Part 4

3 0 0
                                    

🦄🦄🦄🦄

Cahaya matahari sudah memasuki kamar Dela lewat celah-celah kamarnya. Jarum jam sudah menunjukan pukul 07.35. Hari ini adalah hari senin. Hari dimana sebagian besar siswa dan siswi di Indonesia melaksanakan upacara kenaikan bendera untuk menghormati dan mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur membela bangsa dan negara Indonesia.

Bahayanya Dela masih tidur nyenyak. Jam weker yang sedari tadi berdering nyaring tidak terdengar sedikitpun oleh telinga Dela. Wajar saja,  Dela ngantuk berat karena lagi-lagi semalam ia tidur sangat larut. Kebiasaan nya nonton drakor belum bisa Dela hilangkan.

Hrkk... Hrkkk...Hrkkkk...
Mulutnya menganga mengeluarkan suara khas seseorang yang masih tertidur pulas. Tak bisa dipungkiri pula,  cairan bening nan kental juga mengalir pelan dari mulut Dela. Sesekali ia menghisap kembali cairan itu jika terasa ada yang mengalir dari mulutnya.

"Del?" Teriak Fatwa dari luar pintu kamar Dela.  Sesekali ia mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari dalam.
"Dela, bangun!" Teriaknya lagi. Ia menepikan telinganya ke dekat pintu.

Terdengar suara dari dalam kamar Dela.
Hrkk.. Hrkkk..hrkkk....
" Ya ampun bocah, wayah gini masih tidur. DELAAAAAAAA!! "

Tanpa berpikir panjang Fatwa berteriak memanggil nama Dela sambil menggedor-gedor pintu kamar  anak gadis semata wayangnya itu.

Dela mendengar suara bising dari luar. Ia mengumpulkan kesadarannya dan bergegas keluar kamar untuk menghampiri sumber suara.

Cklek,  Dela membuka pintu.
"Ebuset Ibu. " Ucap Dela terkejut. Rambutnya berantakan tak karuan. Terlihat sang Ibu sudah berkacak pinggang didepan nya dengan raut wajah yang ganas bak macan yang akan menerkam sang lawan.

"Ini udah jam berapa Dela?! " Tanya Fatwa dengan nada keras.

Dela menggaruk bagian kepalanya yang tidak terasa gatal.
" Mana Dela tau, Dela kan belum liat jam. " Jawab Dela santai.

" Kamu tau nggak ini hari apa? "

" Ibu ini bangunin Dela cuma mau nanya udah jam berapa, hari ini hari apa?  Kan ada kalender  bu di ruang tamu. Jadi nanya ke Dela mulu si." Jawab Dela  belum sadar akan pertanyaan ibunya.

" Kamu mau sekolah apa mau ibu nikahin sama orang gila yang suka mangkal di jembatan deket rumah Pak Harto itu? "

"Lho,  kok ibu nanya gitu si?  Masa iya anak gadis ibu yang cantik, manis dan menggemaskan ini mau dinikahin sama orang gila. Emang ibu mau punya menantu orang gila? Ngaco deh. "

"Hihhh ini anak satu! " Fatwa menjiwir telinga Dela.

Dela mengaduh, telinga nya mulai memerah.

"Sakit bu."

"Nggak papa biar kamu jera. Lagian kalo nggak diginiin kamu bangun siang mulu."

" Ya kan tadi malem aku tidur jam 1 ibu. Wajar dong kalo sekarang Dela bangun siang."

" Makan aja tuh drakor,  sekarang udah jam 8 pagi kamu kesiangan Dela! KAMU MAU SEKOLAH APA NGGAK?  NIKAH AJA SANA SAMA ORANG GILA KALO NGGAK MAU SEKOLAH. " Bentak Fatwa dengan suara lantang.

Sontak bentakan dari Fatwa ibunya membuat Dela sakit hati.





Kim & EsthellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang