3.Bunglon

74 7 0
                                    

Ajari aku memahami moody-mu.Jangan membuatku sulit dalam mengartikanmu

"Hai cantik,mau abang godain ga?" Beo lelaki itu sembari mencolek dagu Adhys.

Adhys menatap malas lelaki di depannya.Dia adalah Deven,sahabat Adhys dari kecil.Dia juga bersekolah di SMA Bangsa.Sebenarnya alasan Adhys pindah ke sekolah ini,juga karena ada sahabatnya disini.Dari jaman TK mereka memang selalu satu sekolah.Cuma kemarin saja mereka pisah sekolah karena orang tua Deven ada kerja di jakarta,sejak Deven lulus SMP,Bokap Deven langsung pindah kerja ke jakarta.

"Lo kenapa si Dhys?" Deven turun dari meja guru menghampiri Adhys.Kebiasaan Deven dari dulu,sebelum bel masuk ia selalu duduk di meja guru.Tenang dan santai katanya.Bege!

"Ga papa" Mana mungkin Adhys menceritakan insiden kemarin kepada Deven.Bisa bisa ia yang terkena bully oleh Deven.

Deven menganggukkan kepala tak mau pikir pusing.Agar Adhys tidak salah menanggapi atau terkesan berlebihan di mata Adhys.

"Deven,temenin Adhys cari angin ya?" Adhys bergelayut di lengan kanan Deven.

"Hm.Kumat manjanya"

"Iiih Deven kok gitu.Adhys kan emang manja kalo sama Deven.Harusnya Deven paham,masa ga ngerti ngerti si dari dulu" Adhys memandangi sepatunya dan di pandu dengan bibirnya yang sengaja ia majukan.

"Iya Deven ngerti kok" Deven gemas mengacak acak anak rambut Adhys.Sahabatnya ini memang seperti anak kecil,kadang manja kadang merengek tidak jelas.Tapi Deven salut sama Adhys.Walaupun ia bersedih ia tetap tersenyum untuk menutupi kesedihan itu.

"Adhys sayang Deven" Gadis itu menghamburkan pelukannya kepada Deven.

Deven terkekeh geli melihat sabahatnya seperti ini.Deven sudah menganggap Adhys seperti adiknya sendiri.Tak heran jika Deven memberi perhatian lebih kepada Adhys.

"Deven juga sayang Adhys kan?"

"Iya dong,sayang"

Adhys tersenyum senang mendengar ucapan Deven.Sebenernya sudah sering Adhys mendengar Deven bilang sayang kepadanya.Tetapi itu Adhys yang meminta,ia belum pernah mendengar Deven bilang sayang kepada Adhys terlebih dahulu.

Di sisi lain ada mata yang tidak senang menatap keduanya tengah berpelukan.

Adhys melihat seseorang yang tengah menatapnya tajam.Apa ia bermasalah dengan orang itu.Tatapan itu begitu menyeramkan.Adhys semakin mengeratkan pelukannya kepada Deven.

❄❄❄

Gadis itu sedang berada di pinggir lapangan basket,karena Sila yang sedari tadi memaksa Adhys agar ikut menyuport tim cowok cowok keren yang berada di sekolah mereka.

Adhys yang tadinya hanya diam dan malas malasan,kini ikut teriak hidteris kala melihat salah satu pemain itu ada yang ia kenal.

"Hmm,tadi aja diem mulu" Sila menyenggol lengan Adhys mencoba menggoda gadis itu,seperti apa jawabannya.

"Ih diem Sil.Katanya tadi ngajak suport,giliran gue udah lo malah diem"

Benar juga,tadi kan Sila yang menyuruh Adhys meneriaki cogan.Kenapa sekarang malah Sila yang di buat heran dengan perintahnya sendiri?.

"Gue ke toilet dulu ya Dhys.Lo gapapa kan?"

Adhys menoleh ke sumber suara.Ia mengangguki pertanyaan gadis di sampingnya.

Sagara is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang