2.Memalukan

79 9 0
                                    

Maksudnya apa? kenapa semua terasa membingungkan?

"Rin,udah.ayo" Sila menarik tangan Adhys.Gadis itu memberi isyarat kepada Sila agar diam,lebih tepatnya agar tidak ikut campur.

"Rin" Sila memelankan suaranya.Takut suasana kantin menjadi runyam.

"Diem Sil.Orang model kaya dia kalo di diemin ngelunjak ntar.Biar dia tau tanggung jawab itu apa" Adhys memekankan kalimat terakhirnya,sebelum akhirnya seseorang datang.

"Bro lo di panggil bu meli,katanya tugas yang tadi belum di kumpulin" Ucap cowok berkacamata hitam itu kepada pria yang sedari tadi menjadi bahan omelan Adhys.

Lelaki itu hanya mengangguki penuturan si cowok berkacamata,ia menatap Adhys dengan tatapan sulit di artikan.Kemudian bangkit dari mejanya dan pergi meninggalkan ocehan Adhys yang hanya membuat kepalanya terasa pening.

"Hei! kok pergi si?" Adhys memanyunkan bibirnya karena merasa di kacangin.

Lelaki itu menghentikan langkahnya,ia membalikkan badan.Mengangkat sebelah alisnya menatap Adhys aneh.

"Lo tu ya!,kalo____" Belum selesai  membeo,lelaki itu sudah kembali berjalan keluar kantin.

❄❄❄

"Lo kenapa si Rin?,lo kenal sama dia?" Sila menatap Adhys lekat.

"Nggak!"

"Loh kok gitu?.kok jadi ngambek?,apa jangan jangan lo suka ya sama dia.Tapi dianya ga peka.makanya lo marah marah gajelas gini.jangan marah terus,ntar lo tambah suka lagi"

Adhysa membulatkan matanya.Bagaimana bisa temannya menyimpulkan bahwa ia menyukai lelaki bisu itu.Memangnya ia hidup di lingkaran dunia persinetronan apa,yang awalnya marahan jadi cinta.Membayangkan saja ia sudah jijik.Apalagi harus mengalaminya,bisa bisa ia mengidap penyakit asma lagi.

"Tau ah!" Adhys menghentakan kakinya meninggalkan Sila.Yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya mengerutkan dahi kebingungan.

"Gue salah apa si?" Sila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

❄❄❄

Adhys meregangkan otot tangannya,ia mencari tempat nyaman untuk merebahkan tubuhnya.Ia merasa sangat lelah hari ini.dimana emosinya terkuras habis memaki maki lelaki yang hanya diam saja mendengar celotehannya.

"Kok cowok tadi diem aja si?,apa dia beneran bisu? atau jangan jangan dia tuli lagi?.ahh! tapi masak ganteng ganteng budeg si" Adhys bernafas gusar menatap langit langit perpustakaan,sesaat kemudian ia mengalihkan tatapannya ke arah rak buku.Ia mencari buku,hanya sekedar me-refresh otaknya saja.

"Wah ini si gila,ga bisa di biarin.Anjulah, gimana bacanya kalo tulisannya kaya kutil Anoa gini.kecil banget anjir" Remaja itu menganga tidak percaya,bagaimana bisa.Buku sebesar gaban tulisannya hampir tidak terlihat.Bahkan sulit untuk di baca karena memang tulisannya sangat mungil.

Ia meletakkan buku itu tepat di wajahnya.Ia menutup matanya yang terasa lelah,perutnya juga terasa sakit.Di dalam pikirannya masih tentang sikap cowok yang tadi pagi kebut kebutan membawa motor melintasi genangan air sampai seragamnya menjadi korban.

Kenapa cowok itu begitu aneh.Kenapa dia kebingungan seakan memang bukan dia pelakunya.Tapi siapa jika bukan cowok itu.Aneh.

"Mayaaat!"

"Nghh...." Adhysa menggeliat,ia membuka matanya yang terasa berat.Gadis itu bangun dari tidurnya,karena merasa terusik mendengar teriakan.Ia mengamati objek di depannya,ia mendapati seseorang yang melihat kaget Adhysa.Adhysa mengucek matanya agar nampak jelas penglihatannya.

Sagara is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang