07. Tekad Untuk Merebut

999 140 10
                                    


Dalam sehari, Hoseok bisa menghabiskan waktunya di kantor rata-rata 8 jam, itupun jika dia tidak harus melembur. Sudah barang tentu Yoongi lebih mengetahui kelakuan Sela karena ia tidak akan kemana-mana, berdiri di pojokan selama 24 jam penuh untuk waktu yang bahkan tidak diketahui sampai kapan lamanya.

Yoongi sadar diri. Dia hanya arwah, sebatas makhluk tak kasat mata. Walaupun terkesan ini seperti hal yang supranatural, bisa diartikan apa yang ia sampaikan bisa benar atau salah, terserah individu masing-masing mau percaya atau tidak. Sedangkan Hoseok memilih tidak memercayai ucapannya, dan lagi-lagi membela wanita itu. Mengucapkan beribu maaf ketika matanya mendapati wanita itu menangis, dan timbulah rasa bersalahnya.

Memikirkan itu membuat Yoongi jadi tertawa. "Yayaya... cinta memang membutakan." Baginya, tidak usah jauh-jauh dari pengalaman, dahulu ia tidak mengetahui Taehyung memendam rasa padanya, namun kakaknya itu frustasi karena status keluarga mereka, hingga saat dia diluar alam bawah sadarnya, segala obsesi dia curahkan untuk Yoongi hingga menyakiti yang ia cintai. Yoongi berakhir tewas di tangan kakaknya sendiri. Lama merenung, Yoongi akhirnya tahu bahwa cinta itu begitu gila! "Tapi di sini sakit..." Ia memukul-mukul dadanya sendiri, hatinya terluka saat melihat kebersamaan Hoseok dan wanita itu.

Yoongi sudah dibuat 100% jengkel akan kelakuan Sela. Ia terus-terusan membayangkan, bagaimana seandainya Hoseok tahu, pasti pria itu akan sedih. Yoongi mungkin merelakan hatinya jika memang Sela sebagai istri Hoseok bisa melayani pria itu dengan baik, tapi... dia juga tidak bisa tinggal diam saat wanita itu terus saja melancarkan tipu muslihatnya.

Seperti yang sudah kalian tahu, Sela sehari-harinya itu malas. Dia enggan mengerjakan urusan rumah walaupun statusnya ibu rumah tangga sekalipun, bahkan rumah ini tak memiliki pembantu, seharusnya wanita itu mengerti dan menjalankan kewajibannya! Kedua, menurut pengamatan Yoongi, Sela juga tipikal wanita yang boros, ia hanya bisa menghamburkan uang suaminya dan berpesta di luar sana, lalu sore harinya, sebelum jam kepulangan Hoseok, wanita itu akan pulang dengan diantar seorang pria menggunakan mobil.

Untuk yang terakhir itu, Yoongi tidak bisa memastikan hubungan apa yang dimiliki Sela dengan pria tadi.

Yoongi mendengus melihat wanita itu dari pojokan sana. Ini sudah jam 10 pagi dan dia masih enak-enakan tidur. Tanpa sadar sosok arwah yang akan menjadi rivalnya itu mendengus, Yoongi berkata pada dirinya sendiri. "Kau tidak pantas mendapatkan seorang lelaki sebaik Hoseok, kalau kau tak bisa membahagiakannya, maka aku yang melakukannya. Lihat saja nanti, Han Sela-sshi."

..........

Suatu waktu Hoseok pulang dari kantornya. Pria itu mengernyit saat mendapati rumah nampak kosong melompong begini, lampu tidak dihidupkan,  dan makanan tak tersedia di meja. Ia baru teringat sore tadi, ponselnya menerima notifikasi dari istrinya bahwa wanita itu sedang ke rumah ibunya yang sedang sakit dan perlu menginap.

Padahal kalau Hoseok peka sedikit saja, tadi pagi wanita itu disusul oleh seorang lelaki yang sama saat Yoongi melihatnya beberapa waktu lalu. Kalaupun pria tadi sahabat Sela; apalagi tahu status wanita itu yang sudah menikah. Haruskah mereka melakukan ciuman di ruang tamu seperti yang Yoongi pergoki waktu itu?

Sayangnya semua laporan Yoongi diabaikan oleh Hoseok. Pria itu terus menganggapnya pembual dan ingin merusak rumah tangganya. Bahkan hingga kini ia tidak diindahkan kehadirannya.

Karenanya sekarang Yoongi jadi enggan mendekat. Tetap berada di pojok sana sambil terus mengawasi Hoseok yang saat ini tengah tertidur dengan rasa tidak nyaman.

"Hahh.. Hhh..."

"Kenapa dia?" batin Yoongi. Rasa ingin tahunya membawa ia semakin dekat pada manusia itu.

"Selaaa.. Ah... Aku menginginkamu..."

Yoongi mengulum senyum.

Hoseok kelelahan, ia akhirnya mendapatkan tidur yang dalam dan tetap menjalani aktivitas dalam mimpinya. Awalnya ia berada di sebuah hutan yang cantik, banyak semak belukar yang ditumbuhi oleh mawar yang merah merekah. Baunya wangi bercampur bau tanah dan kayu yang begitu kuat. Tubuhnya diterpa udara dingin yang sejuk khas pegunungan. Pria itu lalu mengamati pakaiannya, ia kini tengah mengenakan setelan putih berbahan satin yang lembut.

Hoseok tersenyum senang, ini pemandangan indah yang jarang ia dapatkan sehari-harinya. Sayangnya suara teriakan keras tersebut berhasil melunturkan senyumnya. Hoseok segera berlari menuju ke asal suara.

Seorang pemuda sedang terjebak di tengah hutan, kedua kakinya terjepit patahan batang kayu yang menindihnya. Pemuda manis itu menangis, tak mampu bergerak dan terus merapalkan permintaan tolong.

Hoseok merasa kuat dalam situasi itu dan berlagak seolah ia penyelamat. Akhirnya setelah mengerahkan seluruh tenaganya, batang pohon itu berhasil ia pindahkan hingga tak menindih kaki pemuda itu.

"Kau baik-baik saja?"

"Terimakasih," lirih pemuda itu. Tak lama  dia mendongak dan mereka bertatapan.

Pemuda itu berkulit putih bersih, rahangnya tegas, binar matanya lucu seperti kucing, hidungnya mungil, dan berpipi merona. Secara keseluruhan dia terlihat manis di mata Hoseok.

-Sekilas seperti Yoongi, namun Hoseok tak menyadarinya.

"Aku... Aku tak mampu berjalan. Bisakah kau mengantarku ke rumahku?"

Wajah itu telah menghipnotisnya. Hoseok tahu-tahu sudah berada di sebuah gubuk. Di dalam gubuk itu terdapat ranjang yang dirambati sebuah tanaman liar berbunga. Terlihat cantik, seperti seseorang yang berbaring di sana. "Hoseok-ie, kemarilah..."

Hoseok kesana, dan tiba-tiba pemuda manis itu menarik kerahnya hingga kepala Hoseok sangat merendah. Kedua mata itu bertatapan, hingga beberapa detik kemudian mata itu saling tertutup. Bibir mereka bersentuhan.

Senyuman pemuda mungil itu mampu membutakannya. Hoseok diam saja saat pakaiannya dilepaskan. Tiba-tiba saja ia tersadar jika mereka telah telanjang bersama; di gubuk sepi ini.

Pemuda manis itu bergerak untuk merangsangnya. Dia terus melancarkan serangan-serangan agar Hoseok mengikuti permainannya hingga akhirnya jiwa dominan Hoseok bangkit. Pria itu langsung merubah posisinya agar menindih pemuda itu.

Kecupan-kecupan dilayangkan. Tangan besar Hoseok makin bergerak ke bawah, ia hendak meremas panyudaranya tapi -tunggu. Dia laki-laki?

"Wae?" tanyanya. Dia tersenyum cantik, sukses membuat iman Hoseok luntur.

Rabaannya makin dilanjut turun ke bawah. Sampai di bagian selatan pemuda itu, Hoseok terdiam. Dia bingung ingin melakukan apa.

Merasa tak ada aksi, pemuda manis itu langsung mendorong Hoseok yang tengah melamun. Hoseok tersentak, namun lagi-lagi wajah manis itu mengalihkan rasa terkejutnya. Si manis memanjakan penisnya dengan mulut mungilnya. Hoseok total pusing, dia benar-benar dalam masa 'keras' nya hingga ia merasa kejantanannya memasuki sesuatu yang sempit.

Si dominan memejam, ia merasa ketat, sempit, dan panas di dalamnya.

Si manis bergerak-gerak lincah di atasnya. Penis Hoseok terpijat-pijat secara sempurna. Ia mendongak untuk dapat melihat ekspresi erotis itu, si manis wajahnya tengah sayu mengundang dengan bibir mungilnya yang berteriak-teriak memanggil nama Hoseok.

Tidak lama, Hoseok sampai di puncaknya. Napasnya tidak beraturan, belum lagi tertimpa beban ringan pemuda itu yang memeluknya. Tangan Hoseok otomatis melingkar mesra di pinggang si manis. Meraba-raba lagi, merasakan kelembutan permukaan kulit pucat tersebut.

.........

Hoseok terbangun. Ia terdiam di ranjangnya dengan otak yang masih memproses kejadian mimpinya barusan. Dirasanya ia di bagian bawah sedang basah, becek. Ah sial, Pria itu menghela napas. Ia segara ke kamar mandi untuk berbenah diri.

Dalam guyuran shower itu. Hoseok berpikir kembali. Sosok itu.... Sepertinya tidak asing baginya. Mirip dengan...

"Yoongi?"

Oh tidak

Jadi dia tadi bersetubuh dengan.... Yoongi?

TBC

[END] Si Cantik Di Pojok -SopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang