Chapter 15

115 12 1
                                    

Perempuan dengan Surai hitam kecoklatan itu sedang duduk membiarkan angin menerpa wajahnya dengan bebas, wajah pucatnya dan rasa sakitnya seakan menyatu.

Velery yang hari ini memiliki jadwal untuk pergi ke tempat yang ia benci dengan banyak bau obat yang menyeruap yang menyengat, ya Velery memiliki jadwal kerumah sakit hari ini.

Dan itu yang membuatnya membolos 2 pelajaran sekaligus, ia tau jika ketahuan ia akan mendapatkan hukuman tapi hukuman itu tak sesakit yang ia rasakan. Ia merasa masalah selalu datang tanpa henti, dan membuatnya ingin mati saja rasanya.

Velery mengambil handphone nya, ia pikir akan merasa lebih baik jika mendengarkan musik. Sekarang pendengaran sudah penuh dengan suara seseorang yang ia suka Shawn Mendes dengan lagu Stiches dan setelah lagu itu, terputar lagu favoritnya Imagination.

I keep craving... Craving...
You don't know it but it's true
Can't get my mouth to say the words
They want to say to you
This is typical of love
Can't wait anymore
I won't wait I need to tell you
How I feel when I see us together forever
In my dream you're with me
We'll be everything I want us to be
And from there who knows
Maybe this will be the night
That we kiss for the first time
Or is that just me and my imagination...

Suara khasnya seakan menyatu dengan langit, dan tanpa sadar air matanya menetes dan jatuh ke tanah dan saat itu juga bel istirahat berbunyi Velery langsung mengusap air matanya sebelum ada yang melihat dan segera turun kebawah sebelum Agatha mengomelinya.

Saat turun ia tak sengaja menabrak Ryan kakak kelasnya yang terkenal dengan cap badboy di sekolah.

Velery segera meminta maaf dan pergi, tapi saat ingin pergi pergelangan tangannya di cekal kuat dan ditarik sehingga Velery terbanting ke tembok dan Ryan langsung mengunci pergerakan Velery, salah satu tangannya ia taruh di sebelah wajah Velery.

(Ngerti gk, klo gk ngertiin aja) - Author

"Wah...Wah..., Putri Eropa baru aja nambrak gw" Ucapnya, sambil tersenyum miring

"Lepas" Pinta Velery

"Mau lepas, oh enggak bisa Lo harus terima hukuman Lo dulu baru gw bakal lepasin Lo" Ucapnya sambil mengelus pipi Velery tapi Velery langsung membuang muka.

"Kalo kakak enggak lepas, gw teriak" Ancam Velery

"Teriak aja, enggak akan ada yang denger" Ucapnya tak takut dengan ancaman Velery

"Lepas" Ronta Velery, tapi tetap saja kekuatan nya tak sebanding dengan Ryan.

Ryan tersenyum miring dan mendekatkan wajahnya pada Velery, dan saat hampir dekat baju Ryan ditarik oleh seseorang dan Ryan langsung di beri pukulan dari orang itu.

"APA-APAAN LO, HAH" Bentak ???

"El-elios" Lirih Velery

"Kamu enggak papa kan?..." Tanya Elios Kepada Velery

Velery hanya menggeleng takut, dan Elios langsung kembali memukuli Ryan tanpa ampun.

BUGH...

BUGH...

BUGH...

Tiga pukulan itu meninggalkan luka, memar, dan darah di wajah Ryan yang terduduk di lantai tak berdaya. Setelah itu Elios membawa pergi Velery dari tempat itu.

***

Saat ini Velery duduk bersama yang lain di kantin dan Velery diintrogasi oleh Agatha dengan banyak pertanyaan tanpa henti.

Last Day's •✓• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang