sedari kecil tinggal di Australia? Benarkah ia memiliki saudara kembar? –mengingat foto pertama dalam instagram lelaki tersebut- , dan benarkah ia mencintai Vita, terlepas dari rasa bersalahnya lantaran pernah menjadi penyebab tertabraknya Vita beberapa tahun silam? Entahlah. Gadis tersebut mendadak merasa pusing. Ia benar-benar didera rasa penasaran yang luar biasa, namun melihat kilat penuh harap dalam mata lelaki tersebut, Vita tak tega membiarkannya menunggu.
"ya" Rasa penasarannya bisa terpuaskan kapan saja selama ia dapat menemukan waktu yang tepat umtuk kembali membicarakannya, namun kesempatan seperti ini tak datang dua kali bukan? Terlebih lantaran ia memiliki perasaan yang sama dengan lelaki tersebut.
"apa?" Richard terlihat luar biasa terkejut. Vita terkekeh gugup.
"iya, gua mau jadi pacar lo"
Seketika Richard diliputi perasaan bahagia yang kian membuncah. Ia mengeluarkan sebuah kalung berbandul RV dan segera memakaikannya ke leher Vita. Gadis tersebut terbelalak. Ia menatap kalung tersebut tak percaya.
"makasih banyak. lo romantis banget, gua berasa kayak lagi dilamar" Vita mencoba berkelakar guna menutupi rasa gugup dan harunya.
Richard tersenyum. Ia menggelengkan kepalanya. "sekarang aku-kamu, bukan gua-elo, dan untuk kalung itu, tolong jaga baik-baik"
"biar gua-eh aku tebak, RV ini berarti Richard dan Vita?"
Richard mengangguk. ia meraih tangan Vita untuk kemudian mengecupnya seraya berkata "apapun yang terjadi, tolong jangan tinggalin aku"
***
Gita menatap selembar foto dalam genggamannya. Kerinduan yang selama ini terpendam, tak lagi dapat ditahannya. Ia begitu merindukan Richard, satu-satunya lelaki yang berhasil membuatnya jatuh cinta.
Namun sayangnya, Richard terasa semakin jauh. Kesalahan terbesarnya di masa lalu adalah tidak berusaha mempertahankan komunikasi yang mereka miliki kala ia terpaksa menetap di Paris. Ia tak menyangka bahwa waktu dapat merubah segalanya dengan begitu cepat, termasuk hati Richard.
Pertemuan pertamanya dengan Richard tidaklah istimewa, mereka tergabung dalam sebuah klub karya ilmiah dimana mereka seringkali berpergian jauh ke tempat-tempat tertentu guna meneliti hewan maupun tumbuhan. Dalam perjalanan mereka bersama para guru untuk pertama kalinya, Gita akhirnya mengagumi kecerdasan yang dimiliki oleh Richard. Tak hanya itu, sifatnya yang dewasa di umurnya yang begitu muda serta wajahnya yang tampan, perlahan-lahan menumbuhkan rasa suka tiada tara di hati Gita. Keduanya begitu dekat. Tak ada rahasia. Mereka mengenal satu sama lain dengan begitu baik.
Kedekatan tersebut berujung pada kisah asmara yang indah. Kisah khas remaja yang seringkali membuat teman-teman mereka iri, bahkan mereka kerap kali dinobatkan sebagai King and Queen di sekolah mereka kala hari Valentine tiba.
"kenapa kamu suka sama aku?"
"karena kamu cantik"
Gita tersenyum. Richard tak pernah mengada-ada, ia selalu jujur mengenai apa yang tengah dipikirkannya. Tahun pertama mereka pacaran, Richard selalu berusaha mencari alasan untuk berada didekatnya, bahkan ia pernah meminta Reno –salah satu teman mereka dalam klub karya ilmiah- untuk menjemput Gita ke acara berkemah yang mereka selenggarakan kala Richard tak dapat menjemputnya, dan kemudian memberikan Reno sejumlah uang guna membeli snack bagi seluruh anggota klub yang ikut berkemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us #Wattys2019
Teen FictionKatanya, Cinta tak pernah salah bukan? Ya, benar. Aku amat menyadarinya. Namun dapatkah kau membantuku menjelaskan mengenai beberapa hal yang kini tak sanggup ku utarakan? Mengenai rasa yang terlambat datang, pun mengenai kisah yang terlampau rumit ...