Allah memberikan kita rasa sakit agar kita belajar bahwa hidup bukan selamanya tentang kebahagian.
~
Disinilah aku sekarang,menatap Abah yang terbaring di atas ranjang dari balik pintu kaca.Ini pertamakali aku melihat Abah selemah ini.Beberapa jam yang lalu aku masih mencium tangan kokohnya saat perpamitan, tapi sekarang tangan itu harus dihiasi selang infus.
Ku dekati Ummi yang duduk di bangku tunggu.Kami berdua menunggu Abah yang masih dalam pemeriksaan dokter di ruang UGD.Bekas air mata masih nampak di wajahnya.Aku mengelus penggungnya,mencoba menguatkan.
"Abah pasti kuat kok Ummi.Kita harus doain Abah"
Ummi memelukku,meluapkan semua kekhawatirannya.
Selang beberapa menit,Jihad dan Arini datang serta Wahyu di belakang mereka.Mereka menelfonku yang tiba-tiba menghilang di acara.Aku belum menceritakan perilah Dafa,aku hanya mengatakan kalau aku tiba-tiba pergi karena Abah masuk rumah sakit.
mereka berdua memelukku dan Ummi.
"Sabar ya Tante,ini ujian dari Allah" kata Jihad sembari memeluk Ummi.
Ummi ku hanya mengangguk sebagai jawaban.
Lalu Jihad dan Arini memelukku.Aku menangis dalam dekapan mereka.Aku sedang tak baik-baik saja.Hari ini aku mendapat dua kabar buruk secara beruntun.
Dafa yang akan menikah dengan wanita lain,dan yang kedua Abah yang harus di larikan ke rumah sakit.
"Lo harus tabah ya Qis" wahyu mencoba menyemangati ku.
Aku memeksakan bibir ku untuk tersenyum.
Pintu ruang UGD terbuka.Dokter yang memeriksa Abah sudah keluar.Aku dan yang lain langsung menghampiri nya untuk menanyakan perihal kondisi Abah.
"Pasien belum sadarkan diri.Beliau mengalami serangan jantung mendadak"
Itu jawaban dokter saat kami menanyainya.
"Dok apa saya bisa menemui suami saya sekarang?"
"Iya boleh,tapi hanya satu orang"
Dokter itu pun berlalu setelah memperbolehkan Ummi menemui Abah.
"Oh iya,tolong salah satu keluarga pasien ikut saya.Ada hal yang ingin saya bicarakan."kata dokter itu sebelum berlalu dari kami.
Ummi pun menyuruhku untuk ikut dengan dokter itu dan dia yang akan menemui Abah terlebih dahulu.
Aku ikut di belakang dokter itu menuju ruangannya.Aku masuk ke ruangan itu,ruangan yang menurut ku sangat rapi dan di penuhi oleh buku-buku.
Sang dokter melepas jasnya dan masker yang sejak tadi menutupi wajahnya.
Aku terpaku melihatnya.Untuk sepersekian detik mataku berdosa.Melihat ciptaan Allah yang belum halal bagiku.
Dokter itu tampan.Bisa dibilang sangat tampan.Perawakan tinggi,hidung mancung,bibir tipis pink,rahang yang kokoh,kulit putih mulus..astagfirullah,aku langsung beristigfar dalam hati.Cepat-cepat menundukkan pandangan.
"Anda siapanya pak Juanda?"
"Saya anaknya dok"jawabku.
"Saya ingin bertanya,apa Ayah Anda pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya?"
"Tidak pernah dok,ini pertama kalinya.Dan Abah saya juga tidak punya riwayat penyakit jantung"
"Bisa saja ini di sebabkan faktor keseharian Ayah Anda."
Aku menyimaknya dengan seksama.Aku merasa bersalah pada Abah,aku sibuk bekerja sampai tak memperhatikan pola hidup Abah.
Ia menanyakan beberapa hal padaku dan mencatatnya setelah itu ia mengatakan bahwa aku sudah boleh meninggalkan ruangannya.
"Setelah kondisi Ayah Anda membaik tolong kontrol pola hidupnya."itu pesannya sebelum aku meninggalkan ruangannya.
Saat berjalan menuju pintu,aku merasa terus di perhatikan dari belakang.Apa hanya aku yang kegeeran.Aku ingin berbalik untuk memastikan,tapi aku terlalu malu.Ku urungkan niat ku,karena ku fikir tidak mungkin dokter itu memperhatikan ku.Aku membuka knop pintu lalu menuju ruangan Abah.Aku ingin segera melihat kondisinya.
Alhamdulillah part 2 nya update hari ini🤗tapi maaf ya partnya lebih pendek🤭
Salam hangat untuk kalianBk2
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rasa Dari Allah
Romance"Mm ... tapi kamu jangan marah ya" "Iya." "Tapi jangan benci juga sama aku" "Iya Balqis." ia tersenyum lagi.Yaa Allah aku semakin gugup. "Mmm ... sebenarnya ... sebenarnya aku ... aku ... aku suka sama kamu dari kita masih SMA." Aku mengucapkannya t...