01. Penghuni Baru

2.4K 169 9
                                    

Si Cantik Di Pojok

- Hoseok x Yoongi -

Agak horror, jadi mohon waspada :v

Mature as always

Chaptered

Hepi riding/? 🌚

......

Seorang pria bertubuh tegap yang mengenakan setelan denim itu sedang asyik mendongak. Ia memperhatikan sebuah bangunan minimalis yang sebentar lagi akan jadi tempat tinggalnya. Pria itu lantas menghela napas, ia cukup bangga akan hasil kerja kerasnya. Bersama sang istri, Mereka berhasil membeli rumah di kota Busan berkat menabung selama beberapa tahun.

"Sayang, ini rumah kita?" kata istrinya sambil menggeret satu buah koper besar.

"Ya, bagus, kan? Kita beruntung bisa mendapatkan harga yang murah dibanding yang lain."

"Ah Hoseok-ie oppa, ini juga, kan, berkat hasil kerja kerasmu." Wanita itu memeluk pinggang si lelaki manja. Terpancar senyuman bahagia di wajah keduanya.

"Kau juga hmm... Terimakasih sudah mau menungguku. Jadilah istri yang baik, ne." Hoseok mengacak rambut si wanita gemas.

Suara deheman seorang lelaki baya menghentikan suasana romantis mereka. Kedua pasangan itu terperanjat dan segera membungkuk hormat pada pria itu. Beliau yang menjual rumah ini pada mereka.

"Halo, Pak Kim," ucap mereka serentak.

"Aku ucapkan selamat datang, Tuan Jung Hoseok dan Nyonya Han Sela -ah maaf, maksudku Jung Sela. Inilah kondisi rumah Anda setelah direnovasi, terlihat lebih bagus, kan?" pria baya itu tersenyum lebar.

"Ya, aku sangat suka sekali." Sela menyahut bahagia.

"Hmm... Ini bahkan lebih dari cukup untuk dibuat parkir mobil," kata Hoseok yang mengamati garasi barunya.

"Mari silakan masuk ke dalam. Kondisinya memang masih kotor, tapi--"

"Ah tidak apa-apa, pak," potong Hoseok.

Ketiganya lantas masuk ke dalam, melihat-lihat kondisi beberapa ruangan yang masih kosong, dilanjut dengan menaiki tangga menuju lantai atas. Terdapat empat ruangan di sana dan salah satunya menarik atensi Hoseok barang sekilas.

Ia masuk ke dalamnya, Sela masih asyik berbincang dengan Pak Kim, sementara Hoseok mengamati ruang tersebut. Sedetik kemudian, ia tak sengaja menatap sosok putih pucat yang berdiri di pojokan sana. Hoseok segera mengalihkan pandangan, tapi dia tahu Hoseok telah menatapnya, dan membuat sosok itu kaget sekaligus bingung.

Sebelum dia bertindak lebih, cepat-cepat Hoseok menginterupsi keduanya. "Pak, aku ingin lihat halaman belakangnya."

Pria itu mengangguk."Oh, ya, tentu. Mari silakan."

Di halaman belakang terdapat satu buah kolam renang berukuran sedang yang masih belum terisi air. Setelah puas melihat semuanya, pria baya itu kemudian pamit. Kini giliran Hoseok dan Sela yang berdiskusi menentukan ruang mana yang akan mereka jadikan kamar.

"Sayang, bagaimana jika kamar kita di lantai atas saja? Kurasa itu ruangan paling lebar," saran Hoseok.

Sela menimbang, "Bukankah lebih baik kita yang mengalah, ini untuk persiapan kamar anak-anak kita."

Hoseok terkikik, ia memandang istrinya dengan tatapan ambigu. "Kau tiba-tiba sudah membicarakan anak saja hmm... Bagaimana kalau nanti malam?"

"Yaaak!" Sela memekik malu. Dipukulnya dada Hoseok berulangkali. "Dasar Jung mesum, ih!"

Hoseok tertawa, ia bawa tubuh itu dalam pelukannya. "Kita perlu ruang yang lebar, sayang. Kita bisa meletakkan box bayi di sana suatu saat."

Sela terdiam, membenarkan dalam hati bahwa apa yang diucapkan suaminya benar. "Baiklah."

"Jja, 30 menit lagi mereka akan datang. Ayo bersiap-siap!"

......

Barang-barang mereka kini telah tertata rapi, semuanya sudah dipindahkan jauh-jauh dari Gwangju -kampung halaman Hoseok. Pukul 8 malam tepat, semua pekerja sudah pamit pulang. Baik Hoseok maupun Sela sama-sama kelelahan. Mereka saat ini tengah berbaring malas di ranjang.

"Sayang, buatkan aku teh, dong," pinta Hoseok kemudian.

Sela mengerang. "Astaga, aku baru saja rebahan dan kau memintaku bergerak lagi. Buatlah sendiri! Aku capek, ah." Sela tidak peduli.

Samar-samar Hoseok mendengar decihan seseorang, sepertinya dia yang berada di pojokan sana -batinnya. Ia kemudian menoleh, dan benar, sosok itu memandang tak suka pada Sela.

Hoseok menghela napas, kali ini ia mengalah dan turun dari lantai atas tersebut. Dapur terletak di bawah, tepatnya di samping kamar mandi.

Kondisi dapur sedang gelap, ditengah langkahnya, ia merasakan hawa yang buruk. Auranya tiba-tiba mencekam dan entah mengapa bulu kuduknya saling berdiri.

Hoseok mengusap tengkuk belakang, ia menggelengkan kepala dan mensugesti diri sendiri bahwa itu tadi bukan apa-apa.

Suasananya makin mencekam saat ia melewati kamar mandi, Hoseok mempercepat langkahnya, dan beruntungnya ia segera menemukan saklar.

Dapur kini jadi terang, Hoseok bernapas lega.

Ia hanya perlu menyeduh teh instan dalam air panas yang berasal dari dispenser. Ketika sedang mengaduk, tiba-tiba lampu dapur jadi padam lalu menyala kembali dalam beberapa detik.

Hoseok jengah, dia bergumam cukup keras. "Aishh... Bisakah kalian diam dan tak menggangguku?!"

Tiga tegukan air teh berhasil meredakan dahaganya. Seusai mencuci gelas, ia berbalik dan huup!

Sosok pucat itu sudah berdiri di belakangnya sambil tetap memasang muka datar.

Hoseok jengkel, ia mengabaikan sosok tersebut dan melangkah menuju kamar kembali. Sementara sosok pucat itu masih setia mengikutinya hingga ke kamar, dan lagi, ia memilih bertempat di pojokan. Memperhatikan Hoseok yang tidur sambil merangkul wanita menyebalkan itu -menurut si pucat.

TBC


Masih kuyakinkan sekali lagi. Ini yaoi kok, kalian ga salah baca 😂

[END] Si Cantik Di Pojok -SopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang